Arsip Tag: romance sungjong myungsoo L INFINITE

∞GHOST∞ #Chapter 11

∞Tittle      : ∞GHOST∞

∞Author  : Jung Yoojin

∞Cast       : -Kim Myungsoo -Lee SungJong
∞Genre    : Mysteri, bromance, love,  fantasy, friendship, school life

∞Rate       : T

∞Disc        : Their self but this fict is mine,

∞Warning :  boyslove, typos, don’t like don’t read.

Please no silent reader :’3

.

.

.

.
Tak butuh waktu yang lama bagi polisi untuk datang, rumah yang awalnya sunyi itu kini menjadi sangat ramai dan dipenuhi dengan petugas kepolisian. Hoya yang masih tak sadarkan diri terlihat di bawa oleh beberapa polisi. 

Dari balik kaca mobil, mereka menyaksikan semua itu. Ada perasaan lega dan juga puas karena seseorang yang telah mengganggu kehidupan mereka telah diamankan. SungJong mungkin satu-satunya yang merasa sedih, karena bagaimanapun juga dia Paman-nya, adik dari aboeji-nya. Namun, mungkin ini yang terbaik untuk Hoya, jika terus-terusan dibiarkan dia akan selalu berbuat kejahatan. 

“SungJongie…kau tidak terluka kan baby? Apakah Hoya menyakitimu?” Tanya Myungsoo sembari melihat SungJong yang duduk di depannya, disebelah Woohyun, sementara dirinya duduk di belakang bersama dengan Key. 

SungJong menengok dan tersenyum. “Aku tidak apa-apa, Paman hanya mengikatku karena tidak ingin aku kabur…” jawabnya, Myungsoo pun tersenyum mendengarnya.

“Dia bahkan mengikatmu karena tahu kau akan kabur…” sahut Woohyun dengan terus melihat keluar. “Tapi dia membiarkan Key berkeliaran disana…”

Key yang semula menunduk, segera mengangkat kepalanya, namun tidak lama, dan kemudian kembali menunduk. SungJong dan Myungsoo bertatapan sedikit kaget, tetapi SungJong memilih segera diam. Myungsoo sedikit melirik Key, ia tahu bagaimana perasaan namja itu, pasti campur aduk dan sedih. Karena pergi menemui Hoya tentu bukan pilihan dari hatinya yang paling dalam. 

“Apakah masih sakit? Tenanglah, istirahat saja dulu..kita akan segera ke Rumah sakit…” ucap Myungsoo sembari merapatkan jaket Key. Key tidak menjawab dan terus menunduk dalam. Myungsoo benar-benar tidak tega melihatnya. “Hey, sudahlah…semuanya telah berakhir…kemarilah…dan istirahat!” Myungsoo mendekatkan tubuhnya pada Key kemudian mendekap namja yang pernah menjadi kekasihnya itu untuk menenangkan. Myungsoo tidak ingin Key semakin terpuruk karena Woohyun yang saat ini tengah marah padanya. 

“hyung…kita pergi sekarang….” Ajak SungJong pada Woohyun. 

Woohyun menengok SungJong sembari tersenyum. “Yahh…kita ke rumah sakit dulu, kau harus mendapatkan perawatan…” ucapnya. SungJong menganggukkan kepala, disini sebenarnya Key yang lebih membutuhkan perawatan, bukan dirinya. 
*

*

SungJong dan Key segera mendapatkan perawatan begitu sampai di Rumah Sakit. SungJong hanya luka ringan di pergelangan tangan karena ikatan Hoya, sedangkan Key harus mendapatkan perawatan yang lebih karena terdapat luka yang cukup banyak. Selain itu Key mengalami trauma yang membuatnya tidak berbicara sepatah kata pun. Myungsoo dengan sabar menunggui dan menenangkan Key. Bukannya ia tidak ingin menemani SungJong, namun SungJong sudah aman bersama dengan Woohyun sekarang, selain itu Key lebih membutuhkan seseorang di sampingnya. 

“Ohh baby…bagaimana? Kau tidak apa?” Tanya Myungsoo setelah ia bisa mengunjungi SungJong di kamar rawat. 

“Myungsoo hyung…” SungJong berbinar dan segera menunggu Myungsoo untuk mendekat ke arahnya dan memeluk dirinya. “Aku baik-baik saja…bagaimana Key hyung?” 

“Dia sedang tidur, makanya aku kesini…syukurlah kau baik-baik saja…” ucap Myungsoo mengecup pucuk kepala SungJong. “Kau tidak boleh seperti ini lagi, menemui Hoya sendirian, apa yang kau pikirkan Jongie, dia orang yang berbahaya…”

“Maafkan aku..aku pikir Paman akan mendengarku…” sesal SungJong. “Tapi aku tidak apa-apa hyung sungguh…”

Myungsoo mengangguk dan menarik nafas panjang. Setidaknya semua sudah berakhir. Namja itu kemudian menoleh kearah Woohyun yang sedari tadi dengan setia menunggui SungJong. 

“Temui Key, tidakkah kau ingin menenangkannya? Lukanya cukup banyak…”

“Dia terluka karena salah dia sendiri…”

“Dia membutuhkanmu…”

“Jika dia butuh aku seharusnya dia tidak dengan gegabah pergi…”

Myungsoo menghembuskan nafas berat. “Jangan seperti itu, Key membutuhkanmu, dia memiliki alasan untuk pergi, dia melakukannya untukmu, untuk kita semua…”

“Dan dia tidak memikirkan perasaanku…” sergah Woohyun. 

“Karena dia begitu memikirkanmu makanya ia melakukan hal itu..” Myungsoo tidak ingin kalah. “Tidak tahukah kau, Hoya sudah mengancam untuk menyakiti kita semua terutama kau jika Key tidak kembali padanya…”

“…..”

“Ketika ia menerima ancaman itu ia hanya menyimpannya sendiri, namun…aku cukup mengenalnya, aku tahu setiap perubahan dalam sikapnya, jika aku tidak menyadari mungkin saat ini kita sudah kehilangan Key…” tutur Myungsoo lagi. “Setelah apa yang ia lakukan apakah pantas kau mengabaikannya seperti ini?”

“…..” Woohyun masih terdiam. 

“Tapi sudahlah, kau mungkin masih membutuhkan waktu untuk berpikir, untuk sementara sampai kau siap, aku akan menjaga Key…” putus Myungsoo. 

Woohyun hanya mengangguk kemudian berdiri dan beranjak pergi dari sana.Namja itu memang butuh untuk menenangkan diri lebih dahulu, karena tidak mudah memang ketika berada di posisi Woohyun. 

“hyung…” SungJong melingkarkan tangannya ke pinggang Myungsoo dan menatapnya. “Key hyung tidak bersalah, dia terpaksa melakukan semua itu…”

“Aku tahu Jongie…hanya saja Woohyun mungkin butuh menenangkan diri…” ucapnya lalu mengelus kepala SungJong. “Untuk sementara, aku akan merawat Key hingga Woohyun mau menemuinya, kau tidak apa-apa kan?”

SungJong tersenyum dan mengangguk. “Tentu saja, aku justru senang kau masih sangat perhatian dengannya…lakukan yang terbaik hyung…”

“Baiklah, sebaiknya kau segera temui Sungyeol, tapi…jangan ceritakan apapun padanya, jika tidak ia akan marah besar…”

“Aku mengerti…”

Myungsoo menangkupkan pipi SungJong kemudian merundukkan wajahnya dan menyatukan bibir mereka. Beberapa hari ini tidak bertemu membuat rindu dalam hati mereka begitu memuncak. Dan hari ini adalah puncak dari segalanya. 
*

*

*

“hyung kau sudah boleh pulang?” Tanya SungJong pada Sungyeol yang terlihat mulai menggerakkan kakinya mencoba untuk berjalan. SungJong segera membantunya. 

“Aku merasa sudah baikan, dan lagi sudah terlalu lama aku berdiam diri…” jawabnya. 

SungJong menganggukkan kepalanya. “Baguslah, hyung…ada banyak sekali yang harus aku beli, jika kau terbaring terus disini kapan kau akan memberiku uang…”

“Aigoo…kekasihmu itu orang kaya, kenapa kau tidak meminta padanya?” Sungyeol tertawa pelan. 

“Myungsoo hyung sedang sibuk, mana bisa aku minta padanya…”

“Ahh ngomong-ngomong soal dia, kemana Myungsoo dan Woohyun akhir-akhir ini, tidak terlihat…”

“Mereka sibuk hyung, ayo kita pulang!”

Sungyeol mengangguk dan menunggu dongsaeng nya itu untuk membawa semua perlengkapannya dan membantunya berjalan. Dia sudah tidak ingin duduk lagi kursi roda, sedikit demi sedikit ia akan mencoba kembali berjalan.Dia sudah rindu untuk kembali bekerja mengurus perusahaan. 
*

*

*

Setelah membeli beberapa kotak makanan ringan, Myungsoo bergegas kembali ke Rumah Sakit. Untuk sementara dia menyerahkan seluruh pekerjaannya di Kingdom pada Woohyun, setidaknya sampai Key sembuh, atau sampai ketika Woohyun mau kembali berbicara pada Key. Tidak ada yang berat untuk Myungsoo melakukan semua ini, setidaknya dia sudah banyak belajar untuk lebih memperhatikan orang-orang di sekitarnya. Kecelakaan yang membuatnya tertidur dalam waktu yang panjang itu telah memberinya pelajaran. 

“Key…” tegur Myungsoo. “Kau sudah bangun rupanya, makan dulu yah, dari kemarin kau tidak makan sama sekali, aku sudah membawakanmu banyak makanan…”

Key tidak menjawab, namja itu memang sudah bangun dari tidurnya, dan duduk bersandar pada tepi ranjang sembari memeluk lututnya. Wajahnya begitu pucat dan tatapannya kosong. Key memang belum  mengucapkan satu kata pun sejak mereka pulang. 

“Kau tidak apa hmm? Kau ingin makan atau ingin mandi?” Myungsoo kembali bertanya. Namun Key masih enggan untuk menjawabnya. Myungsoo menarik nafas panjang, kemudian duduk di tepi ranjang. 

“Key…” tangan Myungsoo tergerak dan menyentuh bahu Key, namun namja itu dengan cepat menyentakkannya, memandang takut Myungsoo lalu menggeser tubuh dengan memeluk erat lututnya. 

Myungsoo mengerutkan kening nya tak mengerti. “Ini aku, kenapa kau takut seperti itu? Kau baik-baik saja kan..” tegur Myungsoo kembali mencoba menyentuh namja itu, tetapi Key sekali lagi membuatnya kaget dengan menghindari dirinya dan menatap takut, seolah Myungsoo adalah orang jahat yang berniat melukainya. 

“Astaga, kau kenapa? Kemarilah, bicara padaku!”

“T-tidak!! Jangan mendekat!! Jangan menyentuhku!!! PERGI!!!”

Key histeris, ia mendorong tubuh Myungsoo keras, melemparnya dengan bantal dan selimut lalu berlari ke pojok dinding ketakutan. Namja itu bergetar dan begitu ketakutan, keringat dingin membasahi wajah pucatnya. 

“Yaa! Gwanchana??” Myungsoo cemas dan segera berdiri untuk menghampiri Key. “Ini aku, Kim Myungsoo, kenapa kau seperti ini?” ucapnya, dengan langkah begitu pelan Myungsoo mendekati namja itu, matanya terus menatap Key untuk meyakinkan bahwa dirinya tidak berniat buruk padanya. 

Semakin dengan namja itu tidak membuat Key terlihat tenang, sorot matanya benar-benar ketakutan. Ketika Myungsoo menyentuh tangannya ia masih bergetar namun tidak mencoba untuk menghindar. 

“Tenanglah…tidak apa, kau aman bersama denganku…” ucap Myungsoo sembari merengkuh bahu namja itu mencoba untuk menenangkan. Dan disaat itu Key menunduk, ada aliran bening yang jatuh dari kedua matanya, Myungsoo trenyuh, Key pasti sangat menderita, mungkin ia sudah terlalu lelah menanggung semuanya. 

“Tidak apa-apa, semua sudah berakhir…” Myungsoo membawa tubuh Key ke dalam pelukannya dan meyakinkan bahwa semuanya baik-baik saja. Seberapa baiknya Myungsoo melakukan hal ini tapi yang dibutuhkan Key hanyalah Woohyun untuk saat ini. Karena melihat Woohyun yang begitu terlihat kecewa pasti memberikan rasa sakit yang begitu dalam padanya. 
*

*

Tidak banyak yang bisa dilakukan Myungsoo setelah Key tertidur, ia terus berada di dekat namja itu untuk memastikan ia tidak melakukan hal yang buruk. Menurut dokter, Key mengalami trauma yang begitu berat, baik jiwa maupun fisiknya. Myungsoo takut jika Key bangun nanti dia merasa sendirian dan kesepian. Setidaknya SungJong tak merasa keberatan dia melakukan hal ini, bahkan Myungsoo hanya memiliki waktu yang begitu sebentar untuk kekasihnya itu. 

“hyung!!!” SungJong terlihat berlari dari koridor menuju ke arah Myungsoo yang menunggu di depan kamar rawat Key. “Bagaimana keadaan Key hyung? Aku benar-benar terkejut saat kau menelvonku tadi..”

Myungsoo menggeleng pelan. “Tidak baik, bagaimana Woohyun? Kau mengajaknya kemari tadi?”

“Iya, tapi dia bilang dia ada pekerjaan yang tidak bisa ia tinggalkan…”

“Itu pasti hanya alasannya saja…” Myungsoo mendesah pelan sembari memijit kepalanya pusing. “Jika terus-terusan seperti ini tidak akan baik, apa yang dialami Key membuatnya begitu trauma..”

“Paman menyiksanya dengan sangat kejam, sementara aku tidak bisa berbuat apapun, harusnya aku bisa menghentikannya…” sesal SungJong. 

Myungsoo mengusap kepala SungJong dengan lembut, kekasihnya ini benar-benar sangat ia rindukan. Akan tetapi mereka belum ada kesempatan untuk saling melepas rindu. Hoya mungkin memang sudah berada di penjara dan menunggu sidang pengadilan, namun entah kenapa semuanya masih belum bisa kembali seperti semula. Keadaan Key memburuk, Woohyun yang tidak mau menemui Key. 

“Aku ingin bertemu Key hyung, bisakah?”

“Tentu saja baby, aku harap dia bisa lebih terbuka padamu…tadi dia bahkan mengiraku orang lain..”

“Separah itu kah?”

“Hmm…ajaklah dia berbicara…”

SungJong menganggukkan kepalanya beberapa kali. Dia sangat prihatin dengan keadaan Key saat ini. Baiklah, untuk yang satu ini dia benar-benar akan sulit untuk memaafkan Hoya, bagaimanapun nanti. Key orang yang baik, ia tidak pantas mendapatkan semua itu. 

“Hyung!!! Astaga!!!” SungJong memekik dengan lumayan keras melihat apa yang dilihatnya disana. Myungsoo yang mendengar itu segera masuk  ke dalam dengan sangat cepat. 

“Ada apa..Astaga!! KEY!!! Apa yang kau lakukan??”

Tanpa banyak menunggu lagi Myungsoo segera berlari menghampiri namja yang duduk di tepi tempat tidur itu. Menyambar sesuatu yang berada dalam genggaman tangan Key dan membuangnya. “SungJong-ah, panggil dokter!!”

“Baik!”

“Key apa yang kau lakukan hah? Kau gila!!” Myungsoo benar-benar marah, pasalnya Key baru saja menggunakan pecahan gelas untuk mengiris pergelangan tangannya. Mungkin memang belum terlalu dalam, tapi itu cukup membuat darah keluar dan mengalir dengan deras. Namja itu pucat sekali, tubuhnya melemas. 

Myungsoo mendekap tubuhnya dan menenangkan. “Kumohon…jangan seperti ini, apa yang kau lakukan saat itu tidak benar..” ucap Myungsoo sembari menahan agar darah tidak mengalir deras dari sana. 

“W-Woohyun…”

“Woohyun akan segera datang, dia sudah tidak marah padamu…hanya saja dia sedang banyak sekali pekerjaan..”

“Hiks…Woohyun…d-dia marah padaku…”

Myungsoo menggelengkan kepala. “Tidak Key, dia tidak marah, kau jangan seperti ini, Woohyun akan sedih melihatmu…” tutur Myungsoo lagi. Key tidak menjawab dan menyandarkan kepalanya pada lengan Myungsoo, wajahnya pucat dan matanya perlahan terpejam. Myungsoo seperti bisa merasakan kesedihan yang dialami namja ini, dia benar-benar marah, pada Hoya karena menyebabkan ini semua, dan juga pada Woohyun yang terlalu mengedepankan ego nya. Setelah ini mungkin dia akan berbicara pada Woohyun. 
*

*

*

Di tempat lain, di tempat yang gelap dan terkurung itu, Hoya terdiam duduk disana. Wajahnya menyiratkan sesuatu yang tidak bisa untuk di tebak. Ruangan itu sungguh gelap dibandingkan dengan rumahnya yang mewah, sepi mungkin dia tidak apa, namun suasana yang seperti ini membuatnya tidak suka.

Perasaannya bercampur aduk, jujur saja dia terus memikirkan Key sejak ia bangun dari pingsan-nya, firasatnya buruk, selain itu dia pergi setelah menyakiti namja itu. Sungguh, Hoya sangat ingin melihat Key untuk saat ini. Otaknya mulai berpikir, Hoya tidak berniat untuk menghabiskan waktunya untuk berada di tempat ini. Ini bukan dirinya jika tidak mampu untuk berbuat sesuatu. 
*

*

*

“YAAK NAM WOOHYUN!!”

Myungsoo segera berteriak begitu melihat Woohyun yang baru saja membuka pintu masuk ke dalam rumahnya. Namja itu membawa banyak sekali tumpukan dokumen yang Myungsoo suruh untuk membawanya, jika tidak seperti ini mungkin ia akan sulit bertemu dengan namja itu. 

“Aku sudah mendapatkan tanda tangan dari Hwang Sajangnim, dan kau hanya tinggal…..”

“Letakkan dokumen itu sekarang dan kemari!!”

Woohyun sedikit mengerutkan dahinya karena Myungsoo yang langsung marah-marah terhadapnya. Seingatnya ia sudah melakukan apa yang sajangnimnya itu inginkan. “Aku sudah melakukan dengan benar kan?”

“Berhenti melakukan semua itu, segera pergi ke Rumah Sakit dan temui key! Mau sampai kapan kau mendiamkannya seperti itu hah?”

“Kau menyuruhku kemari hanya untuk itu?” Tanya Woohyun enteng. Myungsoo geram mendengarnya. “YAA!!”

“Aku sudah mengatakan padamu, aku tidak ingin menemuinya untuk sementara waktu, kenapa kau tidak mengerti juga…”

“Aku tidak mau tahu, Key membutuhkanmu, kau harus segera menemuinya!! Kau ini egois sekali hah!!”

“Aku egois?” Woohyun sedikit tidak terima. “Dia yang memutuskan semua itu sendiri, dia pergi ke Hoya tanpa memikirkan bagaimana perasaanku…”

“Dasar bodoh, dia melakukannya karena Hoya mengancam!!”

“Jika begitu seharusnya ia menceritakannya padaku!!”

“Key tidak punya pilihan lain!!”

“Dia punya, dia memiliki aku, dia bisa menceritakannya jika dia benar mencintaiku!!”

Myungsoo menggeram kesal, dia memang tahu jika Woohyun terkadang memiliki sifat yang keras kepala sama seperti dirinya. Tapi ia tidak menyangka jika seperti ini, setidaknya ia sudah sedikit berubah ketika bertemu dengan SungJong. 

“Bagaimanapun…” Myungsoo melunakkan ucapannya. “Kau tetap harus menemuinya, dia sakit Woohyun-ah…kenapa kau seperti ini..”

“Dia sakit karena ulah nya sendiri…” ketus Woohyun. 

“Woohyun-ah!!”

“Sudahlah, dia akan menyadari kesalahannya…”

“Kau bilang apa tadi??? YAA!!!”

Tanpa di duga oleh Myungsoo dan juga Woohyun, SungJong yang sedari tadi mendengarkan perdebatan itu benar-benar merasa muak dan juga kesal. Woohyun begitu keras kepala, sedangkan Key sangat membutuhkan namja itu sekarang. Semua yang Key lakukan adalah untuk Woohyun, tetapi Woohyun seperti tidak mau mengerti. 

“Key hyung seperti itu dan kau bilang semua itu kesalahannya??” tanya SungJong dengan marah. 

“Tapi itu benar!! Kau melihatnya sendiri, dia pasti bicara padamu jika ia memilih Paman mu itu dari pada aku!”

“Dasar bodoh!” SungJong merutuk. “Aku disana dan aku tahu semuanya!!” bentaknya, ia sama sekali tidak berpikir untuk memperlakukan Woohyun dengan lebih hormat, karena ia sangat kesal sekarang. 

“Satu-satunya alasan kenapa Key hyung mau menyerahkan dirinya adalah karena dirimu, kau begitu bodoh hingga tidak menyadarinya, dia memang tidak menceritakan semuanya padamu karena Paman begitu jahat, kau tahu sendiri bagaimana Paman, dia bisa melakukan apapun padamu, jika kau terluka Key hyung akan merasa sangat sedih…”

Woohyun terdiam seolah tidak ada kata yang bisa ia katakan, ucapan SungJong begitu membuatnya terdiam, ia menunduk. Berbagai macam pikiran saat ini sedang berkecamuk di kepalanya. Myungsoo bahkan bisa melihat perubahan itu, sepertinya ucapan SungJong lebih berhasil mengena di hati Woohyun.  

“Key hyung sangat menyesal dengan perbuatannya di masa lampau yang menyakitimu dengan memilih Myungsoo hyung juga Paman Hoya, dia ingin menebus semua itu….”

“……”

“Paman selalu mengancam akan membunuhmu jika Key hyung tidak mau bersamanya, menurutmu apa yang harus dilakukan Key hyung menerima semua ancaman itu?” ucap SungJong lagi, dia tidak akan berhenti hingga Woohyun sadar. Namun sepertinya Woohyun masih belum bisa membuka mulutnya. 

“Jika kau menjauhinya, marah padanya setelah apa yang ia lakukan, tidakkah kau merasa sangat keterlaluan…dia tidak memiliki semangat hidup lagi, seperti kemarin ia mencoba bunuh diri…”

Woohyun tersentak dan mengangkat kepalanya. “K-kau bilang apa? Bunuh diri?” tanyanya serak, Myungsoo kemudian berjalan mendekat dan menepuk bahu Woohyun. 

“Dia begitu terguncang, kemarin dia mencoba bunuh diri…”

“Apaa???”

“Yahh kalau aku jadi Key hyung mungkin lebih baik aku mati saja..” sahut SungJong. 

“A-aku…a-aku harus menemuinya, yaah,.,aku harus menemuinya…!!”

Woohyun tanpa memikirkan apapun lagi segera berlari pergi. SungJong menarik nafas panjang, mungkin memang Woohyun harus menerima sesuatu yang memukulnya untuk membuatnya sadar, jika di biarkan berlarut-larut maka tidak akan baik. Kasihan Key karena sudah terlalu lama menderita. 

SungJong menarik nafas lega, baguslah ucapannya sedikit banyak membuat Woohyun sadar. Namja itu memang tidak boleh untuk di biarkan berlarut-larut dalam kesalahpahaman yang tidak perlu. 

“Ohh…Hyung….” Terlalu asik dalam pikirannya, SungJong sedikit terkejut ketika mendapati seseorang melingkarkan tangannya ke pinggangnya dan memeluknya dari belakang dengan erat. 

“Ucapanmu benar-benar membuat Woohyun terdiam, aku bahkan sudah putus asa menjelaskan padanya…” bisik Myungsoo sembari mengecup telinga SungJong. 

“Aku hanya mengatakan apa yang sebenarnya saja…”

Myungsoo kemudian membalikkan tubuh kekasihnya itu kemudian mengelus pipi lembutnya perlahan. “Dan kau memang yang terbaik, baby aku merindukanmu…rasanya kita sudah lama sekali tidak menghabiskan waktu bersama…”

“Aku juga…”

“Juga apa baby..”

“Juga merindukanmu…”

Myungsoo tersenyum lalu mengecup bibir yang menggemaskan itu beberapa kali, rasanya dia benar-benar merindukan kekasihnya itu, banyak masalah yang terjadi membuat mereka tidak ada waktu untuk menghabiskan waktu bersama. 

“Kkaja…ikut aku…” Myungsoo merengkuh pinggang SungJong. 

“Kemana?” tanya SungJong yang disambut dengan senyuman penuh arti oleh Myungsoo. SungJong kemudian tersenyum. “Ahh baiklah aku mengerti…”

Dan sepertinya hari ini akan menjadi hari yang panjang bagi mereka berdua. 
*

*

*
Di tempat lain, suasana sedang kacau, beberapa petugas terlihat berlarian kesana kemari, ambulans yang data beberapa menit yang lalu terlihat sudah mengangkut beberapa petugas polisi yang terluka parah di bagian perutnya. Hal ini membuat suasana benar-benar kacau, di tambah lagi ada beberapa sel yang mendapat kerusakan serius. 

“YAA!! Sebenarnya apa saja yang kalian lakukan hah???” salah seorang komandan dengan baju seragam berpangkat terlihat memarahi semuanya anggotanya. 

“Maafkan kami kapten, itu sudah terjadi dari tadi malam, dan semua petugas bisa di lumpuhkan, kami benar-benar tidak tahu!”

“Sekarang cepat kerahkan seluruh anggotamu, cari dia hingga dapat dan masukkan lagi dia ke dalam sel!! Kalian harus berhasil menangkapnya hari ini juga!!” tegasnya. 

“Baik Kapten!!”

“Siapa tahanan yang berhasil kabur??”

“Lee Hoya, tahanan dengan tuduhan pembunuhan dan penculikan, pelapor nya Kim Myungsoo…”

“Baiklah, segera hubungi Kim Myungsoo….”

*

*

*

-TBC-

∞GHOST∞ #Chapter 11

∞Tittle      : ∞GHOST∞

∞Author  : Jung Yoojin

∞Cast       : -Kim Myungsoo -Lee SungJong
∞Genre    : Mysteri, bromance, love,  fantasy, friendship, school life

∞Rate       : T

∞Disc        : Their self but this fict is mine,

∞Warning :  boyslove, typos, don’t like don’t read.

Please no silent reader :’3

.

.

.

.
Tak butuh waktu yang lama bagi polisi untuk datang, rumah yang awalnya sunyi itu kini menjadi sangat ramai dan dipenuhi dengan petugas kepolisian. Hoya yang masih tak sadarkan diri terlihat di bawa oleh beberapa polisi. 

Dari balik kaca mobil, mereka menyaksikan semua itu. Ada perasaan lega dan juga puas karena seseorang yang telah mengganggu kehidupan mereka telah diamankan. SungJong mungkin satu-satunya yang merasa sedih, karena bagaimanapun juga dia Paman-nya, adik dari aboeji-nya. Namun, mungkin ini yang terbaik untuk Hoya, jika terus-terusan dibiarkan dia akan selalu berbuat kejahatan. 

“SungJongie…kau tidak terluka kan baby? Apakah Hoya menyakitimu?” Tanya Myungsoo sembari melihat SungJong yang duduk di depannya, disebelah Woohyun, sementara dirinya duduk di belakang bersama dengan Key. 

SungJong menengok dan tersenyum. “Aku tidak apa-apa, Paman hanya mengikatku karena tidak ingin aku kabur…” jawabnya, Myungsoo pun tersenyum mendengarnya.

“Dia bahkan mengikatmu karena tahu kau akan kabur…” sahut Woohyun dengan terus melihat keluar. “Tapi dia membiarkan Key berkeliaran disana…”

Key yang semula menunduk, segera mengangkat kepalanya, namun tidak lama, dan kemudian kembali menunduk. SungJong dan Myungsoo bertatapan sedikit kaget, tetapi SungJong memilih segera diam. Myungsoo sedikit melirik Key, ia tahu bagaimana perasaan namja itu, pasti campur aduk dan sedih. Karena pergi menemui Hoya tentu bukan pilihan dari hatinya yang paling dalam. 

“Apakah masih sakit? Tenanglah, istirahat saja dulu..kita akan segera ke Rumah sakit…” ucap Myungsoo sembari merapatkan jaket Key. Key tidak menjawab dan terus menunduk dalam. Myungsoo benar-benar tidak tega melihatnya. “Hey, sudahlah…semuanya telah berakhir…kemarilah…dan istirahat!” Myungsoo mendekatkan tubuhnya pada Key kemudian mendekap namja yang pernah menjadi kekasihnya itu untuk menenangkan. Myungsoo tidak ingin Key semakin terpuruk karena Woohyun yang saat ini tengah marah padanya. 

“hyung…kita pergi sekarang….” Ajak SungJong pada Woohyun. 

Woohyun menengok SungJong sembari tersenyum. “Yahh…kita ke rumah sakit dulu, kau harus mendapatkan perawatan…” ucapnya. SungJong menganggukkan kepala, disini sebenarnya Key yang lebih membutuhkan perawatan, bukan dirinya. 
*

*

SungJong dan Key segera mendapatkan perawatan begitu sampai di Rumah Sakit. SungJong hanya luka ringan di pergelangan tangan karena ikatan Hoya, sedangkan Key harus mendapatkan perawatan yang lebih karena terdapat luka yang cukup banyak. Selain itu Key mengalami trauma yang membuatnya tidak berbicara sepatah kata pun. Myungsoo dengan sabar menunggui dan menenangkan Key. Bukannya ia tidak ingin menemani SungJong, namun SungJong sudah aman bersama dengan Woohyun sekarang, selain itu Key lebih membutuhkan seseorang di sampingnya. 

“Ohh baby…bagaimana? Kau tidak apa?” Tanya Myungsoo setelah ia bisa mengunjungi SungJong di kamar rawat. 

“Myungsoo hyung…” SungJong berbinar dan segera menunggu Myungsoo untuk mendekat ke arahnya dan memeluk dirinya. “Aku baik-baik saja…bagaimana Key hyung?” 

“Dia sedang tidur, makanya aku kesini…syukurlah kau baik-baik saja…” ucap Myungsoo mengecup pucuk kepala SungJong. “Kau tidak boleh seperti ini lagi, menemui Hoya sendirian, apa yang kau pikirkan Jongie, dia orang yang berbahaya…”

“Maafkan aku..aku pikir Paman akan mendengarku…” sesal SungJong. “Tapi aku tidak apa-apa hyung sungguh…”

Myungsoo mengangguk dan menarik nafas panjang. Setidaknya semua sudah berakhir. Namja itu kemudian menoleh kearah Woohyun yang sedari tadi dengan setia menunggui SungJong. 

“Temui Key, tidakkah kau ingin menenangkannya? Lukanya cukup banyak…”

“Dia terluka karena salah dia sendiri…”

“Dia membutuhkanmu…”

“Jika dia butuh aku seharusnya dia tidak dengan gegabah pergi…”

Myungsoo menghembuskan nafas berat. “Jangan seperti itu, Key membutuhkanmu, dia memiliki alasan untuk pergi, dia melakukannya untukmu, untuk kita semua…”

“Dan dia tidak memikirkan perasaanku…” sergah Woohyun. 

“Karena dia begitu memikirkanmu makanya ia melakukan hal itu..” Myungsoo tidak ingin kalah. “Tidak tahukah kau, Hoya sudah mengancam untuk menyakiti kita semua terutama kau jika Key tidak kembali padanya…”

“…..”

“Ketika ia menerima ancaman itu ia hanya menyimpannya sendiri, namun…aku cukup mengenalnya, aku tahu setiap perubahan dalam sikapnya, jika aku tidak menyadari mungkin saat ini kita sudah kehilangan Key…” tutur Myungsoo lagi. “Setelah apa yang ia lakukan apakah pantas kau mengabaikannya seperti ini?”

“…..” Woohyun masih terdiam. 

“Tapi sudahlah, kau mungkin masih membutuhkan waktu untuk berpikir, untuk sementara sampai kau siap, aku akan menjaga Key…” putus Myungsoo. 

Woohyun hanya mengangguk kemudian berdiri dan beranjak pergi dari sana.Namja itu memang butuh untuk menenangkan diri lebih dahulu, karena tidak mudah memang ketika berada di posisi Woohyun. 

“hyung…” SungJong melingkarkan tangannya ke pinggang Myungsoo dan menatapnya. “Key hyung tidak bersalah, dia terpaksa melakukan semua itu…”

“Aku tahu Jongie…hanya saja Woohyun mungkin butuh menenangkan diri…” ucapnya lalu mengelus kepala SungJong. “Untuk sementara, aku akan merawat Key hingga Woohyun mau menemuinya, kau tidak apa-apa kan?”

SungJong tersenyum dan mengangguk. “Tentu saja, aku justru senang kau masih sangat perhatian dengannya…lakukan yang terbaik hyung…”

“Baiklah, sebaiknya kau segera temui Sungyeol, tapi…jangan ceritakan apapun padanya, jika tidak ia akan marah besar…”

“Aku mengerti…”

Myungsoo menangkupkan pipi SungJong kemudian merundukkan wajahnya dan menyatukan bibir mereka. Beberapa hari ini tidak bertemu membuat rindu dalam hati mereka begitu memuncak. Dan hari ini adalah puncak dari segalanya. 
*

*

*

“hyung kau sudah boleh pulang?” Tanya SungJong pada Sungyeol yang terlihat mulai menggerakkan kakinya mencoba untuk berjalan. SungJong segera membantunya. 

“Aku merasa sudah baikan, dan lagi sudah terlalu lama aku berdiam diri…” jawabnya. 

SungJong menganggukkan kepalanya. “Baguslah, hyung…ada banyak sekali yang harus aku beli, jika kau terbaring terus disini kapan kau akan memberiku uang…”

“Aigoo…kekasihmu itu orang kaya, kenapa kau tidak meminta padanya?” Sungyeol tertawa pelan. 

“Myungsoo hyung sedang sibuk, mana bisa aku minta padanya…”

“Ahh ngomong-ngomong soal dia, kemana Myungsoo dan Woohyun akhir-akhir ini, tidak terlihat…”

“Mereka sibuk hyung, ayo kita pulang!”

Sungyeol mengangguk dan menunggu dongsaeng nya itu untuk membawa semua perlengkapannya dan membantunya berjalan. Dia sudah tidak ingin duduk lagi kursi roda, sedikit demi sedikit ia akan mencoba kembali berjalan.Dia sudah rindu untuk kembali bekerja mengurus perusahaan. 
*

*

*

Setelah membeli beberapa kotak makanan ringan, Myungsoo bergegas kembali ke Rumah Sakit. Untuk sementara dia menyerahkan seluruh pekerjaannya di Kingdom pada Woohyun, setidaknya sampai Key sembuh, atau sampai ketika Woohyun mau kembali berbicara pada Key. Tidak ada yang berat untuk Myungsoo melakukan semua ini, setidaknya dia sudah banyak belajar untuk lebih memperhatikan orang-orang di sekitarnya. Kecelakaan yang membuatnya tertidur dalam waktu yang panjang itu telah memberinya pelajaran. 

“Key…” tegur Myungsoo. “Kau sudah bangun rupanya, makan dulu yah, dari kemarin kau tidak makan sama sekali, aku sudah membawakanmu banyak makanan…”

Key tidak menjawab, namja itu memang sudah bangun dari tidurnya, dan duduk bersandar pada tepi ranjang sembari memeluk lututnya. Wajahnya begitu pucat dan tatapannya kosong. Key memang belum  mengucapkan satu kata pun sejak mereka pulang. 

“Kau tidak apa hmm? Kau ingin makan atau ingin mandi?” Myungsoo kembali bertanya. Namun Key masih enggan untuk menjawabnya. Myungsoo menarik nafas panjang, kemudian duduk di tepi ranjang. 

“Key…” tangan Myungsoo tergerak dan menyentuh bahu Key, namun namja itu dengan cepat menyentakkannya, memandang takut Myungsoo lalu menggeser tubuh dengan memeluk erat lututnya. 

Myungsoo mengerutkan kening nya tak mengerti. “Ini aku, kenapa kau takut seperti itu? Kau baik-baik saja kan..” tegur Myungsoo kembali mencoba menyentuh namja itu, tetapi Key sekali lagi membuatnya kaget dengan menghindari dirinya dan menatap takut, seolah Myungsoo adalah orang jahat yang berniat melukainya. 

“Astaga, kau kenapa? Kemarilah, bicara padaku!”

“T-tidak!! Jangan mendekat!! Jangan menyentuhku!!! PERGI!!!”

Key histeris, ia mendorong tubuh Myungsoo keras, melemparnya dengan bantal dan selimut lalu berlari ke pojok dinding ketakutan. Namja itu bergetar dan begitu ketakutan, keringat dingin membasahi wajah pucatnya. 

“Yaa! Gwanchana??” Myungsoo cemas dan segera berdiri untuk menghampiri Key. “Ini aku, Kim Myungsoo, kenapa kau seperti ini?” ucapnya, dengan langkah begitu pelan Myungsoo mendekati namja itu, matanya terus menatap Key untuk meyakinkan bahwa dirinya tidak berniat buruk padanya. 

Semakin dengan namja itu tidak membuat Key terlihat tenang, sorot matanya benar-benar ketakutan. Ketika Myungsoo menyentuh tangannya ia masih bergetar namun tidak mencoba untuk menghindar. 

“Tenanglah…tidak apa, kau aman bersama denganku…” ucap Myungsoo sembari merengkuh bahu namja itu mencoba untuk menenangkan. Dan disaat itu Key menunduk, ada aliran bening yang jatuh dari kedua matanya, Myungsoo trenyuh, Key pasti sangat menderita, mungkin ia sudah terlalu lelah menanggung semuanya. 

“Tidak apa-apa, semua sudah berakhir…” Myungsoo membawa tubuh Key ke dalam pelukannya dan meyakinkan bahwa semuanya baik-baik saja. Seberapa baiknya Myungsoo melakukan hal ini tapi yang dibutuhkan Key hanyalah Woohyun untuk saat ini. Karena melihat Woohyun yang begitu terlihat kecewa pasti memberikan rasa sakit yang begitu dalam padanya. 
*

*

Tidak banyak yang bisa dilakukan Myungsoo setelah Key tertidur, ia terus berada di dekat namja itu untuk memastikan ia tidak melakukan hal yang buruk. Menurut dokter, Key mengalami trauma yang begitu berat, baik jiwa maupun fisiknya. Myungsoo takut jika Key bangun nanti dia merasa sendirian dan kesepian. Setidaknya SungJong tak merasa keberatan dia melakukan hal ini, bahkan Myungsoo hanya memiliki waktu yang begitu sebentar untuk kekasihnya itu. 

“hyung!!!” SungJong terlihat berlari dari koridor menuju ke arah Myungsoo yang menunggu di depan kamar rawat Key. “Bagaimana keadaan Key hyung? Aku benar-benar terkejut saat kau menelvonku tadi..”

Myungsoo menggeleng pelan. “Tidak baik, bagaimana Woohyun? Kau mengajaknya kemari tadi?”

“Iya, tapi dia bilang dia ada pekerjaan yang tidak bisa ia tinggalkan…”

“Itu pasti hanya alasannya saja…” Myungsoo mendesah pelan sembari memijit kepalanya pusing. “Jika terus-terusan seperti ini tidak akan baik, apa yang dialami Key membuatnya begitu trauma..”

“Paman menyiksanya dengan sangat kejam, sementara aku tidak bisa berbuat apapun, harusnya aku bisa menghentikannya…” sesal SungJong. 

Myungsoo mengusap kepala SungJong dengan lembut, kekasihnya ini benar-benar sangat ia rindukan. Akan tetapi mereka belum ada kesempatan untuk saling melepas rindu. Hoya mungkin memang sudah berada di penjara dan menunggu sidang pengadilan, namun entah kenapa semuanya masih belum bisa kembali seperti semula. Keadaan Key memburuk, Woohyun yang tidak mau menemui Key. 

“Aku ingin bertemu Key hyung, bisakah?”

“Tentu saja baby, aku harap dia bisa lebih terbuka padamu…tadi dia bahkan mengiraku orang lain..”

“Separah itu kah?”

“Hmm…ajaklah dia berbicara…”

SungJong menganggukkan kepalanya beberapa kali. Dia sangat prihatin dengan keadaan Key saat ini. Baiklah, untuk yang satu ini dia benar-benar akan sulit untuk memaafkan Hoya, bagaimanapun nanti. Key orang yang baik, ia tidak pantas mendapatkan semua itu. 

“Hyung!!! Astaga!!!” SungJong memekik dengan lumayan keras melihat apa yang dilihatnya disana. Myungsoo yang mendengar itu segera masuk  ke dalam dengan sangat cepat. 

“Ada apa..Astaga!! KEY!!! Apa yang kau lakukan??”

Tanpa banyak menunggu lagi Myungsoo segera berlari menghampiri namja yang duduk di tepi tempat tidur itu. Menyambar sesuatu yang berada dalam genggaman tangan Key dan membuangnya. “SungJong-ah, panggil dokter!!”

“Baik!”

“Key apa yang kau lakukan hah? Kau gila!!” Myungsoo benar-benar marah, pasalnya Key baru saja menggunakan pecahan gelas untuk mengiris pergelangan tangannya. Mungkin memang belum terlalu dalam, tapi itu cukup membuat darah keluar dan mengalir dengan deras. Namja itu pucat sekali, tubuhnya melemas. 

Myungsoo mendekap tubuhnya dan menenangkan. “Kumohon…jangan seperti ini, apa yang kau lakukan saat itu tidak benar..” ucap Myungsoo sembari menahan agar darah tidak mengalir deras dari sana. 

“W-Woohyun…”

“Woohyun akan segera datang, dia sudah tidak marah padamu…hanya saja dia sedang banyak sekali pekerjaan..”

“Hiks…Woohyun…d-dia marah padaku…”

Myungsoo menggelengkan kepala. “Tidak Key, dia tidak marah, kau jangan seperti ini, Woohyun akan sedih melihatmu…” tutur Myungsoo lagi. Key tidak menjawab dan menyandarkan kepalanya pada lengan Myungsoo, wajahnya pucat dan matanya perlahan terpejam. Myungsoo seperti bisa merasakan kesedihan yang dialami namja ini, dia benar-benar marah, pada Hoya karena menyebabkan ini semua, dan juga pada Woohyun yang terlalu mengedepankan ego nya. Setelah ini mungkin dia akan berbicara pada Woohyun. 
*

*

*

Di tempat lain, di tempat yang gelap dan terkurung itu, Hoya terdiam duduk disana. Wajahnya menyiratkan sesuatu yang tidak bisa untuk di tebak. Ruangan itu sungguh gelap dibandingkan dengan rumahnya yang mewah, sepi mungkin dia tidak apa, namun suasana yang seperti ini membuatnya tidak suka.

Perasaannya bercampur aduk, jujur saja dia terus memikirkan Key sejak ia bangun dari pingsan-nya, firasatnya buruk, selain itu dia pergi setelah menyakiti namja itu. Sungguh, Hoya sangat ingin melihat Key untuk saat ini. Otaknya mulai berpikir, Hoya tidak berniat untuk menghabiskan waktunya untuk berada di tempat ini. Ini bukan dirinya jika tidak mampu untuk berbuat sesuatu. 
*

*

*

“YAAK NAM WOOHYUN!!”

Myungsoo segera berteriak begitu melihat Woohyun yang baru saja membuka pintu masuk ke dalam rumahnya. Namja itu membawa banyak sekali tumpukan dokumen yang Myungsoo suruh untuk membawanya, jika tidak seperti ini mungkin ia akan sulit bertemu dengan namja itu. 

“Aku sudah mendapatkan tanda tangan dari Hwang Sajangnim, dan kau hanya tinggal…..”

“Letakkan dokumen itu sekarang dan kemari!!”

Woohyun sedikit mengerutkan dahinya karena Myungsoo yang langsung marah-marah terhadapnya. Seingatnya ia sudah melakukan apa yang sajangnimnya itu inginkan. “Aku sudah melakukan dengan benar kan?”

“Berhenti melakukan semua itu, segera pergi ke Rumah Sakit dan temui key! Mau sampai kapan kau mendiamkannya seperti itu hah?”

“Kau menyuruhku kemari hanya untuk itu?” Tanya Woohyun enteng. Myungsoo geram mendengarnya. “YAA!!”

“Aku sudah mengatakan padamu, aku tidak ingin menemuinya untuk sementara waktu, kenapa kau tidak mengerti juga…”

“Aku tidak mau tahu, Key membutuhkanmu, kau harus segera menemuinya!! Kau ini egois sekali hah!!”

“Aku egois?” Woohyun sedikit tidak terima. “Dia yang memutuskan semua itu sendiri, dia pergi ke Hoya tanpa memikirkan bagaimana perasaanku…”

“Dasar bodoh, dia melakukannya karena Hoya mengancam!!”

“Jika begitu seharusnya ia menceritakannya padaku!!”

“Key tidak punya pilihan lain!!”

“Dia punya, dia memiliki aku, dia bisa menceritakannya jika dia benar mencintaiku!!”

Myungsoo menggeram kesal, dia memang tahu jika Woohyun terkadang memiliki sifat yang keras kepala sama seperti dirinya. Tapi ia tidak menyangka jika seperti ini, setidaknya ia sudah sedikit berubah ketika bertemu dengan SungJong. 

“Bagaimanapun…” Myungsoo melunakkan ucapannya. “Kau tetap harus menemuinya, dia sakit Woohyun-ah…kenapa kau seperti ini..”

“Dia sakit karena ulah nya sendiri…” ketus Woohyun. 

“Woohyun-ah!!”

“Sudahlah, dia akan menyadari kesalahannya…”

“Kau bilang apa tadi??? YAA!!!”

Tanpa di duga oleh Myungsoo dan juga Woohyun, SungJong yang sedari tadi mendengarkan perdebatan itu benar-benar merasa muak dan juga kesal. Woohyun begitu keras kepala, sedangkan Key sangat membutuhkan namja itu sekarang. Semua yang Key lakukan adalah untuk Woohyun, tetapi Woohyun seperti tidak mau mengerti. 

“Key hyung seperti itu dan kau bilang semua itu kesalahannya??” tanya SungJong dengan marah. 

“Tapi itu benar!! Kau melihatnya sendiri, dia pasti bicara padamu jika ia memilih Paman mu itu dari pada aku!”

“Dasar bodoh!” SungJong merutuk. “Aku disana dan aku tahu semuanya!!” bentaknya, ia sama sekali tidak berpikir untuk memperlakukan Woohyun dengan lebih hormat, karena ia sangat kesal sekarang. 

“Satu-satunya alasan kenapa Key hyung mau menyerahkan dirinya adalah karena dirimu, kau begitu bodoh hingga tidak menyadarinya, dia memang tidak menceritakan semuanya padamu karena Paman begitu jahat, kau tahu sendiri bagaimana Paman, dia bisa melakukan apapun padamu, jika kau terluka Key hyung akan merasa sangat sedih…”

Woohyun terdiam seolah tidak ada kata yang bisa ia katakan, ucapan SungJong begitu membuatnya terdiam, ia menunduk. Berbagai macam pikiran saat ini sedang berkecamuk di kepalanya. Myungsoo bahkan bisa melihat perubahan itu, sepertinya ucapan SungJong lebih berhasil mengena di hati Woohyun.  

“Key hyung sangat menyesal dengan perbuatannya di masa lampau yang menyakitimu dengan memilih Myungsoo hyung juga Paman Hoya, dia ingin menebus semua itu….”

“……”

“Paman selalu mengancam akan membunuhmu jika Key hyung tidak mau bersamanya, menurutmu apa yang harus dilakukan Key hyung menerima semua ancaman itu?” ucap SungJong lagi, dia tidak akan berhenti hingga Woohyun sadar. Namun sepertinya Woohyun masih belum bisa membuka mulutnya. 

“Jika kau menjauhinya, marah padanya setelah apa yang ia lakukan, tidakkah kau merasa sangat keterlaluan…dia tidak memiliki semangat hidup lagi, seperti kemarin ia mencoba bunuh diri…”

Woohyun tersentak dan mengangkat kepalanya. “K-kau bilang apa? Bunuh diri?” tanyanya serak, Myungsoo kemudian berjalan mendekat dan menepuk bahu Woohyun. 

“Dia begitu terguncang, kemarin dia mencoba bunuh diri…”

“Apaa???”

“Yahh kalau aku jadi Key hyung mungkin lebih baik aku mati saja..” sahut SungJong. 

“A-aku…a-aku harus menemuinya, yaah,.,aku harus menemuinya…!!”

Woohyun tanpa memikirkan apapun lagi segera berlari pergi. SungJong menarik nafas panjang, mungkin memang Woohyun harus menerima sesuatu yang memukulnya untuk membuatnya sadar, jika di biarkan berlarut-larut maka tidak akan baik. Kasihan Key karena sudah terlalu lama menderita. 

SungJong menarik nafas lega, baguslah ucapannya sedikit banyak membuat Woohyun sadar. Namja itu memang tidak boleh untuk di biarkan berlarut-larut dalam kesalahpahaman yang tidak perlu. 

“Ohh…Hyung….” Terlalu asik dalam pikirannya, SungJong sedikit terkejut ketika mendapati seseorang melingkarkan tangannya ke pinggangnya dan memeluknya dari belakang dengan erat. 

“Ucapanmu benar-benar membuat Woohyun terdiam, aku bahkan sudah putus asa menjelaskan padanya…” bisik Myungsoo sembari mengecup telinga SungJong. 

“Aku hanya mengatakan apa yang sebenarnya saja…”

Myungsoo kemudian membalikkan tubuh kekasihnya itu kemudian mengelus pipi lembutnya perlahan. “Dan kau memang yang terbaik, baby aku merindukanmu…rasanya kita sudah lama sekali tidak menghabiskan waktu bersama…”

“Aku juga…”

“Juga apa baby..”

“Juga merindukanmu…”

Myungsoo tersenyum lalu mengecup bibir yang menggemaskan itu beberapa kali, rasanya dia benar-benar merindukan kekasihnya itu, banyak masalah yang terjadi membuat mereka tidak ada waktu untuk menghabiskan waktu bersama. 

“Kkaja…ikut aku…” Myungsoo merengkuh pinggang SungJong. 

“Kemana?” tanya SungJong yang disambut dengan senyuman penuh arti oleh Myungsoo. SungJong kemudian tersenyum. “Ahh baiklah aku mengerti…”

Dan sepertinya hari ini akan menjadi hari yang panjang bagi mereka berdua. 
*

*

*
Di tempat lain, suasana sedang kacau, beberapa petugas terlihat berlarian kesana kemari, ambulans yang data beberapa menit yang lalu terlihat sudah mengangkut beberapa petugas polisi yang terluka parah di bagian perutnya. Hal ini membuat suasana benar-benar kacau, di tambah lagi ada beberapa sel yang mendapat kerusakan serius. 

“YAA!! Sebenarnya apa saja yang kalian lakukan hah???” salah seorang komandan dengan baju seragam berpangkat terlihat memarahi semuanya anggotanya. 

“Maafkan kami kapten, itu sudah terjadi dari tadi malam, dan semua petugas bisa di lumpuhkan, kami benar-benar tidak tahu!”

“Sekarang cepat kerahkan seluruh anggotamu, cari dia hingga dapat dan masukkan lagi dia ke dalam sel!! Kalian harus berhasil menangkapnya hari ini juga!!” tegasnya. 

“Baik Kapten!!”

“Siapa tahanan yang berhasil kabur??”

“Lee Hoya, tahanan dengan tuduhan pembunuhan dan penculikan, pelapor nya Kim Myungsoo…”

“Baiklah, segera hubungi Kim Myungsoo….”

*

*

*

-TBC-

∞Friend, Love, and Family∞ #Chapter 20

∞Tittle : Friend, Love, and Family
∞Author : @mayziziii (Ljongie)
∞Cast : -Kim Myungsoo -Lee SungJong
-Choi Minho -Lee Taemin
-etc
∞Genre : bromance, love, friendship, school life, lil hurt
∞Rate : T
∞Disc : Their self but this fict is mine,
∞Warning : boyslove, typos, don’t like don’t read. This fanfict is dedicated
For ShinFinite Shipper, and everyone who loving ShinFinite.
Please no silent reader :’3

*
*
*
*
Hanya berselang sekitar dua puluh menit untuk Kyuhyun menyusul Sungmin ke rumah. Dia memang hanya pergi untuk menyerahkan file pada Jung Seonsaenim, selain itu dia membenarkan ucapan Sungyeol untuk segera menyusul Sungmin. Dia merasa ada yang tidak beres.

“Mungkin ini karena aku mencemaskanmu bocah, kapan kau berhenti membuat aboeji mu ini cemas??” ucap Kyuhyun berbicara pada foto SungJong bersama Myungsoo yang ia pasang di mobilnya.

“Seingatku Sungmin tak pernah menyalakan lampu saat sendirian di rumah?” gumam Kyuhyun sambil berjalan mendekati pintu.

Halaman depan bahkan masih gelap, namun di dalam nampak terang. Mungkin Sungmin lupa menyalakan lampu teras, dia pasti lelah sekali. Itu bagus, Kyuhyun bisa memasak sesuatu untuk Sungmin di rumah ini, pasti menyenangkan. Membayangkan nya pun membuat Kyuhyun tersenyum, dan seakan mengingat masa lalu mereka yang suka memasak bersama.

“Klek!” Kyuhyun membuka pintu yang belum terkunci itu, Sungmin memang harus diperingatkan untuk mengunci pintu rumah, tidak ceroboh seperti ini. “Lee Sungmin aku datang….”

“TAK!” Tanpa sadar Kyuhyun menjatuhkan ponsel yang ia pegang di tangannya dan membeku. Tubuh nya seolah membatu di tempat dia berdiri tanpa bisa bergerak. Otak nya masih belum bisa mencerna dengan apa yang telah dilihat nya. Kyuhyun benar benar shock.
Seseorang disana tergeletak dengan bersimbah dari kepala nya. Sementara di samping tubuhnya seorang lainnya yang memegangi tubuh itu dengan tatapan tak percaya dan menangis. Kaki Kyuhyun benar benar terasa lemas melihatnya.

“S-Sungmin-ah…A-apa yang k-kau….”
Orang itu mendongak dan menatap Kyuhyun terkejut. “K-kau….?”
“Sungmin-ah!! Lee Sungmin!!” tanpa bisa menunggu lagi Kyuhyun segera berlari mendekati nya. “Lee Sungmin!! Apa yang terjadi dengan mu??? Buka mata mu jebal!!”

Kyuhyun mengangkat tubuh yang bersimbah darah itu dan menggoncangkannya, namun mata itu tetap terpejam rapat seolah olah tak ingin terbuka lagi Kyuhyun merasakan jantung nya berdetak begitu cepat dan seluruh emosi nya terkumpul menjadi satu.
Benar sekali, tubuh yang bersimbah darah itu adalah tubuh Lee Sungmin. Wajahnya memucat dan tubuhnya sama sekali tidak bergerak. Disisi lain Jonghyun masih terduduk dengan tangan penuh darah pula di samping tubuh Sungmin, dia pun tampak sangat shock dengan kejadian itu.

“Sungmin-ah…Sungmin-ah bangun!!!” seru Kyuhyun menepuk nepuk pipi Sungmin. Saat ini dia benar benar takut, sangat takut. Kyuhyun segera memeluknya erat.
“Aboeji….”
Tatapan Kyuhyun beralih pada sosok namja yang duduk tak jauh dari nya itu. “Apa…apa yang kau lakukan?? Kau membunuhnya??? Dia aboejimu!!! APA YANG KAU PIKIRKAN???” bentak Kyuhyun marah.
Jonghyun menggeleng kuat. “A-ani…A-aku tidak…”

“Aku tidak akan membiarkanmu lolos kali ini!!!” Kyuhyun segera mengangkat tubuh Sungmin dan membawa nya pergi dari sana. Apapun yang terjadi dia harus segera ke Rumah Sakit, darahnya begitu banyak, Kyuhyun benar benar takut, tidak ada yang boleh terluka lagi.

Jonghyun menyandarkan tubuhnya ke dinding sembari memeluk tubuhnya erat. Bibirnya masih bergetar tak mampu berkata apapun. Perasaan marah, kesal, sedih, dan semuanya seakan berkumpul menjadi satu dalam memory nya. Jonghyun benar benar tidak menyangka semua ini akan terjadi, Sungmin…terjatuh sendiri, bukan dia yang mendorongnya, Sungmin hanya berusaha merebut pisau yang ia pegang tadi. Namun sepertinya Kyuhyun telah terlanjur mengira ia yang melakukan itu pada Sungmin.

“Sungmin aboeji…jeongmal mianhae hiks…mianhae…mianhae…” gumam Jonghyun dengan bibir bergetar. Dia yang seharusnya mati, bukan Sungmin. Bagaimana jika sampai terjadi sesuatu pada Sungmin? Jonghyun akan benar benar merasa bersalah, lalu Sungyeol sampai kapanpun tidak akan memaafkannya, ditambah lagi jika SungJong tahu, mungkin SungJong akan mengamuk, dan Jonghyun benar benar sendirian.
.
.
.
Semenjak kejadian beberapa hari yang lalu, mungkin Woohyun dan Key lebih banyak menghabiskan waktu mereka di Rumah Sakit. Ini bukan karena sekedar persahabatan mereka dengan Sungyeol, namun lebih kepada rasa kemanusiaan, apa yang dialami SungJong sungguh membuat mereka merasa prihatin.
“Makanlah, roti kesukaanmu, kau semakin bertambah kurus saja…” ucap Woohyun sembari menyodorkan sebungkus roti pada Sungyeol.
Sungyeol menerimanya dan segera membuka nya. Benar sekali, dia tidak ingat kapan dia terakhir makan dengan benar.
“Kau mau makan yang lain? Bagaimana jika kita pergi dulu mencari makan?”
Sungyeol menggeleng. “Tidak perlu, aku tidak benar benar lapar…”
“Kalau kau butuh sesuatu bilang padaku, kau ini murung terus…” Woohyun mencubit pipi Sungyeol.
“Woohyun-ahh, apa yang kau..yaa!! sakit tau!!” gerutu Sungyeol sambil menjitak kepala Woohyun. Woohyun tertawa pelan. “Aku akan mengganggumu hingga kau tidak murung terus…”

“Terserah, kau menyebalkan sekali, dasar jelek!!!”
“Aku tampan!”

“Teruslah bermimpi jika kau tampan!”

“Apa kau bilang? Aku tidak akan memaafkanmu!” Woohyun segera merangkul bahu Sungyeol dan menarik hidungnya keras.
Sungyeol berontak. “Dasar bodoh, apa yang kau lakukan? Aku akan membalasmu!!” ucap Sungyeol sambil menarik rambut Woohyun sekuat tenaga. Tentu saja Woohyun tidak akan menyerah begitu saja. Sengaja Woohyun melakukan ini hanya untuk menghibur sahabatnya itu.

Myungsoo sedikit terkejut saat tiba tiba Key duduk disamping dan merebahkan kepala nya di bahu nya. Myungsoo memang tak beranjak dari sisi SungJong sejak ia datang tadi, tangannya pun terus menggenggam tangan kekasihnya itu erat.
“Waeyo hyung? Kau mengantuk?” tanya Myungsoo.
“Diamlah, aku hanya pinjam bahumu sebentar, dan lagian kau bisa menganggapku sebagai Lee SungJong…” sahut Key ketus. Bibirnya maju beberapa senti menandakan namja itu sedang dalam keadaan mood yang tidak baik.

Myungsoo menatap Kibum tak mengerti, tumben sekali namja ini murung. Namun sesaat kemudian Myungsoo mengalihkan pandangannya ke belakang, Woohyun dan Sungyeol nampak masih bercanda. Myungsoo tersenyum, mungkin dia tahu alasannya.
“Kau cemburu?” tanya Myungsoo.

“Tidak, aku baik baik saja…” sahut Key cepat.
Myungsoo tersenyum menggoda. “Terlihat jelas dari mata mu, Woohyun hyung terlihat…peduli sekali dengan Sungyeol…”
“Tentu saja, mereka bersahabat, aku tau itu…”

“Kalau kau tau kenapa kau masih saja cemburu hmm?? Kau tidak bisa berbohong, tatapan mata mu mengatakan jika kau sedang cemburu…” ucap Myungsoo lagi. Key terdiam, entah apa yang ia pikirkan.
Myungsoo kemudian melepaskan genggamannya pada tangan SungJong dan menarik Key dari bahunya. “Aku tahu ini sedikit…bukan urusanku, namun aku benar benar penasaran…sebenarnya..apa hubungan mereka? Ani…maksudku apakah mereka pernah saling menyukai atau apa? Terkadang aku melihat tatapan mereka berdua yang…berbeda…” tanya Myungsoo sedikit berhati hati dan berbisik.
“Mereka dahulu…adalah sepasang kekasih. Myungsoo-ya, kau tahu…sampai sekarang aku masih merasa aku merebut Woohyun dari Sungyeol…”
Myungsoo menatap nya tak mengerti. “Kenapa bisa seperti itu?”
“Aku tidak tahu jika mereka berpacaran, aku berteman dengan Sungyeol sudah lama, namun aku tidak tahu jika dia juga menyukai Woohyun, dan…pada kenyataannya Woohyun memang menyukai Sungyeol…”
“Lalu…”
“Aku tidak tahu kenapa mereka bisa berpisah, setelah aku berpacaran dengan Woohyun, aku mengetahui mereka pernah berpacaran walaupun sebentar…”
“Tapi hyung, kau tidak bersalah, mereka berpisah bukan karena dirimu…”
Key menggeleng pelan. “Sampai sekarang aku tidak berani menanyakan itu pada Woohyun, Woohyun bilang Sungyeol adalah masa lalu nya, dan dia hanya mencintaiku sekarang…”
“Itu bagus karena…”

“Myungsoo-ya, tapi aku masih merasa Woohyun berbohong padaku, aku takut dia hanya memanfaatkanku untuk melupakan Sungyeol saja…” ucap Key sembari menunduk.

Myungsoo tersentuh mendengarnya, baru kali ini dia melihat Key seperti ini. Bagaimana pun namja yang selalu tampak kuat itu manusia juga yang mempunyai perasaan.

“Dengar…” Myungsoo memegang bahu Key dan menatap nya lekat.
“Woohyun hyung mungkin saja belum bisa melupakan Sungyeol hyung begitu saja, namun, kau tahu…aku sangat yakin hati nya adalah milikmu sepenuhnya, kau jangan lagi meragukannya, dia memang seperti kau tahu sendiri kan, Woohyun hyung tak mungkin membohongimu..”
“Menurut mu seperti itu?” tanya Key masih dengan cemberut.
Myungsoo mengangguk. “Bukan menurutku, tapi kenyataannya memang seperti itu, Woohyun hyung itu milikmu, kau mempunyai sesuatu yang berbeda yang membuat Woohyun hyung sangat mencintaimu, apa lagi yang kau cemaskan?”
“Baiklah jika seperti itu, jika kau yang mengatakannya kenapa seperti mudah sekali aku mengerti…” ucap Key kemudian.
“Jadi kau sudah tidak akan cemburu lagi??”
Key menggeleng. “Aku akan mencoba nya, tapi mungkin nanti aku memang tidak akan meragukan Woohyun lagi…”
“Jika kau sudah tidak cemburu lagi, harusnya ini pun juga jangan cemberut lagi…” ucap Myungsoo sembari menarik ujung bibir Key agar membentuk sebuah senyuman.
“Myungsoo-ya…!”
“Waeyo?? Kau akan tampak manis jika tersenyum…” kata Myungsoo lagi.
Mau tak mau Key pun tersenyum dan menghapus murung dari wajahnya. Setidaknya perasaannya sedikit lega sekarang. Sesungguhnya dia pun hanya membutuhkan seseorang yang mau mendengarkan ceritanya.
“Yakk!! Kalian! Apa yang sedang kalian lakukan???” tegur Woohyun dari seberang.
Key menatap Woohyun sinis kemudian kembali menghadapkan wajah Myungsoo padanya. “Kau diamlah, aku sedang berselingkuh dengan Myungsoo, jangan menggangguku…”
“Apa? Gampang sekali kau berkata seperti itu pada kekasihmu??” ucap Woohyun sembari berdiri dan menghampiri Key. “Kau yakin Myungsoo mau berselingkuh denganmu? Namja cerewet sepertimu…”
“Tentu saja Myungsoo mau, aku manis dan baik…” balas Key tak mau kalah. Myungsoo hanya tersenyum melihatnya. Mungkin Key harus berpikir dua kali lagi untuk mencurigai Woohyun, dari nada bicaranya Myungsoo dapat mengetahui rasa cinta Woohyun pada Key seperti apa.
“Yaa! Lee SungJong, cepatlah bangun. Jika tidak, mungkin aku akan merebut Myungsoo darimu!” sambung Key lagi.
Woohyun tak mau kalah, dia segera mendekati SungJong dan mengelus kepalanya. “Jangan cemas SungJong-ah, jika mereka berselingkuh darimu, kita pun juga bisa membalasnya, kau cukup manis dan kurasa aku bisa jatuh cinta padamu…”
“Bodoh, Lee SungJong tidak menyukaimu…” sindir Key.
“Aniyo, SungJong akan menyukaiku ketika dia tahu apa usaha ku untuk membantu menyelamatkan dia…”

Key menggeleng gelengkan kepalanya. “Bangga sekali kau, teruslah berharap teruslah ckckck….”

“Kau yang memulai duluan…”

“Stop bertengkar…” Myungsoo menengahi sembari tersenyum, jika SungJong ikut dalam perdebatan ini pasti sangat menyenangkan. “Kalian berdua benar benar couple yang sempurna, Key hyung kurasa keraguanmu memang sudah terjawab, dia tampak sangat mencintaimu…”
Baik Woohyun maupun Key terperangah, Key menatap Woohyun sekilas dengan tersipu kemudian mengalihkan pandangannya. Woohyun kenapa selalu tampak mempesona saat menatap nya dengan mata bening nya itu, begitu pikir Key.

“Myungsoo-ya, kurasa kau tadi telah mendengar curhatan seseorang yang sedang meragukan kekasihnya…” tanya Woohyun innocent, mendengar itu pun Key segera tertunduk karena secara otomatis Sungyeol pun menatap ke arahnya.
Myungsoo hanya tersenyum menanggapinya. “Iya dan aku senang mendengar keluhannya. Dia sangat…” ucapan Myungsoo terhenti saat tiba tiba ponselnya berdering, tumben sekali aboeji nya menelvon.
“Yeoboseyo aboeji tumben sekali kau…Kyuhyun Seonsaenim? Ne, annyeong haseyo Seonsaenim….Lee Sungyeol? Dia ada bersama ku…apa yang…terjadi, kenapa kau terdengar….a-aku mengerti….”

Myungsoo menutup panggilannya dan segera berdiri, dia sedikit tidak mengerti dengan perintah Cho Seonsaenim tadi, bukan karena tidak jelas namun dari nada bicara nya…Kyuhyun Seonsaenim lebih terdengar seperti baru saja menangis.

“Ada apa Myungsoo-ya?” tanya Sungyeol.
“Cho Seonsaenim menyuruh kita ke Unit Gawat Darurat sekarang…”
Sungyeol mengerutkan kening tak mengerti. “UGD? Kenapa kita harus kesana…?”

“Molla, dia hanya bilang padaku seperti itu…”
Key segera menyahut. “Gwanchana, kalian pergi saja, aku dan Woohyun akan menjaga SungJong disini…” ucapnya.

“Baiklah, gomawo Kibum-ah, kau sangat baik…”
Myungsoo dan Sungyeol segera bergegas untuk pergi menemui Cho Seonsaenim. Sesungguhnya Sungyeol merasakan perasaan yang kurang baik sedari tadi. Selain dia mencemaskan Kim Jonghyun yang bisa saja datang sewaktu waktu, ada hal lain yang ia cemaskan, namun dia tidak tahu apa itu.
“Ahh Waeyo? Kenapa kau menatapku seperti itu??” protes Key saat Woohyun mendekatinya dan menatapnya lekat. Woohyun tak menjawab, tangannya bergerak untuk meraih tangan Key dan menariknya.
“Woohyun-ah!!”
“Kau harus kuhukum!” sahut Woohyun singkat sambil menghempaskan Key ke Sofa.
Key menghentakkan kakinya kesal. “Kau pikir apa yang kau laku-..hmmph!” ucapan namja manis itu terhenti saat tiba tiba Woohyun membungkam bibirnya dengan bibirnya sendiri. Untuk sesaat Key terdiam, Woohyun sering menciumnya tiba tiba seperti ini, namun tetap saja saat itu terjadi Key selalu membeku.
Key tersadar saat Woohyun mulai menggerakkan bibirnya, dengan refleks dia segera mendorong dada kekasihnya itu. “Apa yang kau pikirkan?? Ini Rumah sakit…”
Woohyun tersenyum dan mencengkeram kedua tangan Key erat. “Siapa yang peduli? Aku hanya ingin bermesraan dengan kekasihku ini…” ucap Woohyun kemudian, dan tak butuh waktu lama baginya untuk kembali menautkan bibirnya pada bibir kekasih manis nya itu dengan sayang.
.
.
“Ahjussi apa yang….terjadi??” Sungyeol dan Myungsoo sampai di depan UGD dan mendapati Kyuhyun terduduk dengan tatapan kosong dan mata yang sembab. Sementara di sekujur tubuhnya terdapat bekas cairan merah darah.
Myungsoo segera duduk di sampingnya dan menyentuh cairan merah itu. “Darah? Seonsaenim, apa yang terjadi padamu? Darah sebanyak ini, apakah darahmu?” tanya Myungsoo.
Kyuhyun tidak menjawab, dan bahkan masih menatap kedua tangannya dengan bergetar. Kyuhyun Seonsaenim benar benar bukan seperti Kyuhyun yang seperti biasanya.
“Ahjussi…kenapa?” Sungyeol menyentuh bahu Kyuhyun lembut. Kyuhyun tersadar dan mengankat kepalanya perlahan menatap Sungyeol. Mata nya benar benar terlihat sembab, bahkan masih terlihat bekas air mata yang mengering disekitar pipi nya.
“A-aku…terlambat Sungyeol-ah….”
Sungyeol menatap Kyuhyun tak mengerti. “Apa maksudmu ahjussi?”
“Aboejimu….harusnya aku cepat menyusulnya…harusnya aku tidak membiarkan dia pulang sendirian, harusnya aku tidak meninggalkannya….” Ucap Kyuhyun dengan nada bergetar.
Sekali lagi Sungyeol merasakan jantungnya berdetak sangat kencang. Firasatnya semakin memburuk. Semua perkataan Kyuhyun masih belum bisa ia cerna sepenuhnya.
“apa maksudmu….? Aboeji..apa yang terjadi dengan aboeji? Dia baik baik saja kan? Darah apa yang ada di baju ini ahjussi?? Apa yang terjadi???” Sungyeol mulai panik.
“Aku…a-aku…tidak tahu apa yang terjadi…saat aku menyusulnya…a-aku sudah..aku sudah menemukannya tergeletak di lantai tak sadarkan diri dengan bersimbah darah…”
“APA???” Baik Myungsoo maupun Sungyeol membelalakkan mata kaget mendengar penjelasan itu. Bagaimana bisa itu terjadi, beberapa saat yang lalu mereka masih bisa melihat Lee Sungmin baik baik saja.
Sungyeol kembali bergetar dan kembali menatap Cho Seonsaenim. Baju putih namja itu bahkan hampir semua nya tertutup dengan cairan merah yang tidak sedikit, ini berarti luka nya sangat serius, tapi…Sungyeol menggeleng gelengkan kepala nya tak percaya.

“Apa yang terjadi ahjussi?? Kenapa aboeji bisa terluka?? Kenapa?? Dia baik baik saja tadi!!”

Kyuhyun menggeleng, sesungguhnya dia pun tidak tahu apa yang terjadi, melihat Sungmin yang tergeletak bersimbah darah membuat nya panik luar biasa. Dan lagi kehadiran Jonghyun disana sudah pasti memberikan satu kesimpulan yang secara refleks ia tangkap dalam otaknya.
“Ahjussi…kenapa kau menangis…? Aboeji baik baik saja kan? Jebal jangan membuatku takut!” Sungyeol mengguncang bahu Kyuhyun. Entah kenapa melihat Kyuhyun seperti ini membuat perasaannya bertambah buruk, mata nya pun mulai memanas.
“Seumur hidupku aku tidak pernah merasa setakut ini Sungyeol-ah, kejadian tadi…terus terbayang dalam otakku, Lee Sungmin yang baru saja tersenyum padaku tiba tiba dengan mata kepala ku sendiri melihat dia tergeletak seperti mayat disana…harusnya aku mengantarnya tadi…ini semua salahku, harusnya aku tidak meninggalkannya sendirian…” Kyuhyun membiarkan air matanya mengalir begitu saja. Dia tidak akan sanggup jika terjadi sesuatu dengan Sungmin, dia baru saja akan memulai semua nya dari awal dengan Sungmin.
Sungyeol seakan melemas mendengar ucapan itu. Jika Kyuhyun sepanik ini mungkin kondisi aboejinya benar benar buruk. Tidak boleh, ini tidak boleh terjadi, SungJong bahkan masih kritis.
“Kenapa? Kenapa aboeji bisa terluka? Dia tidak pernah seceroboh itu….ahjussi katakan padaku, aboeji akan baik baik saja kan?? Katakan padaku!”
Kyuhyun mengelengkan kepala pelan, dia tidak bisa lagi untuk berkata kata. Untuk menjawab pertanyaan Sungyeol pun mulutnya terasa terkunci rapat. Bahkan saat ini dia berharap dia tidak sedang mengalami hal ini. andai dia bisa lebih cepat sedikit tadi.
“Jangan berprasangka buruk dulu, Lee Seonsaenim pasti akan baik baik saja…” Myungsoo menengahi.
“Aku tidak akan berprasangka buruk jika Cho Seonsaenim berhenti menangis dan tenang, selama ini aku mengenalnya, aku tidak pernah melihatnya seperti ini….” ucap Sungyeol yang seperti nya di benarkan oleh Myungsoo.

Bahkan setelah mendengar ucapan Sungyeol seperti itu pun Kyuhyun tetap tak bergeming dengan tatapan kosongnya. Berbagai pikiran saat ini sedang berkecamuk dalam kepalanya. Dia bisa merasakan bagaimana saat ini Sungmin tengah kesakitan.
“Ahjussi…” Myungsoo menyentuh bahu Kyuhyun perlahan. “Kau satu satunya yang Sungyeol percayai setelah aboeji nya, jebal jangan seperti ini, Sungmin ahjussi pasti akan baik baik saja….”
“Aku pun juga berharap seperti itu, tapi….” Kyuhyun segera mengusap matanya dan menatap Sungyeol tersenyum. “Kalian benar, tentu saja Lee Sungmin akan bangun seperti sedia kala, seharusnya aku memang tidak meragukannya….”
Sungyeol menarik nafas lega. “Kalau kau seperti ini ahjussi, aku pun bisa berpikir dengan tenang, aboeji aku yakin akan baik baik saja, yaah, kita harus yakin itu!” sambung Sungyeol kemudian. Meskipun bibirnya berkata seperti itu namun tidak bisa dipungkiri bahwa hatinya masih memberikan perasaan perasaan yang buruk, bahkan sejak beberapa menit yang lalu Sungyeol merasakan perasaan aneh yang luar biasa.
“Klek!” pintu terbuka, Shin Usaenim nampak keluar dari UGD ditemani seorang suster. Sungyeol dan Myungsoo segera menghampirinya dengan cepat. Sementara Kyuhyun hanya mampu berdiri dari tempat duduknya. Melihat wajah Shin Usaenim yang murung membuat langkahnya pun seolah ikut membeku.
“Bagaimana keadaan aboeji ku? Apakah dia baik baik saja? Luka nya tidak parah kan?” tanya Sungyeol tak sabar.
Shin Usaenim nampak menatap Sungyeol dengan murung dan menggelengkan kepala. “Maafkan kami, kami sudah benar benar berusaha…”
“apa maksudmu?” Sungyeol mengerutkankan dahi tak paham. Dari sini perasaannya semakin memburuk.
“Apakah Lee Sungmin Seonsaenim harus di operasi?” sambung Myungsoo.
Lagi Lagi Shin Usaenim menggelengkan kepala. “Ani….Lee Sungmin Sajangnim, dia…dia telah pergi…dia pergi meninggalkan kita semua…”
“A-apa..A-apa maksudmu…?” Sungyeol kembali bergetar dan hampir saja terhuyung jika tidak menarik tangan Myungsoo sebagai tumpuan.
“Luka dikepalanya benar benar serius, dia kehilangan banyak darah, kami sudah melakukan semua yang kami bisa, namun…maafkan kami…Lee Sungmin Sajangnim tidak bisa kami selamatkan, dia meninggal…”
Kali ini Sungyeol benar benar merasakan tubuhnya tidak menapaki tanah lagi, ucapan yang baru saja ia dengarnya seolah seperti petir yang menyambarnya di siang hari.
“A-aboeji…?? Aboeji meninggal??? Tidak!!! Kau pasti sudah salah, periksa dia kembali! Jebal!!!!” teriak Sungyeol sambil mencengkeram Jas Shin Usaenim. Perasaannya benar benar campur aduk, dia tidak bisa mempercayai ini semua.
“A-aboeji ku bukan orang yang mudah terluka seperti itu…hiks…hiks..jebal periksa dia kembali! Periksa!!!”
Myungsoo segera meraih bahu Sungyeol dan menariknya. “Sungyeol-ah…tenangkan dirimu!”
“Tidak!! Aboeji ku masih hidup!! Dia tidak mungkin pergi secepat ini, kau jangan berbohong padaku!!!!”
“Sungyeol-ah dengar, aboeji mu mengalami pendarahan otak yang sangat parah, saat dia datang kemari kondisinya sudah kritis, bahkan bisa dibilang dia sudah sekarat….dan kami sudah melakukan sebisa mungkin termasuk melakukan transfusi…namun Tuhan berkehendak lain…”
Sungyeol tetap menggelengkan kepala kuat dan berontak. “Kau pasti salah!!! Jebal periksalah lagi!!! Jebal, aku akan melakukan apapun asalkan aboeji bisa kembali, jebal!!!!!”
Pintu kembali terbuka dan menampakkan beberapa orang perawat yang nampak mendorong ranjang yang diatasnya terbaring sosok tubuh yang terselimuti kain putih sebatas leher, serta mata nya terpejam rapat mengikuti wajahnya yang pucat pasi.
Sungyeol terpaku melihatnya, beberapa jam yang lalu dia masih bisa melihat wajah itu tersenyum manis padanya. Dan mata yang terpejam rapat itu pun juga masih menatapnya dengan lembut, namun sekarang….apa yang telah terjadi, kenapa semua nya menjadi seperti ini. Sungyeol menggelengkan kepala nya kuat dan segera berhambur memeluk tubuh aboeji nya erat.
“Aboeji…andwae!! Buka matamu jebal!! Kau mana boleh seperti ini!!! aboeji hiks hiks!!! Kau sedang bermain main saja kan? Iya kan? Ini hanya permainan konyolmu kan? Jebal ini mulai tidak lucu!! Aboeji!!!” Sungyeol mengguncang guncangkan tubuh kaku itu, namun bagaimana pun dia berusaha tubuh sang aboeji tidak kunjung bangun.
“Sungyeol-ah…jebal tenanglah…” Myungsoo kembali menyentuh bahu Sungyeol. Dia pun juga tidak bisa mempercayai semua ini. SungJong bahkan akan melakukan operasi besok, tapi Sungmin aboeji kenapa malah….
“Aboeji!! Kenapa kau lakukan ini hiks hiks…kau tidak boleh pergi!!! Kau harus bangun! Ya, kau harus bangun, hiks hiks…jika kau pergi aku dan SungJong bagaimana? Kau tidak bisa meninggalkan kami seperti ini, aboeji jebal, hiks hiks…kau harus bangun!!!”
“Mianhae…Lee sajangnim, harus segera dipindahkan….” Ucap perawat.
Myungsoo segera menarik bahu Sungyeol dan menahan. Tubuh Sungmin pun kembali dibawa oleh perawat.
“ANDWAE!!! ABOEJI ANDWAE!!! JEBAL HIKS…HIKS….KAU TIDAK BOLEH SEPERTI INI!!!!!!!’ Sungyeol kembali berteriak sembari berontak, namun Myungsoo menahan nya dengan erat. Sungguh dia tidak pernah melihat Sungyeol seperti ini.
“Sungyeol-ah, jangan seperti ini, kasihan aboeji mu….saat ini kau harus menguatkan hatimu, jika kau seperti ini Lee Seonsaenim tidak bisa beristirahat dengan tenang disana…”

Mendengar ucapan itu tubuh Sungyeol kembali merosot ke lantai. Air matanya mengalir sangat deras, hatinya terasa perih bukan main seolah hal ini adalah hal terburuk di dalam hidupnya.

“hiks…hiks…bagaimana aku mengatakan pada SungJong nanti saat dia bangun? Bagaimana aku menjelaskannya? Hiks…kenapa keluargaku selalu mengalami hal seperti ini, aboeji jebal….jebal kembalilah, aku masih membutuhkanmu, SungJong pun juga masih membutuhkanmu, bagaimana kami bisa hidup jika kau pergi seperti ini…”

“andwae aboeji…kau tidak boleh pergi seperti ini, tidak boleh…hiks hiks…benar benar tidak boleh, siapa yang mengizinkanmu pergi…hiks…”
Hati Myungsoo tersentuh mendengarnya, matanya pun mulai berkaca kaca. Namun saat ini dia tidak boleh terpuruk, sebisa mungkin dia menenangkan Sungyeol. Kejadian ini benar benar tidak terduga dan begitu cepat. Myungsoo benar benar masih ingat dirinya masih bercakap cakap dengan Lee Sungmin Seonsaenim beberapa waktu yang lalu, ini semua sungguh tidak bisa di percaya.

Masih di tempat duduk ruang tunggu. Kyuhyun yang sedari diam nampaknya tidak mencerminkan apa yang sedang dirasakannya. Tubuhnya masih bergetar, wajahnya memucat dan air matanya tidak berhenti mengalir. Hati nya terasa perih dan sakit. Mereka baru saja akan memulai semua ini dari awal, namun kenapa semua ini harus terjadi. Sungmin masih tersenyum padanya tadi malam, tidur di pelukannya dan di tempat tidur yang sama, saat itu adalah saat yang paling bahagia. Namun kebahagiaan itu kini lenyap entah kemana,
“Sungmin-ah…kau benar benar meninggalkanku sekarang….”
.
.
Minho sedang menyuapi Taemin makan saat dia menerima pesan singkat dari Myungsoo. Matanya terbelalak kaget dan tubuhnya membeku seolah tak percaya dengan apa yang baru saja Myungsoo katakan padanya. Minho bersumpah saat ini dia bisa merasakan darahnya bergejolak hebat dan seakan berhenti mengalir tiba tiba.
“hyungie…waeyoo? Aku masih lapar…” Taemin menggerakkan tangannya di depan wajah Minho. Dengan masih shock Minho beralih menatap Taemin.
“Taemin-ah…”
“Ne….”
Minho masih terdiam sejenak, sementara Taemin menatapnya semakin penasaran. Tak lama kemudian dia mengangkat ponselnya dan menunjukkan pada Taemin pesan singkat yang dikirim oleh Myungsoo tadi.

Tak berbeda jauh dari reaksi Minho tadi, Taemin pun mengalami hal yang sama. Kepala nya menggeleng dengan refleks serta otaknya yang belum bisa mencerna apapun yang baru saja ia baca.

“L-Lee Sungmin ahjussi…..???”

Minho mengangguk dengan berat. “Kau harus beristirahat, Myungsoo bilang besok adalah hari terakhir kita bisa melihatnya sebelum….sebelum…..” Minho bahkan tidak mampu melanjutkan ucapannya.
Taemin semakin membeku, hal pertama yang ia ingat adalah SungJong. Bagaimana jika sahabatnya itu terbangun kembali dan mengetahui semua ini? Taemin benar benar pusing, dunia nya terasa berputar dan semakin gelap, tak lama kemudian Taemin tak ingat apa apa lagi.
.
.
Tidak ada suara obrolan yang terdengar disana, hanya suara langkah kaki dan alat alat kedokteran. Meskipun cuaca sedang cerah dan bersahabat namun agaknya jika telah berada dalah ruangan yang bernama Rumah Sakit ini tidak akan pernah merasakan yang namanya suasana yang cerah dan bersahabat. Yang ada hanyalah perasaan tergoncang, panik, tidak tenang, dan seolah semua kecemasan yang ada di dunia ini berkumpul menjadi satu di ruangan ini.
Sungyeol terdiam membeku sembari menautkan kedua tangannya erat. Sementara sahabatnya, Key yang duduk di sampingnya terlihat selalu merangkulkan tangannya pada bahu Sungyeol dengan maksud menenangkannya. Sehari telah berlalu semenjak kejadian itu. Kini mereka berkumpul di depan ruang operasi itu menantikan para dokter keluar dari dalam sana dan menantikan kabar baik setelah operasi itu selesai.
Myungsoo sendiri pun turut ikut membantu operasi itu, dia tidak melakukan apapun, dia hanya berada di dekat SungJong untuk menemaninya. Meskipun SungJong sedang tidak sadar namun menurut para dokter kehadiran Myungsoo disana akan membantu SungJong melewati operasi itu.
Langkah perlahan Kyuhyun mulai mendekati ke arah Sungyeol, dia masih terlihat lesu dan lelah dari raut wajahnhya. Namun agaknya dia sudah bisa lebih tegar dari sebelumnya.
“Sungyeol-ah….” Kyuhyun menyentuh bahu Sungyeol sambil kemudian merendahkan tubuhnya dan berjongkok di hadapan Sungyeol. Sungyeol nampak mengangkat kepala nya dan menatap Kyuhyun. Matanya masih terlihat sembab, Kyuhyun pun masih dapat melihat sisa air mata yang kering dari sana. Tentu saja hal ini adalah pukulan terberat bagi Sungyeol.
Kyuhyun meraih tangan Sungyeol dan menggenggamnya. “Mulai sekarang, aku akan merawatmu, sama seperti yang aku lakukan kepada SungJong, kau pun juga kini menjadi tanggung jawabku….”
“….” Sungyeol kini hanya masih mampu menatap Kyuhyun tanpa berkata kata.
“Aku sudah berjanji padanya untuk menjaga dan merawatmu juga, aku tidak bermaksud untuk……”
Sungyeol segera menghentikan ucapan Kyuhyun dengan menggenggam tangannya. “Katakan padaku ahjussi….siapa…siapa yang melakukan semua ini…?”
“Apa?”
“Aboeji ku…aboeji ku tidak seceroboh itu, dia tidak mungkin hanya terjatuh dari tangga, dia di dorong dari atas, aku benar kan?? Siapa yang tega melakukan itu padanya ahjussi? Jebal ceritakan padaku….”
Kyuhyun nampak terdiam, dia pun juga masih tidak mengerti. Dia terlalu panik dengan keadaan Sungmin sehingga dia tidak mempedulikan apa yang terjadi.
“Sungyeol-ah, yang harus kau ketahui….saat aku datang, Sungmin sudah tergeletak disana dengan kepala penuh darah, aku benar benar tidak tahu apa yang sebelum nya terjadi….”
“Lalu…?”
“Dengar, aku tidak bermaksud menuduh namun…disamping tubuh aboejimu, ada seseorang disana…”
Sungyeol menajamkan pandangannya dan menatap Kyuhyun. “Seseorang? Siapa dia? Dia yang membunuh abooeji??” tanya Sungyeol mulai terdengar nada emosi.
“Orang itu….ahh jebal Sungyeol-ah aku masih tidak yakin dengan hal ini….”
“Kim Jonghyun?” potong Sungyeol cepat.
Kyuhyun terperangah. Raut wajah itu yang telah memberikan jawaban pada Sungyeol jika Kim Jonghyun lah penyebab ini semua.
“Sungyeol-ah dengar…”
“Brengsek, lagi lagi dia, iblis, dia bukan manusia, bagaimana bisa dia melakukan ini pada aboeji? Lee Sungmin bagaimanapun juga pernah merawat dan membesarkannya, apakah itu perbuatan manusia jika membunuh aboeji nya sendiri? Aku benar benar tidak akan memaafkannya sampai kapanpun! Dia akan mendapatkan balasannya!!” ucap Sungyeol dengan emosi luar biasa. Seperti nya dia bersungguh sungguh dengan ucapannya itu.
Kyuhyun segera kembali menggenggam tangannya dan menenangkannya. “ Aku mohon dengarkan dulu, aku memang melihat Jonghyun disana, namun aku tidak tahu apakah dia penyebabnya, aku melihatnya menangis di depan tubuh aboeji mu, dia terlihat juga shock dengan apa yang telah terjadi…”
“Tidak aboeji!! Dia itu iblis, dia bisa saja berpura pura, kau jangan pernah percaya padanya aboeji, dia telah membunuhnya, dia yang melakukan semua itu!” tegas Sungyeol lagi, kali ini matanya berkaca kaca.
Kyuhyun sedikit tertegun, disamping dia terkejut dengan ketegasan Sungyeol untuk tidak akan memaafkan Jonghyun juga panggilan Sungyeol yang ditujukan padanya tadi sedikit menggetarkan hati nya. Aboeji, Sungyeol memanggilnya aboeji.
“Aku mengerti, aku pun marah dengan kejadian ini,namun sekali lagi meskipun aku melihat Jonghyun disana aku tidak melihat dia melakukan kekerasan pada aboeji mu…”
Sungyeol terdiam, bagaimanapun Kyuhyun menjelaskan padanya dia tetap menganggap semua ini adalah kesalahan dari namja itu. Sungyeol sangat yakin. Tepat disaat itu beberapa langkah kaki yang terdengar mendekat kesana.
Mereka segera mengangkat kepala nya dan melihat siapa yang datang. Tampak tiga orang dewasa, dua diantaranya memakai seragam polisi, sedangkan yang di tengah nampak seseorang yang teramat sangat mereka kenal berdiri disana dengan kedua tangan yang di tahan dengan borgol, dia. Kim Jonghyun.

Amarah Sungyeol benar benar meledak, dia tidak bisa menahan lebih lama lagi.
“Kau!!! Kau yang membunuh aboeji ku!!!!” teriak nya sembari bangun dari tempat duduknya dan menghampiri Jonghyun. “Aku tidak akan mengampuni mu!!!”

“Sungyeol-ah!!” Key segera menahan tubuh Sungyeol saat namja itu hendak memukul Jonghyun.

Jonghyun mengangkat kepalanya dan menatap Sungyeol dengan sayu. Ini bukan seperti dirinya yang selalu terlihat tidak mau kalah, namun Jonghyun terlihat seperti seseorang yang sudah tidak mempunyai semangat untuk hidup.

“Bagaimana kau bisa melakukan semua ini hah?? Setelah adikku kini kau membunuh aboejiku? Apakah kau benar benar manusia? Bahkan binatang pun tidak akan mampu melakukan hal sekeji ini, apakah hati mu itu terbuat dari batu???” bentak Sungyeol lagi sembari berontak, namun Key masih dengan kuat mencengkeram bahu nya.

“Mianhae….” Ucap Jonghyun singkat.
“Apa? Maaf? Kau minta maaf setelah apa yang telah kau lakukan? Permintaan maaf mu tidak akan bisa menghidupkan aboeji ku kembali! Apakah kau berpikir aku akan memaafkanmu setelah apa yang telah kau perbuat hah????”
Sekali lagi Jonghyun menatap Sungyeol dengan tatapan sayu nya. “Aku memang salah, aku akan mempertanggung jawabkan semua perbuatanku selama ini..”

“Benar, kau pun memang harus melakukan itu, namun semua itu tidak akan pernah mengembalikan nyawa aboeji ku!”

“Sungyeol-ah….” Key menatap Sungyeol mencoba memberikan ketenangan.
Dengan langkah pelan, Jonghyun mencoba mendekati Sungyeol. “Aku benar benar minta maaf, aku sudah menyebabkan melapetaka ini padamu, aku benar benar minta maaf Sungyeol-ah…”
“………..”
“Setelah ini mungkin aku akan menghabiskan seluruh sisa hidupku di dalam penjara. Sebelum itu aku….bolehkah aku…melihat SungJong dan aboeji untuk yang terakhir kali..? aku mohon padamu…”
Sungyeol terperangah, kemudian bibirnya membentuk sebuah senyuman sinis. Dan tak butuh waktu yang lama bagi nya untuk segera memberikan tatapan yang tajam pada Jonghyun.
“Apa? Bertemu SungJong dan aboeji? Berani sekali kau meminta itu padaku. Kau sampai kapan pun tidak akan pernah kuizinkan untuk bertemu SungJong, bahkan aku tidak akan pernah mengizinkanmu walau hanya sekedar melihatnya saja, dan juga…aboeji? Dia bukan aboeji mu, kau bukan siapa siapa kami¸kau tidak akan pernah bisa berbicara dengan ku setelah ini, kau hanya seorang penjahat yang akan menghabiskan sisa hidupmu di dalam penjara!” ucap Sungyeol dengan tajam.
Jonghyun terdiam, ucapan Sungyeol benar benar menusuk hatinya. Namun, dia tidak bisa menyalahkan Sungyeol, semua ini adalah salahnya, dia yang memulainya, dan pada akhirnya dia yang harus menanggung semua akibatnya.
“Baiklah…” ucap Jonghyun kemudian. “Kau berhak marah, dan aku memang tidak pantas lagi menemui dan berbicara dengan kalian, aku akan menjalani hukumanku…” Jonghyun berbalik dan membiarkan polisi itu membawa nya kembali.
Sungyeol memutar otaknya untuk berpikir, apakah tindakannya ini benar atau tidak. Sesaat kemudian dia dapat memutuskannya. “Chakkaman!”
Jonghyun dan polisi kembali memutar tubuhnya dan menatap Sungyeol.
“Kupikir penjara terlalu ringan untukmu, kejahatan yang kau lakukan benar benar besar…” kata Sungyeol. “Kurasa aku tahu dimana kau seharusnya di tempatkan untuk menebus semua kejahatanmu selama ini…”
Kyuhyun dan Key segera menatap Sungyeol serius, tentu saja mereka tahu apa maksud Sungyeol dan termasuk dimana tempat yang di bicarakan oleh Sungyeol.
“Sungyeol-ah, dia tetap hyung mu, kau jangan….”
“Ani, dia bukan hyung ku, dan kurasa tempat itu benar benar cocok untuk menusia berhati iblis seperti dia!” putus Sungyeol dengan tersenyum sinis.
.

.

.
Pintu berwarna putih itu akhirnya terbuka, Mr Kim bersama beberapa perawat nampak keluar dari sana. Kali ini wajah mereka terlihat sumringah dan sepertinya mempunyai banyak kabar baik.
“Bagaimana operasi nya ahjussi?” tanya Sungyeol tak sabar.
“Semuanya berjalan lancar, sepertinya semangat SungJong untuk hidup masih sangat tinggi, tidak seperti sebelumnya, kurasa kehadiran Myungsoo tadi juga sedikit membantunya….”
Sungyeol menarik nafas lega. “Itu benar benar kabar yang baik…”
“SungJongie mungkin akan bangun dalam dua hari ini, saat dia bangun nanti jangan biarkan dia stress, usahakan untuk tidak memberikan informasi informasi yang membuatnya tertekan….” Pesan Mr Kim. Sungyeol mengangguk mengerti. Sampai sekarang pun dia tidak tahu harus bagaimana nanti menjelaskan pada SungJong.
“SungJong mungkin mengalami waktu yang sangat berat…” ucap Key. “Tapi dia berhasil melewati semua itu, kau tahu Sungyeol-ah, dongsaengmu itu benar benar mengagumkan, setelah dia bangun aku janji akan memberikan hadiah untuknya…”
Sungyeol tersenyum dan menepuk bahu Key pelan. Setidaknya ada satu perasaan lega yang kini menghinggapinya. SungJong pasti akan segera kembali pada mereka. Mr Kim benar benar Dokter yang hebat.
.
.
Tempat itu terlihat serba putih, dan sangat familiar bagi SungJong. Jika dirinya tidak salah dia pernah berada disini dengan Taemin. Pakaiannya pun masih serba putih, dia lelah usai berjalan jalan di tempat yang indah ini. Namun dia tidak pernah merasa sebahagia ini.
“Aboeji? Kenapa aboeji berada disini?” tanya SungJong sembari mendekati abpeji nya yang seolah olah telah menanti kedatangannya dengan tersenyum.
“Bagaimana? Sudah puas berada disini?” Sungmin mengelus kepala Sungmin dengan lembut.
SungJong mengangguk. “He’um, rasanya aku sangat bebas, aku benar benar senang…”
“Benarkah? Lalu sudah saat nya kau untuk kembali Jongie…”
“Kembali?” SungJong memiringkan kepalanya tak mengerti. “Aku tidak ingin kembali, aku lebih senang disini, apa lagi aboeji sekarang berada disini…”
“hyung mu membutuhkanmu, kau sudah terlalu lama meninggalkan hyung mu itu, tidakkah kau merindukannya hm?” tanya Sungmin lagi.
SungJong mengangguk perlahan. “Aku merindukannya, namun aku tidak ingin kembali…”
“Dengar SungJongie, kau belum ditakdirkan untuk disini, kau harus kembali, Myungsoo, Lee Taemin, dan semuanya sedang menunggumu, kembalilah, dan hiduplah bahagia dengan mereka, dan juga aboeji mu, Cho Kyuhyun….” Ucap Sungmin sembari menatap SungJong lembut namun serius.
“Lalu aboeji?”
Sungmin tersenyum. “Kembalilah, jaga kedua hyung mu dengan baik, sayangi mereka berdua….”
“Aboeji….”
Sungmin melepaskan tangannya dari SungJong lalu menggerakkannya untuk menutup kedua mata SungJong. Cahaya putih berkilau itu menyelimuti keduanya dan kemudian tubuh mungil SungJong hilang dari sana.
Tak butuh waktu lama bagi SungJong untuk kembali memikirkan apa yang sebenarnya terjadi. Perlahan ingatannya kembali, dia pun bisa merasakan sakita yang terasa di dalam tubuhnya.
“SungJongie….” Suara panggilan yang lembut itu semakin membuat SungJong untuk segera membuka matanya. Rasanya sudah lama sekali dia tidak melihat cahaya yang familiar itu.
“h-hyung…” SungJong benar benar bisa membuka kedua matanya dengan sempurna. Sosok pertama yang ia lihat adalah sang hyung yang tersenyum lega melihatnya.
Pandangannya beralih ke samping hyung nya berdiri, kekasihnya nya pun juga berada disana, SungJong ingin sekali memanggil nama mereka. Namun bibirnya masih terasa kaku dan susah untuk di gerakkan. Perasaan hangat mulai menyelimuti hatinya.
“Ini sudah dua hari sejak kau operasi dan akhirnya kau membuka mata mu juga, kau mengagumkan SungJong-ah!” Meskipun tidak dapat melihat yang berbicara, SungJong dapat mengenali itu adalah suara Kim Kibum.
“Aku akan memanggil Dokter dahulu….”
.
.
“Ini bagus, keadaannya berangsur membaik, tidak ada sesuatu yang salah dengan tubuhnya, kurasa Lee SungJong benar benar mampu mengatasi semua ini, bagus, jika seperti ini mungkin seminggu lagi dia akan pulih kembali…” jelas Mr Kim dengan senyum penuh kepuasan. Tentu saja dia telah berusaha untuk kesembuhan SungJong. Melihat usaha nya tidak sia sia bagaikan hadiah yang tidak akan pernah ia dapatkan sebagai seorang dokter.
“Itu benar benar melegakan, Gomawo ahjussi, kau telah berusaha keras…”
Mr Kim mengangguk sembari tersenyum, kemudian dia segera pergi dari sana. Sungyeol menghampiri dongsaengnya itu dan mengelus kepalanya, dia benar benar tidak percaya SungJong mampu membuka matanya kembali. Ini keajaiban.
“Lama sekali kau tidur hmm? Kau pasti bermimpi yang sangat panjang…”
SungJong nampak tersenyum dan menatap hyung nya itu lekat, tadi ada banyak orang disini. Namun sekarang hanya ada Sungyeol saja, padahal dia sangat ingin bertemu dengan semuanya.
“hyung…aku merasa benar benar hidup kembali….”
“Tentu saja, kau tertidur lama sekali dan kau membuat hyung dan semua orang takut, dasar anak nakal…”
“Mianhae…” ucap SungJong kembali tersenyum. Sungyeol mengacak rambut SungJong perlahan. “Kau istirahat lagi ya, setelah ini kau harus makan agar cepat sembuh…”
SungJong mengangguk patuh. Suasana benar benar telah berubah.
.
.
.
“Sini peluk aku lagi..!” Key kembali menarik tubuh SungJong yang sedang duduk di tempat tidur dan segera memeluknya kembali. Sudah tiga kali dia melakukan ini sejak dia datang tadi.
“Aigoo Aigoo…Key hyung…aku benar benar ingin makan dahulu, kenapa kau sangat ingin memelukku terus??” protes SungJong sambil melepaskan pelukan Key dan meminta suapan makanan lagi dari Sungyeol.
“Astaga, kau tidak tahu bagaimana cemasnya aku padamu? Kau hampir membuatku gila….”
SungJong memasang wajah innocent nya. “Benarkah? Kenapa hyung harus cemas padaku??”
Key mencibir. “Kau pikir aku tidak merasa cemas setengah mati setelah membaca surat dari mu, pokoknya jika sampai hal ini terulang aku tidak akan peduli, kau paham itu?” ucap Key dengan wajah seriusnya. SungJong hanya tersenyu sembari mengunyah makanannya. Wajahnya sudah terlihat lebih segar dari yang sebelumnya.
“Mereka berdua banyak membantu…” sahut Sungyeol. “Sepertinya kau berhutang banyak pada Woohyun Jongie, dia yang benar benar sibuk melacak keberadaanmu…”
“Benarkah?” SungJong mengalihkan pandangannya pada Woohyun yang sedari tadi terdiam. “hyung, kau benar benar terbaik, kau tahu mungkin aku salah saat aku mengatakan kau adalah yang menyebalkan, ternyata kau…”
“Cukup!” potong Woohyun dengan tampang angkuhnya (yang dibuat buat). “Kau memujiku hanya jika aku melakukan sesuatu padamu, pokoknya seperti apa yang dikatakan Kibum tadi, jika kau melakukan hal semacam itu lagi aku tidak akan membantumu…”
“Arraseo….kau tidak perlu mengomeliku seperti itu…” ucap SungJong cemberut. Dia tahu semua ini hanya bercanda, namun jika hanya mengucapkan sekedar terima kasih pada Woohyun entah kenapa bibirnya selalu susah.
Pintu terbuka lebar, seseorang masuk ke dalam sana. Semua mata menatap ke arahnya, sosok itu berdiri disana dengan membawa sesuatu di tangannya dan tersenyum pada SungJong.
SungJong seolah menghentikan mengunyak makanannya dan terpaku menatap siapa yang datang. Dia benar benar merindukan sosok itu. Entah sudah berapa lama perasaan itu akhirnya kembali ia rasakan, bahkan saat dirinya terluka hanya sosok itu yang mampu membuatnya untuk bertahan.
“Myungsoo-ya….” Panggil SungJong perlahan.
“Kau benar benar Trouble Maker Lee SungJong…” Myungsoo tersenyum dan kemudian mendekat ke arah SungJong. Dia benar benar merindukan kekasih kecilnya.
Tatapan mereka beradu penuh dengan kerinduan, tangan Myungsoo bergerak untuk mengusap wajah SungJong yang nampak sehat kembali itu, dia benar benar bahagia kekasih nya itu telah kembali dengan selamat.
“Aku merindukanmu Jongie!” tanpa berlama lama lagi Myungsoo segera meraih SungJong ke dalam pelukannya. Benar, perasaan ini yang ia harapkan, rasa kosong dalam hatinya seperti benar benar telah terisi kembali.
Dia berjanji untuk tidak akan membiarkan SungJong terluka lagi kali ini. “Myungsoo-ya, aku benar benar senang dapat memelukmu kembali!” ucap SungJong sambil mengeratkan pelukannya pada leher Myungsoo dan menenggelamkan wajahnya disana. Aroma khas Myungsoo, pelukan hangat Myungsoo, kini ia dapat merasakannya kembali.
“Aku hampir sekarat menungguimu untuk bangun, kau terlalu lama tidur…”
“Mianhae, aku berjanji tidak akan seperti ini lagi…” ucap SungJong bersungguh sungguh.
Myungsoo menarik SungJong dari pelukannya dan menangkupkan kedua pipinya, kemudian tanpa berucap lagi ia segera mencium bibir SungJong. “Aku merindukanmu…”
SungJong tersenyum. “Aku Juga…”
“Perlukah kami keluar agar kalian bisa melepas rindu?” tanya Sungyeol sedikit menggoda.
Key segera menyahut. “Benar, kita bagaikan sedang menonton drama…” sindirnya.
Myungsoo dan SungJong tersenyum dan segera saling menjauhkan tubuh mereka. “Aniyoo, kalian tetap disini, aku pun juga masih sangat merindukan kalian!” ucap SungJong kemudian.
“Tapi wajahmu itu mengatakan jika orang yang sangat kau rindukan itu hanya Myungsoo saja!” Sungyeol menarik hidung SungJong gemas.
“Itu benar, namun aku pun juga sangat merindukan semuanya!” balas SungJong sambil menarik Myungsoo untuk duduk di sampingnya. Myungsoo pun merengkuh bahu SungJong dengan lembut.
SungJong kemudian menatap mereka yang ada disana satu persatu, masih ada sesuatu yang kurang. SungJong benar benar ingin semua nya berkumpul saat ini disini.
“Tapi…dimana Taemin? A-aku ingin bertemu dengannya, dia sudah bangun kan?” tanya SungJong menatap Myungsoo dan Sungyeol secara bergantian.
“Itu..tenang saja, Taemin sudah bangun dari kritisnya SungJongie, aku sudah memberitahu Minho, dan dia berkata akan segera kesini setelah Taemin makan siang nanti…” jelas Myungsoo.
SungJong mengangguk angguk mengerti. Entah mimpi atau tidak namun dia merasa saat dia tertidur selama ini selain Myungsoo, dia merasa Taemin selalu berada di dekatnya, SungJong benar benar merindukan sahabatnya itu.
“Lalu aboeji..? kenapa…dia tidak disini?” tanya SungJong lagi. Mendengar pertanyaan itu hati Sungyeol tiba tiba merasa sedih, kalut bukan main, dia segera mengalihkan pandangannya untuk menghindari tatapan SungJong yang mungkin bisa membaca raut wajahnya.
Key, Woohyun. Dan Myungsoo pun saling berpandangan, dalam hal ini hanya Sungyeol yang boleh menjelaskannya, namun jika Sungyeol tidak mampu mereka tidak bisa berkata apa apa.
“Waeyoo…? Kenapa diam?” tanya SungJong tak mengerti, dia sedikit menahan daerah sekitar perutnya yang terasa sakit karena operasi itu.
“Ah iya…” Sungyeol segera mengubah sikapnya. “Sungmin aboeji…d-dia ada tugas..yang tidak bisa…ditinggalkan…”
SungJong segera tersenyum. “Aku tahu itu hyung…maksudku…Kyuhyun aboeji…”
“Ne?” gantian Sungyeol yang tak mengerti.
“aku selalu tahu jika Sungmin aboeji selalu sibuk jadi aku akan sabar menunggunya, tapi tidak dengan Kyuhyun aboeji, yang aku cari Kyuhyun aboeji bukan Sungmin aboeji, Kyuhyun aboeji harusnya berada disini…”
Sungyeol kembali terkejut dan saling tukar pandang dengan Myungsoo. Bagaimana bisa SungJong lebih dulu mencari Kyuhyun dari pada Sungmin, bagaimanapun juga ini tidak bisa di percaya. Namun dengan ini Sungyeol semakin yakin jika apa yang diucapkan Sungmin aboeji benar, SungJong memang lebih menyayangi Kyuhyun.
“Kenapa lagi? Kyu aboeji juga sedang sibuk?” tanya SungJong lagi.
Melihat Sungyeol maupun Myungsoo tidak bisa menjawab, Woohyun segera angkat bicara. “Cho Seonsaenim sedang menuju kemari bersama Taemin dan Minho, mungkin sebentar lagi mereka akan sampai…” jelasnya sambil menunjukkan ponselnya yang berisi pesan singkat dari Cho Seonsaenim.
SungJong mengangguk angguk paham. Jika mereka datang lebih cepat akan lebih baik, karena seperti nya dia tidak bisa untuk terjaga lebih lama lagi, bekas operasinya benar benar masih sangat sakit.
“Sepertinya ada yang sedang menunggu kedatanganku?” pintu terbuka, sosok Kyuhyun, Minho dan juga Taemin nampak muncul dari sana. Taemin masih terlihat memakai baju pasien dan berjalan dengan di bantu Minho.
“Aboeji!!”
Kyuhyun segera berjalan mendekat dan memeluk SungJong dengan erat. “Aigoo, kau sudah bangun rupanya, bagaimana keadaanmu hmm kau sudah merasa lebih baik??”
“Ne, aku sudah merasa jauh lebih baik, aboeji kenapa kau lama sekali, aku benar benar ingin bertemu denganmu!” protes SungJong dengan nada yang manja.
“Benarkah? Kalau begitu aboeji minta maaf, melegakan sekali melihatmu kembali lagi seperti ini…”
“Ini semua karena mu aboeji…”
Melihat semua itu Sungyeol kembali terpaku. Jika aboeji nya dan juga dirinya dahulu tidak pernah mengabaikan SungJong, mungkin saat ini SungJong tidak akan seperti ini, SungJong tak pernah memperlakukan Sungmin semanis ini, atau lebih tepatnya SungJong belum mempunyai kesempatan untuk melakukannya.
“Yang terpenting saat ini SungJong telah sembuh…” ucap sebuah suara tepat di telinganya. Sungyeol segera menengok dan mendapati Woohyun yang tersenyum padanya, benar apa yang diucapkan Woohyun, biarlah semua nya seperti ini.
“YAA LEE SUNGJONG!!” teriak sebuah suara yang mengakibatkan SungJong segera melepaskan pelukan Kyuhyun dari nya. Taemin menatapnya dengan tajam. SungJong segera tersenyum.
“Kau tidak ingin memelukku hah??”
SungJong segera merentangkan kedua tangannya. “Lee Taemin, sahabatku!”
“Dasar bodoh! Aku sangat merindukanmu!! Kau harus membayar semua ini!!” ucap Taemin sembari memeluk SungJong dengan erat. Saat ini tidak ada kata yang bisa mendiskripsikan bagaimana kebahagian mereka berdua, ini sudah lama bahkan terlalu lama untuk bisa kembali seperti ini.
“Kau masih belum sembuh Taemin-ah? Aku masih merasa tubuhmu belum sehat..” ucap SungJong sembari melepaskan pelukannya.
Taemin tersenyum dan menggenggam tangan SungJong. “Aku sudah hampir sembuh, hanya saja masih butuh beberapa perawatan lagi, kau jangan cemas, aku bahkan lebih mencemaskan keadaanmu…” jelas Taemin.
SungJong terdiam dan menatap Taemin, ada sesuatu yang salah, terlebih dirinya kini sudah sembuh setelah menjalan operasi. Hal yang mengganggu pikirannya saat ini adalah siapa…siapa yang baik hati yang telah mendonorkan ginjalnya untuk dirinya.
“Itu kau kan?” tanya SungJong.
“hmm?”
“Kau yang memberikan ginjalmu padaku? Aku tidak akan bisa kembali sembuh tanpa operasi itu, kau yang menolongku kan Taemin-ah? Kau memberikan ginjalmu?”

Taemin sedikit terperangah dan segera menatap Sungyeol untuk meminta bantuan. Namun seperti nya Sungyeol pun tidak tahu harus bagaimana juga.
“SungJongie..i-itu….bukan….”

“Yap kau benar itu Taemin, sahabatmu!” sahut Kyuhyun dengan cepat.

“Saat dia bangun dari koma nya kau gantian yang tak sadarkan diri, ketika Taemin tahu kau membutuhkan operasi, dia bersikeras untuk memberikan ginjalnya pada mu, dia benar benar keras kepala…”
Meskipun tak mengerti, Taemin segera tersenyum. SungJong pun semakin menatapnya dengan mata yang mengisyaratkan penuh ucapan terima kasih.
“Gomawo Taemin-ah, kau memang sahabat terbaikku, jeongmal gomawo, jika tidak ada dirimu mungkin aku tidak akan bisa bangun kembali….” Ucap SungJong bersungguh sungguh.
Taemin mengangguk. “Kau sudah banyak menolongku selama ini, jika aku melakukan sesuatu yang berguna untukmu aku akan merasa sangat bahagia…”
SungJong tersenyum, dunia mungkin sudah kembali berpihak padanya. Dia kembali menatap mereka satu persatu, semua sudah berada disini. Namun, jauh di dalam hati nya dia merasa ada sesuatu yang salah, ada sesuatu yang terasa kosong yang tidak ia mengerti.
“Tapi….” Ucap SungJong kemudian. “Tidak adakah yang bisa menyuruh Sungmin aboeji untuk kemari, aku sangat ingin bertemu dengannya, ada sesuatu yang harus kukatakan padanya…” pintanya.
Bagaikan sudah direncanakan sejak awal, jika mendengar SungJong menyebut Sungmin aboeji semua nya terdiam. SungJong masih belum boleh mengetahui semuanya.
“Jebal, aku hanya ingin mendengar suaranya, hyung…telvon aboeji!” SungJong menarik narik tangan Sungyeol dengan bersemangat tanpa mengetahi bagaimana perasaan hyung nya saat ini.
“Jongie…”
“Ahh ya Jung Seonsaenim…” Semua segera mengalihkan pandangannya pada Kyuhyun yang nampak sedang menelvon seseorang. “Benar, Tidak bisakah kau memberikan telvon ini pada Lee Sungmin Seonsaenim? Ponselnya tidak aktif sedangkan putra nya sangat ingin bertemu, aku ingin kau….aisshhhh Jinjja!” tampak Kyuhyun menjauhkan ponselnya dari telinga dengan raut wajah kesal.
“Baiklah baiklah!! Kau tidak perlu berteriak, aku tidak akan menghubungimu lagi!!” putus Kyuhyun sambil menutup panggilannya. Semua nya masih menatap Kyuhyun dengan tak mengerti.
“SungJongie, seperti nya kau tidak bisa bertemu aboeji mu hari ini…”
SungJong menatap Kyuhyun heran. “Kenapa? Walaupun sibuk aboeji selalu pulang ke rumah…”
“Itu…masalahnya….ada pekerjaan yang benar benar menumpuk, Jung Seonsaenim selalu marah besar jadi aboeji mu harus turun tangan, kuharap kau mengerti…”
“Ahhh Jung Seonsaenim…” SungJong mengangguk angguk paham. “ Aku mengerti, dia selalu bertindak sebagai bos, gwanchana, mungkin aku akan tidur agar nanti saat aboeji kesini aku bisa mengobrol dengan nya sepuasku…” ucap SungJong sembari merebahkan dirinya ke tempat tidur.
Tak lupa dia pun segera menarik tangan Myungsoo. “Kau jangan coba coba pergi dari sini, kau harus menemaniku tidur…”
Myungsoo tersenyum. “Baiklah, aku akan menemanimu sampai tertidur!”
Jika terus disini Sungyeol takut tidak bisa menahan perasaannya. Dia benar benar merasa sesak, bagaimanapun dongsaeng nya tetap akan mencari aboeji nya. Jika dia tahu nanti bagaimana jika kondisi SungJong akan memburuk? Sungyeol segera bangkit tanpa sepatah kata pun dan meninggalkan tempat itu.
.
.
Saat itu benar benar terasa haus yang teramat sangat bagi SungJong, sehingga membuatnya terbangun dari tidurnya. Tidak ada siapa siapa disana. Benar sekali, mereka mungkin juga sedang istirahat, menungguinya selama ini pasti membuat lelah.
“Ssshh….” SungJong sedikit mengeluh dan menekan bagian kiri perutnya. Dia berusaha bangkit, rasa haus nya benar benar tak tertahankan. Namun tidak ada siapapun disini.
SungJong berusaha menggapai gelas yang terletak hampir di ujung meja dengan susah payah. Kemana hyung dan aboeji nya, kenapa meninggalkannya sendirian disini.
“PRANGGG!”
“Aish jinjjaaa! Kenapa menyebalkan sekali???” geurutu SungJong sambil menatap prihatin kepada gelas yang sudah menjadi berkeping keping. Satu satu nya air yang dia miliki, melayang dengan sia sia.
“Ada apa ini? SungJongie, kenapa kau memecahkan gelas itu??”
SungJong segera mendongakkan kepalanya dan mendapati kekasihnya datang mendekat ke arahnya. “Aku haus sekali namun gelasnya malah pecah….”
Myungsoo tersenyum dan segera mengambil gelas baru lalu menuangkan air mineral yang ia bawa tadi. “Minumlah, kau terlihat sudah semakin sehat…” ucap Myungsoo.
“Tapi…aku masih merasa ada yang sakit, jika aku tahu operasi sesakit ini, aku benar benar akan menjaga tubuhku dengan baik sebelumnya, aku tidak akan mengulanginya lagi…”
“Benarkah? Lama sekali kau mengerti hmm??” Myungsoo mengelus lembut kepala SungJong dan menatap kekasih nya itu dengan sayang. Dia benar benar masih sangat merindukannya.
“Kenapa? Menatapku seperti hendak memakanku saja…” tegur SungJong.
“Aku merindukanmu kau tahu? Apakah kau tidak merindukanku? Kita baru saja menjadi sepasang kekasih, namun peristiwa itu terjadi, bagaimana aku tidak cemas setengah mati padamu hmm? Setelah aku berhasil menemukanmu, kau malah tak sadarkan diri hingga berhari hari, aku tidak tahu harus bagaimana lagi…” Myungsoo mengeluarkan semua isi perasaannya selama ini.
SungJong tersenyum menanggapinya dan membalas menggenggam tangan Myungsoo.
“Jika kau tidak selamat aku bahkan berencana untuk mengikutimu saja…”
“Yaa!!!” SungJong segera menatap Myungsoo tak setuju. “Jangan seperti itu, bagaimana pun aku telah kembali dengan selamat, semua karena Taemin…” ucapnya kemudian. “Myungsoo-ya, kemarilah!” perintah SungJong meminta Myungsoo untuk mendekat.
“Kenapa?” Myungsoo mendekatkan wajahnya.
“CHUP!” “Aku mencintaimu!” ucap SungJong sambil mencium bibir Myungsoo sekilas. Myungsoo tersenyum dan segera menarik SungJong ke pelukannya. Belum pernah dia merasa sebahagia ini.
“Setelah kau sembuh nanti kita harus berkencan, kau harus menebus semuanya karena telah meninggalkanku selama ini…”
SungJong mengangguk. “Arraseo….kita memang harus berkencan…”
“SungJongie, apakah kau menginginkan sesuatu ? aku akan memberikan apapun untukmu…”
“Benarkah?”
“Kapan aku pernah berbohong?”
SungJong kemudian melepaskan pelukannya kemudian menatap Myungsoo. “Permintaan yang pertama, aku ingin kau tidak pergi kemana mana, kau harus selalu menemaniku disini…”
“Tidak berat, aku bisa melakukannya, lalu yang kedua?”
“Hmm yang kedua…kalau kau berani menghianatiku aku tidak akan segan segan menghajarmu seperti dahulu itu!” lanjut SungJong dengan raut wajah dibuat serius.
Myungsoo tertawa pelan dan mengacak rambut SungJong. “Aku tidak akan pernah melakukan itu, kekasih kita yang dahulu pernah saling menghianati kita, jadi kurasa antara aku dan kau tidak akan melakukan hal semacam itu…”
“hmmm baiklah, aku percaya…dan yang terakhir, aku sangat ingin permintaan yang ini terlaksana saat ini juga…”
“Apa itu? Aku akan mengusahakannya untukmu…”
SungJong nampak berpikir sebentar. “ “Aku ingin bertemu dua orang yang sangat aku rindukan, aku benar benar ingin melihat mereka berdua…”
“Nugu?”
“Zelo dan Sungmin aboeji….”
Seketika ekspresi wajah Myungsoo berubah. Tidak tepat jika SungJong menanyakan tentang Lee Seonsaenim padanya. Namja itu masih belum boleh tahu dengan apa yang telah terjadi selama dia terbaring koma.
“Myungsoo-ya, kenapa diam?”
Myungsoo segera tersadar. “Ahh a-aniya, aku hanya berpikir kenapa Zelo belum sampai juga, dia sudah berkata padaku sedang dalam perjalanan….”
“Aku mengerti, lalu bisakah kau menelvon Sungmin aboeji untukku? Setidaknya aku ingin mendengar suara jika tidak bisa bertemu dengannya…”
“SungJongie…kurasa aku harus mengisi baterai ponselku dulu, sejak kau sakit aku jarang sekali menggunakan ponselku, aku akan segera kembali…”
Meskipun sedikit heran dengan perubahan tingkah Myungsoo, SungJong hanya mengangguk dan menatap kepergian Myungsoo dari sana.
“Ada yang disembunyikan dari ku?” gumam SungJong lirih. “Jung Seonsaenim meskipun sangat pemarah dia tidak akan pernah marah pada aboeji, dan sesibuk apapun aboeji jika mendengar aku sudah bangun pasti akan segera hadir atau mungkin hanya sekedar menelvonku, benar benar aneh…”
Semakin SungJong memikirkannya semakin sakit pula kepalanya. Mungkin memang lebih baik jika dia menunggu kedatangan aboeji nya dengan sabar.
“Aissh jinjja, kenapa ribut sekali??” gerutu SungJong sambil kembali bangun.
Telinganya sayup sayup mendengar suara Sungyeol yang tengah berbicara dengan nada tinggi. Sungyeol sedang marah? Namun apa yang membuatnya semarah itu? Rasa penasaran SungJong kembali tinggi.
Dia segera mencopot infusnya dan turun dari tempat tidur, bekas operasi itu benar benar masih sakit.
“Kim haelmoni?” gumam SungJong sambilmengintip di sela sela pintu yang sedikit ia buka. Sungyeol bertengkar dengan wanita tua itu, Cho Seonsaenim dan Myungsoo terlihat sibuk menenangkan.
“Kenapa kau baru minta maaf sekarang hah?? Harusnya kau bisa mengajari cucu kesayanganmu itu agar lebih baik lagi, dia menjelma menjadi iblis dan hampir membunuh dongsaengku, kau berharap aku akan memaafkannya??”
SungJong mengerutkan dahi tak mengerti. Seumur hidup dia belum pernah melihat Sungyeol semarah itu, tidak mungkin hanya karena dirinya kan?
“Dan aboeji ku…apa salah aboeji ku hingga dia melakukannya? Bukankah aboeji ku yang merawat Jonghyun sejak kecil? Bahkan harimau pun tidak akan pernah membunuh orang tua nya sendiri…”
Mata SungJong melebar, apa maksud Sungyeol? Apalagi yang Jonghyun lakukan? SungJong merasakan jantungnya semakin berdetak tak karuan, mungkin jika dia terus mendengarkan pertengkaran itu tidak akan baik untuk kesehatannya. SungJong memutuskan untuk berbalik dan menanyakan pada Sungyeol nanti. Namun disaat itu juga…..
“MAAF??? MAAFMU TIDAK AKAN PERNAH BISA MENGHIDUPKAN ABOEJI KU KEMBALI!!”
“deg!” Langkah SungJong terhenti diiringi dengan darah nya yang tiba tiba mengalir semakin cepat.

“Kau berharap aku akan memaafkan orang yang telah membunuh aboeji ku? Aku bahkan sangat ingin membunuh Jonghyun untuk membalas semua perbuatannya jika tidak mengingat aku masih mempunyai SungJong sebagai tanggung jawabku, jangan pernah berharap mendapat pengampunan dariku!!!”

Aliran bening itu tiba tiba mengalir dengan sendirinya, dadanya tiba tiba menjadi sesak bukan main. SungJong benar benar tidak mempercayai pendengarannya. Ini pasti salah, ini tidak benar. Rasa sesak itu berubah menjadi emosi yang mengumpul di kepala. Dia membalikkan badannya dan membuka pintu dengan lebar.

“Apa yang kalian baru saja katakan????”

.
.
-TBC-

Busan, August 10, 2015
Lee Howon’s Wife

@mayziziii

∞Friend, Love, and Family∞ #Chapter 11

∞Tittle : Friend, Love, and Family
∞Author : @mayziziii (Ljongie)
∞Cast : -Kim Myungsoo -Lee SungJong
-Choi Minho -Lee Taemin
-etc
∞Genre : bromance, love, friendship, school life, lil hurt
∞Rate : T
*

Pagi telah datang dengan cerah, semua aktifitas di Genie High School berjalan seperti biasa nya. Sembari menunggu bel berdentang semua siswa menghabiskan waktu nya untuk bermain main, namun ada juga yang memilih belajar menyiapkan nanti yang akan diajarkan Seonsaenim.
“Kau fikir ini tempat berpacaran??? Pergi sana!!” SungJong menendang sebuah kursi tempat duduk seorang namja dan yeoja yang sedang berduaan, tepat saat itu bel tanda kelas dimulai berdentang.
“Tapi…kami hanya membahas pelajaran??”
SungJong menyeringai. “Lalu kau akan melawanku? Mari berkelahi!!”

“A-anii…” tanpa banyak bicara lagi mereka segera berlari menghindari SungJong. SungJong tersenyum puas, dia segera mengikatkan dasi nya di kepala nya.
Saat ini penampilan nya benar benar telah kembali seperti dulu. Aura trouble maker, dengan sedikit memakai eyeliner warna hitam dan lensa berwarna biru. SungJong terlihat seperti bukan SungJong yang baik hati seperti beberapa waktu yang lalu.
“dasar, lama aku tidak menegur mereka rupa nya sudah berani membantah ku, aku tidak akan berdiam diri lagi, ini daerah kekuasaan ku…” ucap SungJong sambil membenarkan kerah nya.
Kemudian dia berjalan ke kelas dengan angkuh nya, sudah lama dia tidak melakukan ini, mungkin kembali menjadi trouble maker akan lebih menyenangkan untuk SungJong. Bahkan teman teman nya pun tidak berani menyapa nya. Saat ia memasuki kelas nya bakan tidak ada yang berani menatap nya berlama lama, salah salah SungJong akan membully mereka.

“Minggir, aku akan duduk disini!!” SungJong menendang bangku tempat salah seorang siswa duduk. Bangku dari depan nomor dua.

“Yaa!! Kenapa kau tiba tiba ingin duduk disini? Bukan kah kau selalu duduk bersama Lee Taemin, seperti nya dia sudah menunggu mu dari tadi…”

SungJong segera memberinya tatapan tajam. “PERGI!!!” bentak nya kemudian. Tak ingin membuat SungJong bertambah marah anak tersebut segera pergi dari sana. Percuma dia melawan, Lee SungJong terlihat seperti bukan Lee SungJong sekarang.

SungJong segera duduk di bangku itu dan meletakkan bangku nya ke meja sembari memejamkan mata. Semalam dia tidur terlalu larut. Tidak mengerjakan apapun selain bermain game hingga ia puas.

Sementara dari bangku yang terletak disudut Taemin menatap SungJong dengan sedih, ini kali pertama nya SungJong sama sekali tidak melihat nya. Apakah mungkin SungJong benar benar membenci nya sekarang?

“SungJongie…mianhae….”

Jung Seonsaenim memasuki kelas, suasana berubah senyap, tidak ada yang berani berbicara saat Seonsaenim itu sudah mengedarkan pandangan nya ke sekeliling kelas. Pandangan nya teralih pada sosok SungJong yang bahkan mungkin tidak peduli dengan kedatangannya. Jung Seonsaenim menampakkan wajah angker nya.

“Karena pelajaran hari ini sangat penting harap dengan kesadaran nya memasang telinga baik baik bukan nya malah memejamkan mata, aku tidak akan menegur, aku hanya akan membuat perhitungan setelah pelajaran selesai…” ucap Jung Seonsaenim memberi peringatan, semua nya kecuali SungJong segera menyiapkan buku nya tanpa di perintah dua kali lagi.

Sedangkan Lee SungJong mungkin dia telah ke alam mimpi dengan damai. Seperti janji nya, Jung Seonsaenim tidak menegur siswa yang tertidur, mungkin dia memang akan menghukum nya saat pelajarannya telah usai nanti.

~~~~000~~~

Pelajaran Jung Seonsaenim setelah dua jam akhir nya berlalu, yang mendengarkan benar benar seperti mabuk pelajaran nya, sementara yang tidur seperti nya benar benar puas tidak mendengarkan pelajaran Jung Seonsaenim yang membosan kan, dan sayang nya siswa yang tidur itu hanya SungJong seorang.

Tidak ada yang tidak ingin membuang waktu istirahat dengan sia sia, semua siswa segera keluar kelas untuk menghirup udara segar. Taemin dengan perasaan yang bercampur aduk menengok ke arah SungJong, masih terlelap dengan damai nya di bangku.

Dengan perlahan Taemin berjalan menuju kesana, dia benar benar tidak bisa jika terus seperti ini, bagaimana pun juga SungJong adalah sahabat nya yang sangat baik. Taemin tidak bisa kehilangannya.

“Jongie….” Taemin menggerakkan tangan nya dan menyentuh wajah SungJong yang masih terlihat nyman di alam tidur nya. Taemin benar benar merasa tertusuk ribuan jarum pada hati nya, bagaimana jika ia tidak akan pernah bisa mendapatkan maaf dari SungJong lagi?

“Mianhae….Mianhae Jongie, aku tidak bermaksud membohongimu, aku menyesal, aku benar benar menyesal….mianhae..”
Tepat saat Taemin mengelus pipi SungJong, tiba tiba SungJong membuka mata nya dan tatapan mereka beradu. “Jongie…”

SungJong segera bangun dan menatap Taemin dengan pandangan dingin dan ketus. “Apa yang kau lakukan di dekat ku saat aku sedang tidur? kau berusaha membunuh ku secara diam diam?” tanya SungJong dengan nada seperti bicara pada musuh nya.

“A-ani, aku ingin minta maaf padamu, bisakah kita berteman seperti dulu? Aku tidak bisa hidup tanpa mu….”
SungJong tersenyum sinis. “Maaf, apakah kita pernah kenal sebelum nya?”

“SungJongie, jebal….”

“Saat ini aku tidak ingin berteman dengan siapapun dan seperti nya aku tidak pernah mengenalmu sebelum nya, minggir, aku akan pergi!!” ucap SungJong sambil berdiri, Taemin segera menahan tangan nya.

“Jongie…Jebal, maafkan aku, aku tidak bisa seperti ini terus, aku menyesal, jebal maaf kan aku!”

“Singkirkan tangan kotor mu dari tubuh ku, jangan pernah menyentuhku dengan tangan mu itu!!!” SungJong menyentakkan tangan Taemin hingga membuat nya terdorong. SungJong segera meninggalkan Taemin pergi dari sana, hati nya benar benar sedingin Es sekarang.

“Brukkkk….” Taemin terduduk dengan lemas. Dia mengenal Lee SungJong telah lama, jika sudah bersikap seperti itu maka arti nya tidak ada maaf lagi bagi nya. SungJong telah menganggap nya musuh. “Mianhae SungJongie, mianhae…..”

~~~000~~~

SungJong berjalan menyusuri koridor, dia sudah tidak ada niat untuk mengikuti pelajaran selanjutnya. Namun jika ia membolos dan pulang ke rumah sudah pasti hyung dan aboeji nya akan mengomel.

“Woohyun dan….Key hyung….?” SungJong menghentikan langkah nya dan tersenyum jahil melihat couple itu. Kebetulan dia harus menagih hadiah pada Key karena saat ia sakit dulu Key tidak menjenguk nya.

Dengan mengendap endap SungJong mendekati mereka yang sedang asik berduaan mengerjakan sesuatu disana. Seperti Sungyeol, mereka memang aktif dalam kegiatan kemahasiswaan. SungJong akan mengaget kan nya dan menyeret Key menjauh dari Woohyun.

Jarak sudah semakin dekat, SungJong bersiap mengagetkannya. Namun… “Greebbb!!!” SungJong terkejut saat tiba tiba seseorang dari belakang menarik pinggang nya dan membungkam mulut nya lalu menarik nya ke belakang. SungJong meronta, namun cengkeraman itu lebih kuat dari nya.

“YAAA!!!” SungJong berhasil menginjak kaki orang itu dengan keras dan menggigit tangan nya, seketika pegangan nya pun lepas.

“Aduduhhh, SungJong-ahh, kau kasar sekali, tidak bisa di ajak bercanda….” keluh orang itu.

“Kau yang kurang ajar padaku…” SungJong menoleh. “Dan lagian…..Yaaa?? Kim Myungsoo???” SungJong membulatkan mata kaget mengetahui siapa pelaku yang telah menyeretnya tadi.

“Apa yang kau lakukan? Kenapa tiba tiba mengagetkan ku? Gwanchana? Apakah aku menginjak mu terlalu keras…?” tanya SungJong dengan tersenyum kecil.

“Aniyaaa, aku hanya ingin menggagalkan aksi mu mengganggu Key dan Woohyun saja…”
SungJong mencibir. “Dasar, untung saja aku tidak menghajarmu tadi, kupikir ada seseorang yang ingin menculikku…”

“Aku memang ingin menculik mu, kkaja…” Myungsoo meraih tangan SungJong dan mengajak nya pergi dari sana. Daripada membolos tidak jelas mungkin mengikuti Myungsoo lebih baik, begitu pikir SungJong.

“UKS? Kenapa kita kesini? Apakah kau sakit?” tanya SungJong saat mereka masuk ke dalam ruang kesehatan.

“Bukan kah kau tidak ingin masuk kelas? tidur disini lebih baik kan ? Aku pun juga sedang tidak ingin masuk ke dalam kelas hari ini….” sahut Myungsoo sambil mendahului berbaring di tempat tidur.

“Tapi kan ranjang di uks ini hanya satu, lebih baik kita ke uks lantai dua…”

“disana ada yang menjaga, lagian kau bisa tidur di samping ku, tempat tidur ini kan besar….”

“baiklah…. kuharap Jung Seonsaenim tidak memeriksa kemari…” ucap SungJong seraya berjalan menuju ke arah Myungsoo. Lagian siapa yang akan ke uks sini, yang ada hanya di gunakan untuk tidur siswa maupun seonsaenim membolos.

“Mianhae, aku tadi tidak sengaja…” ucap SungJong kemudian.
Myungsoo menatap ke arah langit langit memikirkan sesuatu. “Gwanchanaa, lagian itu salah ku mengagetkan mu tiba tiba….”

Tercipta keheningan untuk beberapa saat, tidak ada yang saling membuka suara. SungJong sendiri juga sama seperti Myungsoo menatap langit langit dan tenggelam dalam pikiran. Jantung nya tiba tiba saja berdetak aneh, jujur saja hari ini Myungsoo teramat lah berbeda, atau mungkin dari cara memandang nya saja.

“SungJong-ah/Myungsoo-ya…” baik SungJong maupun Myungsoo segera mengalihkan pandangan canggung saat mereka sama sama menolehkan pandangan hingga jarak wajah mereka berhadapan sangat dekat.

“Kau dulu…” ucap Myungoo sambil menggaruk kepala nya yang tidak gatal. SungJong mengangguk canggung, kenapa rasa nya ada ribuan kupu kupu yang terbang mengelilingi nya.

“Kau ingat saat dulu kita bermusuhan? Aku pernah menggagalkan acara mu ke Pulau Jeju, mianhae….maaf untuk yang itu dan maaf karena baru meminta maaf sekarang….” ucap SungJong.

Myungsoo tersenyum. “aku tidak marah, aku hanya kagum saja padamu bisa menggagalkan nya, kupikir saat itu Minho….” Myungsoo terkesiap dan segera menyadari arah ucapannya. “A-ani, maksudku, kupikir saat itu ada salah satu teman ku yang memberitahu mu tentang jadwal ku….” ralat Myungsoo kemudian.

SungJong memainkan ujung selimut, saat itu dia memang mengetahui jadwal Myungsoo dari dia *Minho*.

“Kau fikir kita benar benar musuhan?” tanya Myungsoo. “Aku tidak pernah menganggap kita bermusuhan, dihari sesudah kita bertengkar itu, malam nya sebenarnya aku ke rumahmu….”

SungJong memicingkan mata dan segera memiringkan tubuh nya menghadap ke Myungsoo. “Kau ke rumah ku…?”

“Ne, tapi sayang nya saat itu kau sedang mungkin tidak bisa di ganggu, maka nya aku mengurungkan niatku untuk minta maaf padamu, dan meminta maaf padamu benar benar sangat sulit, kau tahu itu…”

SungJong tersenyum. “Kau tahu alasan nya kan…?”

“Iya, kau benar benar sudah tidak marah padaku? Saat itu mungkin aku sangat keterlaluan, aku sampai sekarang tidak bisa melupakan nya, bagaimana bisa aku bisa sekejam itu…”

“Sudahlah…” potong SungJong. “Jonghyun hyung saja yang hampir selalu membunuh ku tidak pernah merasa bersalah padaku, lagian aku paham saat itu aku pasti sangat menyebalkan…”

“Oh yaa…Kim Jonghyun, kenapa kemarin kau bisa bertemu dengan nya…?” tanya Myungsoo penasaran.

SungJong menggeleng. “Aku tidak tahu, dia tiba tiba berada disana dan menyerangku… dan tentang saat di rumahku itu , apakah kau akan bilang jika Kim Jonghyun itu mirip dengan Sungyeol hyung…?”

“Ne, apakah kau juga merasa demikian?”

“Kemarin saat aku dan Jonghyun bertatap mata dengan dekat aku merasakan perasaan aneh, aku merasa nyaman menatap mata nya,dan dia tampak familiar untukku, saat aku menatap nya lebih dekat, bayangan Sungyeol hyung tiba tiba muncul…”

“Apakah menurut mu ini kebetulan…?” tanya Myungsoo. SungJong menggerak gerakkan jemari nya ke atas kasur. “kalau bukan kebetulan apa lagi hmm? Mereka tidak saling kenal dan Jonghyun juga musuh ku…”

“Kenapa ya aku merasa jika dia punya alasan yang kuat karena selalu mengganggumu selama ini…”

“Entahlah, jangan membahas dia, aku malas..”

Myungsoo memiringkan tubuh nya dan menghadap SungJong, kini wajah mereka benar benar dekat. Hal ini membuat perasaan mereka kembali bercampur aduk. Saling mengagumi satu dengan yang lainnya.

“Kau…terlihat sangat manis jika seperti ini….” ucap Myungsoo sembari menyingkirkan rambut SungJong yang bermain di dahi nya.

“Benarkah? Aku tidak yakin, aku biasa nya tidak manis jika sedang memakai eyeliner…” Sahut SungJong seperti biasa tidak peka. Myungsoo tersenyum dan mengacak rambut SungJong. Setidak nya ini bisa menghibur nya dan melupakan masalah nya dengan sang sahabat itu.

“Apakah perasaan mu sudah lebih baik..?” tanya Myungsoo kemudian, tentu saja arah pembicaraan kepada kejadian baru baru ini. SungJong terdiam sejenak, tentang Taemin dan juga Minho tentu saja masih membuat nya sangat marah.

“Jika tentang yang kemarin jangan dibahas lagi, mengingat nya membuatku ingin mengamuk….”

“Arraseoo…aku tidak akan membahas nya…” putus Myungsoo kemudian.

“Myungsoo-ya, apakah kau tidak mengantuk? Aku ingin sekali tidur, padahal sepanjang pelajaran Jung Seonsaenim aku sudah tidur…” keluh SungJong sambil mengucek mata nya.

Myungsoo tersenyum. “Tidurlah, kita kesini memang untuk tidur kan…?”

“Baiklah aku akan tidur, bangunkan aku jika kau akan pergi…” pesan SungJong kemudian membenarkan posisi tidur nya dan memejamkan mata nya.

Myungsoo masih terjaga, mengamati SungJong yang terlelap membuat debaran jantung nya semakin keras. Wajah itu saat terpejam lebih terlihat sangat manis dan damai. Myungsoo seperti tak pernah bosan memandangi nya sedekat ini, andai dia dapat selalu seperti ini dengan namja manis ini.

Sepuluh menit telah berlalu, namun seperti nya Myungsoo belum bosan untuk memandang SungJong yang tengah terlelap.

“Andaikan kita bertemu lebih awal, aku yakin kita akan membuat cerita yang lain….” ucap Myungsoo, perlahan dia menggerakkan tangan nya dan menyentuh pipi SungJong. Halus sekali, bahkan Myungsoo belum pernah melakukan hal ini pada kekasih nya dahulu, perasaan aneh dan nyaman yang selalu ia rasakan saat bersama SungJong juga tidak pernah ia rasakan saat bersama kekasih nya.

Sekali lagi Myungsoo tertegun, bibir tipis SungJong membuat nya tak bisa menahan diri, kenapa perasaan aneh itu terus saja menghinggapi hati nya. Perlahan Myungsoo mendekatkan wajahnya semakin dekat dengan wajah SungJong, tak butuh berapa waktu yang lama untuk Myungsoo menautkan bibir nya dengan bibir SungJong.

Jantung nya berdetak lebih keras lagi dan darah nya berdesir dengan aneh. Myungsoo terdiam sejenak, kali kedua untuk bibir nya dan bibir SungJong bersentuhan. Namun kali ini tanpa sepengetahuan SungJong. Myungsoo mulai was waw, bagaimana jika SungJong tiba tiba bangun dan memarahi nya ? Tetapi… Myungsoo tidak terlalu peduli, perlahan dia menggerakkan bibir nya dan menyapu bibir SungJong dengan bibir nya.
Manis, hal itu lah yang dirasakan Myungsoo, masih sama seperti saat bibir mereka bersentuhan untuk pertama kali nya. Sementara tangan kanan nya mengusap pipi SungJong dengan lembut. Myungsoo maih enggan untuk beranjak dari bibir yang memabukkan itu, rasa manis yang di tawarkan terlalu

berat untuk ia lepaskan.

“hmmph…” SungJong sedikit menggerakkan tubuh nya membuat Myungsoo terkejut, bagaimana jika SungJong tiba tiba bangun, dengan perlahan Myungsoo memutuskan tautan pada bibir nya.

“Mianhae..aku mencuri nya tanpa seizinmu….” ucap Myungsoo sambil mengusap kepala SungJong lalu menghadapkan tubuh nya membelakangi SungJong.

Tepat setelah Myungsoo membelakangi SungJong, mata SungJong terbuka, bibir nya membentuk sebuah lengkungan senyum, dia belum tidur, dan dia menyadari semua perbuatan Myungsoo tadi. perlahan SungJong menggerakkan tangannya dan melingkarkan ke pinggang Myungsoo lalu menenggelamkan wajah nya di punggung namja bermata elang itu, alam mimpi telah menunggu mereka.

~~~000~~~

“Kau juga marah padaku..? tidak bisakah kau membantu ku berbaikan dengan SungJongie…?” Taemin menatap Zelo dengan penuh harapan. Sedari tadi Zelo tidak bergeming menolak permintaan nya. Namun Taemin tidak menyerah untuk terus memohon.

“Kenapa harus aku ?” tanya Zelo malas.
Taemin menyentuh tangan Zelo dan menggenggam nya. “Aku tidak bisa hidup tanpa Lee SungJong, dia sahabat terbaikku, aku tidak tau lagi harus bagaimana meminta maaf pada nya…”

“Jika seperti itu kenapa kau membuat nya marah padamu…?” tanya Zelo menatap Taemin kesal. “Kau sudah mengenal SungJong hyung sangat lama, kau sudah pasti tahu kan sifat nya, aku tidak mau ikut campur, apa lagi ini kesalahan mu, cobalah untuk menyelesaikan keonaran yang telah kau ciptakan…”

“Zelo-yaa, jebal, hanya kau yang bisa membantu ku…” Taemin masih tetap memohon. Zelo menggeleng. “Tidak kalau aku jadi SungJong hyung aku pun tidak akan memaafkan mu, apalagi kau sampai memfitnah Myungsoo hyung karena dia mengetahui rahasiamu…”

Taemin terdiam, meminta tolong pada Zelo sudah tidak ada guna nya lagi. Zelo lebih menghormati SungJong dari pada diri nya. Itu wajar karena SungJong yang membuat Zelo seperti sekarang, Taemin memang tidak ada hak untuk meminta tolong pada Zelo.

Dengan langkah putus asa, Taemin pergi dari kelas Zelo dan berjalan menyusuri koridor dengan gontai. Harus bagaimana lagi dia sekarang, SungJong mungkin tidak akan pernah memaafkan nya, dan Taemin akan benar benar menyesal seumur hidup nya karena telah menghianati sahabat terbaik nya itu.

“Sreett….” saat melintasi Toilet dengan tiba tiba tangan nya di tarik dengan keras hingga dia tidak sempat menghindar.

“Taemin-ahh…” Taemin mengangkat wajah nya dan menemukan sosok yang sangat ia kenal berada di depan nya dan menatap nya dengan lembut. Taemin benar benar ingin menangis sekarang.

“Kenapa kau menemui Zelo? Dia tidak akan pernah membantu mu, dia menghormati SungJong, dan dia juga marah pada mu karena kau menyebabkan Myungsoo dan SungJong bertengkar, jangan sekalipun berfikir untuk meminta tolong pada anak kecil itu…” ucap nya sambil menangkupkan pipi Taemin menatap nya lekat.

“Tapi…harus bagaimana lagi aku meminta maaf pada SungJongie? Aku tidak bisa seperti ini terus, Minho hyung aku mohon minta maaf lah pada dia, dia pasti akan mendengarkan mu…” pinta Taemin.

Minho menggeleng. “Lalu aku harus bilang apa pada nya? aku tentu sangat mencintai mu Taemin-ahh, apakah SungJong akan dapat mendengarkan itu, aku tidak mungkin meninggalkan mu, dan lagian dia lebih mempercayaimu, jika dia tidak mendengarkan mu lagi mana mungkin dia akan mendengarkan ku…”

Taemin terdiam, cara itu pun mungkin tidak akan berhasil juga. Minho dengan perlahan mengecup kening nya. “Percayalah padaku, kita biarkan seperti ini dulu, SungJong masih sangat marah dengan kita…”

“Andwae…” Taemin menghentakkan tangan Minho. “Tidak bisa seperti itu, SungJong akan semakin marah pada kita, hyung mengertilah, apakah kita nyaman melanjutkan hubungan kita seperti ini….?”

Minho membulatkan mata kaget. “Apa maksudmu? Apakah kau mau mengakhiri semua ini disini? Ani, aku tidak bisa kehilangan mu, aku sangat mencintaimu…”

“Lalu bagaimana dengan SungJongie? Apakah kau tidak merasa bersalah padanya….?”

“Taemin-ahh, kau selalu memikirkan perasaan nya, lalu bagaimana dengan perasaan mu sendiri…?”
Taemin menggeleng. “Ani, selama ini kita selalu mementingkan perasaan kita, tidak pernah sedikit pun kita memikirkan peraasaan SungJong, dia sangat peduli pada kita, tapi kita membalasnya dengan seperti ini, aku benar benar merasa sangat bersalah….” jelas Taemin. Minho terdiam.

“Saat SungJong menatap ku dengan tatapan kebencian disaat itu aku baru menyadari betapa tulus nya kebaikan dia kepada kita selama ini, tapi apa yang kita lakukan ini…? saat itu bahkan kita pernah menghabiskan malam bersama padahal SungJong sedang membutuhkan bantuan kita…..” Taemin semakin sedih jika mengingat semua itu. Dan tragis nya dia menyesali setelah semua nya terlambat.

Minho menarik Taemin dan memeluk nya. “Aku pun juga merasa bersalah tentang itu, aku akan mencoba berbicara dengan SungJong nanti, kau jangan cemas, semua nya pasti akan baik baik saja…”

“Kau harus berjanji padaku, SungJong segala nya untuk ku…”

“Aku berjanji…”

~~~ooo~~~

Dua jam lebih telah berlalu, SungJong dan Myungsoo masih terlelap di ruang kesehatan. Seperti nya mereka benar benar serius akan menghabiskan waktu membolos nya untuk tidur.

“hmm…” SungJong menggeliat pelan, seperti nya cukup waktu tidur nya. Mata nya benar benar telah membuka dengan sempurna, jam berapa sekarang, mungkin telah siang. SungJong menengok ke kanan, Myungsoo masih terlelap dengan damai nya, dan tangannya…..melingkar di pinggang SungJong dengan indah nya.

“Kenapa bisa seperti ini, bukan kah tadi aku yang memeluk nya…?” gumam SungJong. Perlahan dia mengangkat tangan Myungsoo dan memindahkan dari pinggang nya. “Seperti nya kau masih sangat nyenyak dalam alam mimpi mu…” SungJong memiringkan tubuh nya dan menghadap Myungsoo.

Dia terlihat sangat tampan dari jarak sedekat ini. SungJong merapikan rambut Myungsoo sama seperti apa yang Myungsoo lakukan pada nya. Dalam hati SungJong membenarkan ucapan Myungsoo, jika mereka bertemu lebih awal mungkin cerita nya akan lain.

Detakan jantung aneh yang dirasakan Myungsoo tadi kini dirasakan pula oleh SungJong. Namun SungJong tidak ingin semakin tenggelam di dalam nya, dengan perlahan SungJong meraih selimut dan menyelimutkan ke tubuh Myungsoo. Dia ingin lebih lama lagi bersama namja itu sebenar nya, namun dia harus segera kembali, urusan nya dengan Cho seonsaenim belum selesai.

“Sreeettt…” SungJong merasa tangan nya di cekal dan membuat nya kembali memutar tubuh nya. Myungsoo menatap nya dan menggenggam tangannya. “Kau mau kemana…?”

“Aku harus kembali ke kelas..dan…”

“Tanpa membangunkanku…?” potong Myungsoo. SungJong menggaruk kepala nya salah tingkah, bagaimana bisa ia membangunkan Myungsoo yang tengah terlelap dengan damai nya tadi.

Myungsoo segera bangun dan menarik SungJong untuk kembali mendekat pada nya. “Yaaa! jangan seperti ini Myungsoo-yaa…” protes SungJong saat jarak nya dengan Myungsoo sangat lah dekat sedangkan Myungsoo tidak juga melepaskan genggaman pada tangan nya.

“Apakah kau tidur dengan nyenyak tadi…?”

“N-ne, tentu saja, kulihat kau juga tidur dengan nyenyak..”

Myungsoo menggeleng. “Tapi aku tidak tidur sedari tadi…”

“Ne…?” SungJong membulatkan mata kaget dan wajah nya bersemu merah, jika Myungsoo tidak tidur berarti dia mengetahui apa yang ia lakukan tadi. astaga SungJong semakin memerah sekarang. Myungsoo tersenyum dan mengacak rambut nya pelan.

“Kenapa wajah mu jadi merona seperti itu hmm…?”

“A-ani….aku hanya ahh jangan salah paham…aku hanya…”

“Salah paham apa? Sekarang kau jadi salah tingkah Lee SungJong…?”
SungJong menggeram kesal. “Myungsoo-yaa, cukup…”

“Apa yang kalian lakukan disini…??” terdengar suara pintu dibuka dan pertanyaan yang membuat Myungsoo serta SungJong saling menatap dengan terkejut, apakah mereka ketahuan ?

Dengan segera mereka segera berdiri dan menghadap ke arah suara teguran tadi. sosok Seonsaenim telah berdiri dengan tegap nya disana. SungJong segera menarik nafas lega.

“Hoya hyung… kupikir siapa…” ucap nya. Hoya segera mendekat.

“Seonsaenim, panggil aku Seonsaenim jika berada di lingkungan sekolah…” tegur Hoya mengingatkan.

SungJong mengangguk, masih untung dia yang menemukannya membolos. Myungsoo segera memberi hormat pada Seonsaenim itu.

“Apakah kalian membolos disini…?” tanya Hoya sambil menatap Myungsoo dan juga SungJong secara bergantian. Myungsoo tampak merasa tidak enak.

“Ani, aku hanya tidur dengan Myungsoo hyung…”

“Ne…?” Hoya dan Myungsoo membulatkan mata kaget mendengar nya, ucapan SungJong tadi sangat lah ambigu untuk namja seumuran mereka. Sementara SungJong seperti nya tidak menyadari dengan ucapan nya.

“Kau tidur dengan nya…?” tanya Hoya.
Myungsoo segera menengahi. “Ani, maafkan kami Seonsaenim, kami memang membolos dan menghabiskan nya dengan tidur seharian disini, sekali lagi kami minta maaf…”

Hoya menggeleng geleng kepala. “Apa jadi nya jika Jung Seonsaenim yang menemukan kalian membolos dan bermesraan disini, dasar….”

“hyung ahh Seonsaenim kau tidak akan menghukum kami kan? aku akan memberikan album kedua Dong Bang Shin Ki kepada mu jika kau tidak menghukum kami…” rayu SungJong dengan aegyo nya.

“Kau pikir aku mudah disuap…?”

SungJong mencibir. “Ya sudah, hukum kami, hukum kami agar kau puas….”

“Ahahaha, kau marah…?” tanya Hoya sembari tersenyum.

“Ani…” jawab SungJong singkat.

“Sudahlah, aku hanya ingin memberitahu mu tentang cctv itu…”
SungJong mengangkat kepala nya dan menatap Hoya. “Apa…?”

“Rekaman cctv yang ada dirimu dan juga Minho itu aku sudah menghapusnya, kau tidak perlu cemas…” jelas Hoya. SungJong melirik Myungsoo sebentar yang juga sedang menatap nya, kemudian dia segera mengalihkan pandangan nya.

Minho lagi Minho lagi, dia sudah berhasil melupakan itu sejak bersama Myungsoo tapi kini ia diingatkan lagi. Rasa nya seperti kembali menemukan kenangan yang buruk.

“Rekaman apa memang nya?” Myungsoo mencoba bertanya karena penasaran.

“ahh itu, rekaman SungJong dan…”

“Gomawo Seonsaenim…” potong SungJong segera. “Aku tidak akan melupakan kebaikan anda ini….” lanjut nya.

“Baiklah, jangan diulangi lagi, aku pergi dulu, sebaik nya kalian juga segera kembali ke kelas, membolos adalah perbuatan yang tidak baik sepintar apapun kalian…”

“Ne Seonsaenim….”

Hoya segera bergegas meninggalkan mereka, Myungsoo masih menatap nya heran dengan Seonsaenim itu, harus nya dia menerima hukuman sekarang, bukan kah Seonasenim itu dari bagian kedisiplinan? Jika Jung Seonsaenim yang menemukann nya membolos pasti dia akan menerima hukuman walau pun dia adalah murid kesayangan nya.

“Kau kenapa melamun…?” tegur Myungsoo pada SungJong. “Memang nya ada apa dengan rekaman itu, kelihatan nya penting sekali…”

“Ani, kau tidak perlu tahu, rekaman yang sangat tidak penting dan jika mengingatnya membuat ku ingin muntah saja…” jawab SungJong sambil mengusap bibir nya dengan kasar, jika dia tahu Minho se brengsek itu dia tidak akan mengizinkan namja itu menyentuh bibir nya.

Myungsoo mengerutkan dahi tidak mengerti melihat nya. “Sudahlah, kau lebih baik ke kelas, aku harus rapat dengan anggota kelompok ku astagaaaa aku sudah sangat terlambat….” pekik Myungsoo menatap arloji nya tidak percaya.

“Aku ikut boleh? Kelas ku sudah berakhir dan aku juga ingin bertemu salah satu noona yang menyukai Sungyeol hyung…”

“Terserah kau saja…”

Myungsoo segera keluar dan di ikuti SungJong dari belakang, seperti nya hari ini mereka berdua akan menghabiskan waktu bersama. Matahari semakin bersinar dengan semangat nya, tidak ada kesejukan yang terasa hal ini membuat siapapun merasa meleleh berada di tengah terik matahari.

~~~000~~~

“Panggil Kim Myungsoo sekarang!!!” perintah seorang yeoja berambut pendek sembari membanting sebuah file, seperti nya dia leader disana. Dari raut wajah nya dia terlihat sangat marah dan kesal.

“Aku tidak bisa menghubungi nya, dia tidak menjawab panggilan ku…”

“Dasar idiot, dia harus segera datang dan menjelaskan ide bodoh nya ini, Yaak Choi Minho!!!” teriak yeoja tadi tak sabar.
Minho yang tenggelam dalam lamunannya segera mengangkat kepala nya. “Kenapa…?”

“Kenapa? Kau masih tanya kenapa?? Panggil Kim Myungsoo sekarang juga kemari!!”
Minho menatap yeoja itu dengan malas. “Kenapa harus aku…? Seohyun-ah, berhentilah bertindak sebagai leader, kau memerintah semau mu saja…”

“Jika aku tidak mengambil alih kau fikir semua nya akan selesai, kau maupun Myungsoo tidak bisa di andalkan sama sekali….”

“Bukan kah Myungsoo telah menyusun semua nya? Kau hanya tinggal membaca nya dan menyetujui nya, lalu semua nya akan beres…”

“Aku tidak menerima ide bodoh yang telah Myungsoo buat itu, sekarang kau harus memanggilnya kemari dan menjelaskannya padaku….”
Minho menggeleng geleng frustasi, jika ini bukan tugas dari Seonsaenim nya langsung dia tidak akan mau ikut rapat sialan ini, sementara masalah nya dengan Taemin dan SungJong butuh diselesaikan dengan cepat.

“Apakah kau tuli? Panggil Myungsoo sekarang!!”

“Mian Mian Mian, aku terlambat, aku ada urusan yang mendadak…” pintu terbuka dan muncul sosok yang sedang di bicarakan dengan wajah penuh penyesalan.

Minho menajamkan pandangan nya pada sosok yang mengikuti Myungsoo dari belakang, SungJong? Pandangan mereka beradu, SungJong nampak sedikit kaget melihat Minho, dia pun buru buru mengalihkan pandangan nya.

“Mianhae, aku terlambat….”

“Aigoo, kau terlambat dan sedang menempel seperti lem dengan bocah itu?” sindir Seohyun sambil melirik SungJong.

“Noona, jangan mencari gara gara dengan ku karena aku hanya akan duduk disini tidak akan mengganggu kalian….” sahut SungJong lalu menarik kursi dan duduk. Dia tahu Minho sedang memperhatikannya, namun dia tidak peduli.

“Apakah kau sudah membaca file nya? Aku telah menyelesaikan semua nya…” tanya Myungsoo.

“Maksud mu ide bodoh yang kau tulis itu, apakah kau tidak menyadari jika ide mu itu terlalu kekanakan dan idiot..?”
Myungsoo terkejut. “Apa maksud mu? Aku sudah memperhitungkan semua nya, aku bahkan sering memotret di daerah sana dan semua nya baik baik saja, malahan semua nya akan bagus jika kita mengadakan kegiatan itu disana…”

“Oh yaa? Apakah kau tidak berpikir dengan dampak yang lain nya? Kau hanya mementingkan bagaimana kegiatan itu berlangsung tanpa memperhitungkan keselamatan member….”

“Yaa!! Aku sudah mengatur semua itu, apa kau benar benar telah membaca file nya? Atau hanya kau saja yang tidak menyetujui ide itu…?”
Seohyun mengambil file tadi dan melemparkan nya ke arah Myungsoo. “Aku tidak butuh membaca file idiot seperti itu!! Kupikir kau memang jenius maka nya aku menyerahkan tugas ini padamu, tapi kau tidak bisa apa apa, dasar bodoh!!” maki Seohyun lagi, semua anggota hanya menggeleng geleng kepala melihat nya, gadis sok berkuasa itu selalu bertindak semau nya. Biasa nya Minho yang akan membantu Myungsoo jika menghadapi masalah seperti ini, namun kali ini Minho memilih untuk diam.

“Kau belum membaca semuanya maka nya tidak mengerti, kau pikir aku se bodoh itu? Aku membuat rancangan itu jauh jauh hari dan aku yakin semua nya hanya akan berhasil, kau hanya tinggal membaca nya saja, tapi belum semua nya kau baca kau telah mengataiku bodoh…” ucap Myungsoo geram.

“Kalau kau tidak bodoh kau harus nya bisa membuat yang lebih singkat dan mudah di pahami…”

“oh yaa? Aku yang bodoh atau kau yang terlalu malas untuk membaca nya?”

“Aku tidak mau tahu, aku tidak ingin semua nya berantakan hanya karena kebodohan mu, buat ulang dan selesaikan hari ini juga!!”
SungJong mengepalkan tangan geram, sedari tadi ia menatap yeoja itu dengan tatapan tajam, dia tidak suka Myungsoo di hina seperti itu, apalagi oleh yeoja seperti dia. SungJong berdiri dan mengambil file yang di buang tadi dan membaca nya.

“Mwoo…? kau menyuruh ku membuat ulang…? apakah kau sudah tidak waras?” Myungsoo menggeleng geleng tak percaya.

“Yaa, kau harus membuat nya ulang dengan tidak menggunakan kebodohan mu lagi dan …….”

“Kurasa yang bodoh kau bukan Myungsoo hyung….” celetuk SungJong. Kini semua mata tertuju pada SungJong, terutama Minho yang memang begitu penasaran karena dua orang itu makin lama makin dekat.

“Apa maksud mu bocah? Kau jangan ikut campur? Kau hanyalah bocah ingusan yang membolos di tengah jam pelajaran, apakah kalian tadi membolos dan menghabiskan waktu bersama hah…?”

SungJong tersenyum simpul. “Kau benar, aku tidur dengan Myungsoo hyung makanya dia terlambat kemari…” ujar SungJong sekena nya membuat semua orang menatap nya aneh.

“Lalu kau tidak perlu untuk ikut campur, ini bukan urusan mu!!!”

“Kau bodoh, aku yang baru baca sekilas pun sudah tahu maksud dari apa yang Myungsoo hyung tulis disini, kau terlalu bodoh untuk memahami semua ini, hanya orang jenius yang bisa memahami nya…”

Seohyun menggeram marah. “Apa kau bilang…?”

“Disini jelas tertulis, untuk melakukan pengamanan yang akan digunakan alam kegiatan maka akan mengajukan sebuah permohonan pada lembaga agar menghemat biaya, dan selama ini permintaan selama ini tidak akan di tolak karena Myungsoo hyung sangat berpengaruh dan untuk permintaan sesederhana itu tidak masalah untuk lembaga…” jelas SungJong.
Seohyun nampak terdiam menatap nya tak percaya.

“Dengan kata lain, konsep yang di ajukan Myungsoo hyung ini adalah dengan tidak memberikan beban pada member untuk pengamanan nya, Myungsoo hyung sangat baik dengan menggunakan koneksi nya demi kepentingan kalian semua, paham?”
Semua yang ada di sana mengangguk angguk, seperti nya mereka memang belum memahami dengan sungguh sungguh karena telah termakan amarah nya Seohyun.

“Kau hanya mengarang, kau melakukan itu karena kau kekasih nya Kim Myungsoo kan…?” Seohyun masih enggan mengakui kesalahan nya.
SungJong kemudian menggenggam tangan Myungsoo. “dari sini semua orang pasti sudah bisa membedakan siapa yang bodoh, Myungsoo hyung atau yeoja ini, aku yang hanya seorang bocah pun bisa dengan mudah mengerti apa maksud dari file ini, sekarang apakah ada yang masih meragukan Myungsoo hyung…?” tanya SungJong.

Semua nya saling memandang dan menggeleng. Minho pun menatap SungJong dengan sedih, Yaa! Hati nya tiba tiba terasa sangat sedih ketika melihat perhatian nya SungJong yang ditujukan pada Myungsoo.

“Baguslah kalau kalian mengerti, kalian hanya perlu percaya pada Myungsoo hyung, tidak perlu mendengarkan yeoja ini…” ucap SungJong sekali lagi.
Myungsoo menatap SungJong dengan tatapan aneh nya. “Rapat selesai, kita lanjutkan besok…” putus Myungsoo. Lalu dengan gerakan cepat dia mencengkeram tangan SungJong dan menarik nya keluar dari sana. Hal ini tentu saja membuat Minho semakin merasa hati nya tidak enak, dia bingung dengan perasaan nya sendiri, bukan kah dia mencintai Taemin? Tapi kenapa saat meihat SungJong bersama yang lain hati nya merasa tidak rela..?

~~~000~~~

“Awwhh Myungsoo-yaa? Waeyoo??” SungJong menatap Myungsoo tak mengerti.

“Kenapa kau melakukan itu…?” tanya Myungsoo dingin.

“Melakukan apa…?”

“Membela ku seperti tadi, apa maksudmu…?”

SungJong mengusap pergelangan tangan nya yang memerah. “Tentu saja karena aku tidak suka melihat yeoja itu menjelek jelekkan mu, aku tidak terima, kenapa kau masih menanyakan itu?”

“Kenapa kau tidak terima? Apakah kau peduli padaku…?”

“Ne? Myungsoo-yaa ada apa dengan mu…?” SungJong menatap Myungso bingung. “Tentu saja aku peduli pada mu, aku tidak bisa diam saja saat melihat mu di permalukan seperti itu…”

“Ani, kau melakukan semua itu hanya pura pura…”

“Ne…?”

“Kau hanya ingin membuat Minho cemburu pada mu kan? Kau tidak tulus membela ku tadi, aku bisa melihat nya, Minho sedari tadi kau masuk terus memperhatikan mu dan kau menggunakan ku untuk membuat Minho cemburu, iya kan…?”
SungJong semakin menatap Myungsoo aneh, ada perasaan aneh di dalam hati nya, wajah Myungsoo terlihat lucu sekali, dia tidak berbakat untuk membuat ekspresi marah.

“Aku benar kan…? kau tidak tulus membelaku, hanya….ADUHHHH!!!” Myungsoo meringis kesakitan dan segera mengusap kepala nya yang tiba tiba di jitak SungJong dengan sangat keras.

“Rupa nya apa yang di bilang Seohyun jika kau bodoh tadi benar ada nya…” ucap SungJong berapi rapi.

“Apa? Kenapa tiba tiba kau juga bilang aku bodoh ?” Myungso memajukan bibir nya beberapa senti. SungJong tersenyum.

“kenapa aku harus membuat Minho cemburu? Dia tidak mencintaiku, menurutmu dia akan cemburu? Dasar bodoh…”
Myungsoo tersentak, seperti baru saja mengingat sesuatu, dan seperti nya dia membenarkan ucapan SungJong.

“Tadi itu ada atau tidak ada Minho disana, aku akan tetap membelamu, tidak peduli apapun, aku tidak suka melihat mu dijelakkan…” jelas SungJong. Myungsoo tersentuh.

“Tapi kenapa kau lakukan itu…?”

“Entahlah…aku hanya melakukan apa yang ada dalam hati ku, dan….” SungJong menghentikan ucapan nya saat tiba tiba Myungsoo menangkupkan pipi nya dan menatap SungJong lekat.

Perasaan yang aneh itu datang lagi, darah seakan mengalir begitu cepat, ada ribuan perasaan bahagia yang mendesak ingin segera di lampiaskan. Semakin lama mereka bersama perasaan itu semakin kuat dan tidak bisa lagi mereka tahan.

“Gomawo SungJongie, kau memang yang terbaik…”

SungJong mengangguk. “Ne, kau lebih banyak membantu ku selama ini, apa yang kulakukan tadi belum seberapa…” ucap SungJong seraya tersenyum.

“Lalu sekarang kau mau kemana? Aku antarkan pulang bagaimana…?” tawar Myungsoo.

“Ani, aku harus bertemu dengan aboeji ku sekarang, kau pulang saja dahulu…”

“Aboeji? bukan kah aboeji mu sudah berada di rumah…?”

SungJong tersenyum. “Aku harus menemui aboeji ku yang kedua….”

“Ahh benar, kau mempunyai dua aboeji…” Myungsoo mengangguk angguk paham. “Kalau begitu aku pulang dulu yaa, nanti malam aku akan menelvon mu, annyeong….” Ucap Myungsoo sambil mengacak rambut SungJong dan bergegas pergi. SungJong mengusap dahi nya pelan, kenapa hari ini dia merasa bahagia sekali. Entahlah mungkin karena Myungsoo.

Sementara sepasang mata mengawasi mereka dengan tatapan pilu sedari tadi, sepasang mata milik Choi Minho.

“Harus nya aku bahagia melihat mu tersenyum, tapi kenapa perasaan ini tidak bisa menerima kau tersenyum karena Myungsoo…?” Gumam nya pelan.

“Aku memang egois, mianhae SungJong-ahh….”

~~~000~~~

Bel tanda pelajaran telah selesai memang telah berdentang beberapa menit yang lalu, semua siswa tentu saja sudah berhamburan untuk pulang ke rumah masing masing.

SungJong berjalan pelan menuju ke ruangan Seonsaenim. Semenjak hubungan nya dengan Cho seonsaenim memburuk dia jarang kemari. SungJong tahu dia egois, namun dia sudah terlalu sering di bohongi, dan dia tidak akan mau mengalah sedikit pun mulai sekarang.

“Aboeji….” SungJong masuk ke dalam ruangan, kebetulan sekali semua seonsaenim sudah akan pulang, hanya tinggal Jung Seonsanim dan Cho Seonsaenim yang masih berada disana mengerjakan urusan nya masing masing.

Pandangan SungJong dan Jung Seonsaenim beradu, benar benar seperti musuh, tidak ada yang saling menyapa dahulu. SungJong pun enggan untuk menegur nya terlebih dahulu, didunia ini bagi SungJong hanya dua orang yang mempunyai tatapan mematikan seperti pembunuh jika bertemu dengan nya. Kim Jonghyun nomor satu dan Jung Yunho Seonsaenim yang kedua.

“SungJongie…? kau…kenapa kau kemari hmm…?” tanya Kyuhyun segera berdiri dari tempat duduk nya. Dia lumayan senang melihat SungJong sudah mau menemui nya lagi.

“Aboeji, kau tidak pulang? Apakah kau tidak merasa gerah disini terus…?” tanya SungJong sedikit melirik Jung Seonsaenim.
Kyuhyun tersenyum. “Ani, aku baik baik saja disini, dan lagian bukan kah udara nya disini sangat lah sejuk…?”

“Entah lah, aku tidak setuju, begitu aku masuk kemari tiba-tiba hawa panas benar benar sangat mengganggu….”

“Seonsaenim, seperti nya aku harus pulang dahulu…” Jung Seonsaenim menarik kursi nya dan membereskan beberapa dokumen.

“Lhoh, bukah kah Seonsaenim masih ada beberapa dokumen yang harus di baca dan diselesaikan…?”

“Aku akan menyelesaikan nya di rumah, aku merasa merinding disini karena tiba tiba ada aura setan kecil telah kemari….” ucap Jung Seonsaenim lalu segera beranjak keluar dari kantor Seonsaenim.

SungJong tersenyum menang, untung Seonsaenim itu segera pergi, dan dia tidak perlu repot repot mengajak Kyuhyun pergi dari sana.

“Kalian berdua itu benar benar sama saja, tidak ada yang mau mengalah…” Kyuhyun menggeleng geleng kepala.

“Dia yang bilang aku setan kecil, padahal dia sendiri yang lebih dari evil…”

“Huusss tidak baik berbicara seperti itu…..”

“Ahhahaha arraseo, aku hanya tidak bisa diam saja jika ada Seonsaenim itu…” SungJong segera menarik tangan Kyuhyun untuk mengikuti nya duduk.

“Kau sudah lama sekali tidak menyapa ku hmm? Kau ini benar benar nakal…”
SungJong tersenyum, maka dari itu hari ini dia ingin menyelesaikan semua nya dan berbaikan dengan Aboeji nya itu.

“Aboeji… Taemin dan Minho hyung….mereka…mereka tidak sebaik yang aku kira selama ini…”
Kyuhyun menatap putra nya dengan lembut dan mengelus kepala nya, pertanda dia mendengarkan semua cerita SungJong. “Waeyoo? Apakah mereka melakukan sesuatu padamu…?”

“Taemin ternyata juga kekasih Minho hyung, aku benar benar membenci mereka aboeji….”

“Ne…? maksud mu Taemin….Lee Taemin sahabat mu itu…?” tanya Kyuhyun.

SungJong mengangguk. “Mereka membohongiku, mereka bilang mereka sayang padaku, tapi sudah sangat lama mereka berbohong padaku, aboeji, kenapa semua orang selalu mempermainkan ku dan membohongiku? Aku benar benar tidak dapat menerima semua itu…”
Kyuhyun terdiam, bukan kah dia pun juga pernah membohongi SungJong, dalam hai ini dia masih sangat merasa bersalah pada namja yang sudah ia anggap putra nya sendiri itu.

“aku benar benar menganggap Taemin seperti saudara ku sendiri, rasa nya aku benar benar membenci nya, aku menyesal telah mengenal mereka, aku membenci mereka aboeji….”

“Tidak boleh berkata seperti itu Jongie, mereka dulu bagaimana pun pernah menjadi orang yang kau sayangi…” ucap Kyuhyun.

SungJong menarik nafas panjang dan menghembuskannya kesal. “Tapi mereka membohongi ku aboeji, aku tidak suka di bohongi…” ucap nya kesal. Kyuhyun pun mengambil nafas berat. “Kau memang berhak marah, tapi kau pun tidak boleh membenci mereka, cobalah untuk memaafkan Jongie…”
SungJong menggeleng kuat. “Ani, aku tidak akan memaafkan mereka, aboeji jangan memaksaku untuk memaafkan mereka, aku sangat menyayangi mereka, namun saat kepercayaan ku mereka hianati aku tidak bisa semudah itu memaafkan mereka…”

“Baiklah kalau begitu, tapi aku harap kau tidak melupakan jika selama ini kau dan Taemin adalah sahabat dekat, kalian saling menyayangi, dan aku yakin Taemin saat ini menyesali perbuatannya…”

SungJong terdiam, sekeras apapun semua orang menyuruh nya untuk memaafkan Taemin tidak akan pernah mengubah pendiriannya, dia tidak suka di bohongi, jika Taemin jujur sejak awal maka mungkin SungJong akan bisa mengalah sebelum dia benar benar menyukai Minho, namun semua nya kini telah terlambat.

“SungJongie, mianhae….kau membenci seseorang yang berbohong padamu, aku minta maaf, aku pernah membohongi mu…”
SungJong terdiam sedari tadi memang arah tujuan nya memang kesana, SungJong ingin mengatakan jika semua nya baik baik saja tidak ada yang perlu di cemaskan.

“Aku tidak bermaksud membohongimu, pada awal nya aku menjadi Seonsaenim karena memang aku ingin selalu dekat dengan aboeji mu, tapi saat melihat mu yang selalu mempunyai masalah dengan Sungmin, aku tidak bisa diam, aku mencoba dekat dengan mu, bukan karena Lee Sungmin, aku sudah menganggap mu putra ku sendiri, sebagai seorang aboeji, aku ingin merubah sikap putraku menjadi lebih baik lagi….” cerita Kyuhyun kemudian. SungJong terdiam mendengarkan dengan baik.

“Namun harus ku akui, saat aku berada di dekatmu, aku selalu merasa seperti dekat kembali dengan Sungmin, mungkin memang hal itu menjadi salah satu penguat aku menyayangimu…”

SungJong kemudian mengangkat kepala nya dan menatap Kyuhyun. “Aboeji, apakah kau sangat mencintai Lee Sungmin Seonsaenim…?”
Entah sadar atau tidak dengan cepat Kyuhyun mengangguk. “ Ne… Lee Sungmin segala nya untuk ku, jika tanpa dia aku tidak mungkin berusaha keras hingga se sukses sekarang…”

“Sampai sekarang kau masih mencintai nya…”

“Aku egois, namun yahhh…aku masih sangat mencintai nya…”
SungJong kembali tertegun, darah nya tiba tiba terasa bergejolak hebat dan tangan nya terkepal. Dia tidak ingin memisahkan orang yang saling menyayangi. Namun dia sendiri bagaiamana? Dia kehilangan Minho, sekarang dia tidak mungkin tidak egois, jika dia tidak bisa bahagia, kenapa dia harus memberikan orang lain kebahagiaan? SungJong benar benar tidak bisa.

“Aboeji, tapi aku tidak suka…”

Kyuhyun sedikit terkejut. “Maksud mu…?”

“Aboeji, apakah kau masih menyayangiku sama seperti dulu…?”

“Apa yang kau bicarakan hmm? Tentu saja, aku sangat menyayangimu, kau ini putraku…”

SungJong menggeleng dengan tatapan dingin nya. “Aku tidak mau itu, hubungan kalian sudah lama berakhir…”

“Ne…?”

“Aku sudah memaafkan mu, tapi jika aboeji dan Lee Sungmin seonsaenim kembali meneruskan hubungan kalian yang sempat tertunda, aku tidak bisa menerima semua itu, mungkin lebih baik aku pergi dari kehidupan kalian…”

Kyuhyun tentu saja sangat terkejut dengan ucapan itu. “Apa yang kau bicarakan SungJongie…?”

“Aboeji, tidakkah kau mengerti, semua ini terjadi karena hubungan kalian, aku tidak ingin semua nya kembali runyam. Aboeji, jika kau merasa bersalah karena telah membohongiku, aku ingin kau meneruskan sandiwara kalian selama ini…”

“Maksudmu…?”

“Hubungan mu dengan Lee Sungmin Seonsaenim tidak lebih hanya sekedar rekan kerja, aku mohon tidak ada lagi hubungan seperti dulu lagi, jika kau merasa bersalah pada ku, tolong penuhi keinginan ku ini…”

Kyuhyun membatu, dia tentu saja sangat paham dengan maksud SungJong. Dan ini berarti usaha nya selama ini sia sia saja. Mana mungkin dia bisa melakukan semua itu, Lee Sungmin adalah segala nya, bertahun tahun dia menantikan saat saat bisa kembali berbicara dengan Sungmin, namun apa yang harus ia lakukan jika SungJong tidak menyetujui mereka menjalin hubungan lagi…?

“Aboeji, mianhae, aku menyayangimu, tapi aku benar benar tidak suka dengan kisah cinta kalian…”
Kyuhyun menarik nafas panjang. “Baiklah aku mengerti, aku pun juga tidak berharap hubungan ku dengan aboeji mu akan kembali seperti dulu…” ucap Kyuhyun tentu saja tidak jujur.

“Gomawo aboeji, kau memang yang terbaik…”

Kyuhyun tersenyum. “Ne, kau jangan coba coba untuk marah lagi padaku, paham?”

“Aku paham, kalau begitu aku pergi dulu, aku ingin ke rumah Myungsoo jika Sungyeol hyung bertanya bilang saja aku sedang belajar, hehhehe, annyeong aboeji…” ucap SungJong sambil memberikan hormat kepada Kyuhyun kemudian segera pergi disana. Kyuhyun hanya tersenyum melihat nya.
SungJong belum benar benar pergi, dia masih menahan pintu ruangan dan menatap Kyuhyun dari sana. Kyuhyun yang tiba tiba menjadi sedih sekali dari sorot mata nya, dia seperti tidak ada ada semangat lagi, seolah dia baru kehilangan sesuatu yang sangat berharga dalam hidupnya. SungJong menghela nafas panjang, dia sebenarnya juga tidak tega melihat aboeji nya sedih, namun dia harus menahan nya hingga sesuatu yang ia juga belum pahami terpecahkan.

SungJong perlu melakukan ini untuk menguji sesuatu. “Mianhae Aboeji…”

~~~000~~~

“Hyung…kenapa kau harus ikut aboeji pulang huh? Kalian mengganggu waktu ku bersantai saja…” gerutu Myungsoo sambari membolak balik beberapa dokumen.

Sunggyu dan Mr. Kim hanya tersenyum mendengar ocehan Myungsoo. “Berbahagialah karena dengan kau membantu kami seperti ini kau juga bisa belajar cuma cuma…”

“Ohh arraseo, dan waktu ku bersantai akan tersita dengan ini…”

“nikmati saja Myungsoo-yaa, kau juga tidak punya kekasih untuk kau ajak menghabiskan waktu bersama…” sahut Sunggyu.
Myungsoo mencibir. “Setidak nya aku bisa menghabiskan waktu ku dengan Lee SungJong…” gumam nya kemudian.

“Lee SungJong…? ahh benar, dia belum memeriksakan keadaan nya lagi padaku, apakah dia baik baik saja Myungsoo-ya..?” tanya Mr Kim.

“Terakhir aku menemukan dia, sebuah pisau hampir saja menusuk perut nya…”

“Apa…?” Sunggyu dan Mr. Kim membulatkan mata kaget. “Myungsoo-ya, ku pikir dia benar benar anak yang ajaib, dia pasti punya seribu nyawa…” celetuk Sunggyu. “Dia bahkan bisa selamat setelah kelebihan mengkonsumsi obat obatan…”

“Aigoo, dia bahkan selamat setelah tangan serta tulang punggung nya patah…” tambah Myungsoo. Sunggyu semakin menggeleng geleng kepala nya kagum, dia bahkan saat demam pun tidak bisa kemana mana.

Sementara bagi Myungsoo, membicarakan SungJong adalah hal yang sangat menyenangkan untuk nya. Terbayang wajah SungJong yang sangat manis dan membuat nya selalu luluh saat bersama dengan nya.

“Nah lihat lihat…dia tersenyum senyum sendiri begitu mendengar nama Lee SungJong….” sindir Sunggyu. “Aboeji, mungkin dia sudah tergila gila padanya…” Mr. Kim hanya tersenyum kecil mendengar nya.

“Benar, aku memang tergila gila pada nya, puas??” celetuk Myungsoo sambil melemparkan pensil ke arah Sunggyu.

“Aigooo, kau menyukai nya tapi tidak berani mengungkapkan pada nya…”

Myungsoo kembali mencibir. “Kau pikir aku se brengsek itu? Dia baru saja putus dengan Minho dan lagian Minho itu sahabatku, aku tidak ingin SungJong menganggap ku mencari kesempatan, SungJong sudah mau bersikap baik padaku setelah sekian lama…”

“Astagaaa, jadi dia sudah putus? Bukan kah itu menjadi kesempatan yang bagus untuk mu? Kau bodoh sekali Myungsoo-yaa..”

“Diamlah, kau sendiri yang tidak bodoh bahkan belum mempunyai kekasih sampai sekarang…” Myungsoo gantian menyindir.

“Maaf, aku sedang konsentrasi dengan pekerjaan ku…” sahut Sunggyu berapi rapi. Myungsoo menyeringai, seperti nya dia punya senjata baru untuk membalas Sunggyu.

“Aigooo kalau tidak ada kamu mungkin belum sampai rumah sekarang….” terdengar suara ribut dari luar, seperti nya Mrs Kim telah pulang dari acara berbelanja nya. Myungsoo yakin sebentar lagi akan mendengar keluhan keluhan dari Mrs Kim tentang harga barang barang.

“Yaa!! Lee SungJong…???” Myungsoo membulatkan mata kaget kala melihat sosok yang mengikuti Mrs Kim dengan senyum manis nya.

“Annyeong….” sapa Lee SungJong dengan lucu nya, dia masih memakai seragam sekolah, padahal ini sudah sangat sore untuk siswa pulang sekolah.

“Kenapa kau bisa kesini…?” tanya Myungsoo.
Mrs Kim segera menyahut. “Dia tadi membantu ku membawa barang belanjaan, aigoo dia manis sekali, sudah lama Eomma tidak bertemu dengan nya…” ucap nya antusias.

“sayang, kau harus ikut makan disini yaaah, aku akan memasakkan makanan yang enak enak untukmu…” ucap nya pada SungJong.
SungJong mengangguk dan tersenyum manis. “Ne ahjumma, aku ingin Sup yang waktu itu…”

“Baiklah, kau tunggu disini ya, aku akan memasak untuk mu dan untuk kalian semua…” ucap Mrs Kim lalu berlalu pergi ke dapur.
SungJong segera mendekat ke Myungsoo. “Annyeong semua nya…”

“Hey kau anak nakal, kenapa tidak memeriksakan keadaan mu minggu ini hah…?” tanya Mr Kim pura pura memarahi.

“hehehe Mian, aku merasa aku sudah sembuh ahjussi…”

“Astagaaa, hanya aku yang tahu kau sudah membaik atau belum, lain kali jangan seperti itu lagi, aku akan merasa bersalah jika tidak bisa menyembuh kanmu…”

SungJong mengangguk patuh. Sementara Myungsoo masih menatap SungJong tidak berkedip, tiba tiba SungJong di rumah nya ini terasa memberikan kejutan yang menyenangkan untuk nya, Myungsoo benar benar senang.

“Annyeong, kau pasti belum mengenalku, aku Kim Sunggyu, sepupu nya Myungsoo…” Sunggyu memperkenalkan diri.

“Bangapta hyung, aku Lee SungJong, waah hyung keren sekali, apakah hyung seorang dokter…?”
Sunggyu mengangguk. “Ne, kalau kau sakit aku juga bisa menyembuhkan mu…” ucap nya kemudian. SungJong membalas nya dengan tersenyum. Kemudian ia mengalihkan pandangan nya pada Myungsoo yang sedari tadi belum menyapa nya.

“Myungsoo-ya…”

“hmm…?”

“Kau tidak mau menunjukkan koleksi mu padaku….?”

Myungsoo mengangkat kepala nya. “Koleksi…?”

“Dong Bang Shin Ki… kau pasti mempunyai koleksi barang barang nya kan…?”

“Ahh benar, kurasa aku perlu menunjukkan nya padamu…kkaja…” Myungsoo menarik tangan SungJong dan mengajak nya pergi dari sana. Yahh mungkin saja dengan ini hubungan mereka akan menjadi lebih dekat lagi.

.

“Aku meletakkannya di tempat yang sama aku menaruh hasil potretan ku, tapi aku tidak yakin apakah koleksi ku ini sebanyak yang kau punyai…” ujar Myungsoo sembari membuka kamar nya.

SungJong tertegun ketika memasuki kamar Myungsoo lag, tentu saja dia mempunyai kenangan manis bersama Myungsoo di sana, namun seperti nya SungJong menganggap kenangan itu manis setelah beberapa waktu yang lalu.

“Aku mempunyai ruangan khusus…” Myungsoo kemudian membuka sebuah ruangan yang berada di dalam kamar nya dan memasuki nya, SungJong pun mengikuti dari belakang.

“uwwwaaah Daebak….!!!” SungJong membelalakkan mata dan berdecak kagum begitu melihat isi ruangan tersebut. Di sisi kanan ruangan penuh dengan foto foto karya Myungsoo, sedangkan di sebelah kiri ada banyak sekali barang barang serba groub fenomenal boyband korea selatan yang menjadi idola Myungsoo dan juga SungJong.

SungJong segera berlari menghampiri nya. “Myungsoo-ya, kau benar benar Cassiopeia, kau mempunyai benda benda seperti ini, bahkan koleksi ku tidak sebanyak seperti ini, kau mengagumkan Myungsoo-yaa…” puji SungJong sambil meraih sebuah pigura berisi foto mereka berlima.

“Sebenar nya aku lebih mempunyai semua serba mereka ketika masih berlima, ataupun Jaejoong hyung…”

“Waahh benar, kau bahkan tidak punya foto Yunho hyung dan Changmin hyung…” SungJong kembali mengamati. “ada banyak sekali foto Jaejoong hyung saat konser, apakah kau selalu datang ke konser nya? Astagaa, diam diam kau seorang fanboy yang fanatik…”

“Ahh tidak juga…” tepis Myungsoo. “semenjak mereka berpisah, aku semakin susah mengikuti berita mereka, karena memang aku suka dengan Jaejoong hyung aku hanya mengikuti dia saja…”

SungJong mengangguk angguk. “Aku lebih suka mengikuti Yunho hyung sejak mereka berpisah, tapi sudah lama sekali aku tidak menghadiri konser nya…ahh aku ingin melihat hasil pemotretan mu yang lain…” ucap SungJong berjalan ke arah kanan melihat hasil foto Myungsoo yang lain.

Lebih bagus dari punya Minho, SungJong pernah melihat karya nya Minho, namun tidak sebagus punya Myungsoo. Objek nya Myungsoo bermacam macam, tidak hanya terfokus pada satu saja.

“Apa ini…?” SungJong berjalan ke arah paling belakana dari foto foto yang di pajang itu, seketika ia mengerutkan dahi nya. Foto nya? Kapan Myungsoo mengambil foto nya? Ini foto nya saat makan sendirian di kantin? Ada lumayan banyak foto nya yang di ambil diam diam oleh Myungsoo.

“Apakah aku semanis ini saat di foto…?” ucap SungJong entah sadar atau tidak.
Myungsoo yang baru mengikuti SungJong terkejut dengan tiba tiba karena SungJong melihat koleksi yang ia sembunyikan. SungJong pasti marah, ia yakin SungJong pasti marah. Myungsoo tidak berani menegur nya sekarang.

“Myungsoo-yaa, kapan kau mengambil foto ku sebanyak ini?” tanya SungJong sambil berbalik ke arah Myungsoo.

“Nggg…Mianhae SungJong-ahh, apakah kau marah karena aku memotretmu tanpa izin…?” tanya Myungsoo.
SungJong tersenyum. “ Kenapa aku harus marah hmm? Aku malah kaget karena aku terlihat manis disana, apakah kau meng edit nya sehingga aku menjadi semanis itu…?”

“Ne…? ani, aku sama sekali tidak mengedit nya, aku suka sekali mengambil foto mu, tanpa di edit semua nya sudah bagus…” jawab Myungsoo dengan menghela nafas lega, setidak nya SungJong tidak marah padanya.

“Kapan kau mengambil foto ini…?”

“Kau ingat saat Minho bilang padamu jika kau bisa menjadi modelku..? kau memang fotogenik, , aku memotretmu sekali dan langsung ketagihan, tapi aku bersumpah aku tidak macam-macam dengan fotomu…”

“Ahahaha arraseooo… aku hanya tidak menyangka aku bisa semanis itu, aku pikir itu bukan diriku…” SungJong berjalan mendekat ke arah foto nya yang sedang memakan lemon candy, bagaimana juga Myungsoo mendapatkan foto nya ini. Dia hanya bisa menggeleng geleng kepala.

“Yang itu untuk aku yahhh…aku akan menyimpannya….” ucap SungJong sambil memcoba meraih sebuah foto yang terletak lumayan tinggi dari sana. Dia meloncat loncat untuk menggapai nya, foto itu terlihat manis sekali

“aduhhh…akhhh….” SungJong terjatuh dengan tiba tiba sembari merintih memegangi dada nya tiba tiba terasa sakit. Wajah nya memucat serta keringat dingin membanjiri pipi nya.

“SungJong-ahh…? gwanchana…???” tanya Myungsoo cemas dan segera meraih bahu SungJong. “Lee SungJong!!”
SungJong tidak menjawab, dia meremas baju nya kuat kuat dan mulai memejamkan mata nya sayu. Myungsoo dapat merasakan semakin lama tubuh SungJong semakin melemas dan terkulai.

“Yaa!! Lee SungJong!!”

~~~000~~~~

Myungsoo tanpa berhenti mengamati aboeji nya yang tengah serius memeriksa SungJong. Tak ada ekspresi cemas dari raut wajah nya setidak nya itu membuat Myungsoo sedikit berkurang rasa cemas nya. SungJong sendiri sudah mulai membuka mata nya setelah kehilangan kesadaran beberapa

menit tadi.

“Tenang saja, kau tidak perlu secemas itu…” tegur Sunggyu sedikit menggoda Myungsoo.

“Bagaimana aku tidak cemas jika dia pingsan tepat di hadapan ku…” ucap Myungsoo tidak mau kalah.
Sunggyu mengangguk angguk. “Kurasa dia hanya kelelahan saja, tapi entah lah, aboeji mu lebih tahu….”

“aboeji, apakah dia baik baik saja…?” tanya Myungsoo. SungJong pun segera menatap Mr Kim yang belum selesai memeriksa nya, dia sudah mulai merasa lebih sehat lagi meskipun wajah nya sangat pucat.

“Lee SungJong, apakah kau habis berkelahi…?” tanya Mr Kim sembari menatap SungJong serius.
SungJong mengangguk. “Ne, aku kemarin berkelahi, waeyo ahjussii? Apakah ada tulang ku yang patah…?”

“Kemarin kau berkelahi dan setelah itu kau sama sekali tidak mengistirahatkan tubuh mu, banyak sekali luka memar di dada dan perutmu, sudah berapa kali aku memberitahu, jangan membuat diri mu seperti ini lagi, saat ini kau tidak bisa mengkonsumsi obat seperti biasa nya….”

“Mianhae ahjussi, aku sudah merasa sembuh sekarang, aku pasti baik baik saja, aku berjanji hal semacam ini tidak akan terjadi lagi padaku, aku benar benar berjanji padamu…” ucap SungJong seraya bangun dari tempat tidur. jonghyun kemarin menginjak dada nya begitu keras, sakit nya baru terasa hari ini dan lagian SungJong sudah terbiasa dengan keadaan yang se macam ini

Mr Kim tampak menarik nafas panjang. “baiklah ini yang terakhir kali nya, aku harap jangan ada luka akibat perkelahian atau apapun, jadilah anak yang baik yang tidak pernah mendapatkan luka seperti ini…..”

SungJong terdiam dan mengangguk pelan, dia tidak dapat berjanji, Jonghyun masih memusuhi dan semakin ingin membunuh nya, dan di saat itu dia tidak mungkin membiarkan Jonghyun melukai diri nya tanpa ada nya perlawanan.

“Sudahlah, seperti nya Eomma sudah selesai memasak, mungkin lebih baik kita segera ke ruang makan dan makan bersama sama, ahh aku sudah sangat lapar…” celetuk Sunggyu sembari mendahului keluar dari kamar. Mr Kim mengikuti dari belakang.
Myungsoo mendekati SungJong dengan dengan raut wajah yang masih sangat cemas.

“Menurutmu apakah Kim ahjussii marah padaku…?” tanya SungJong.

Myungsoo menggeleng. “Ani, dia hanya terlalu cemas padamu, dan merasa bersalah karena belum bisa menyembuhkan mu, kurasa hanya itu…”

“Benarkah…?” Gumam SungJong, saat ia terluka masih sangat banyak orang yang mencemaskan dan berharap ia segera sembuh, hal ini mungkin yang masih SungJong punyai dalam hidup ini.

“Kkaja kita makan bersama, kau harus makan yang banyak agar cepat sembuh…” ajak Myungsoo sambil meraih tangan SungJong. Namun SungJong belum beranjak, ia menatap tangan Myungsoo yang tengah memegang tangan nya. Kenapa terasa nyaman sekali, rasa nya dia tidak ingin melepaskan genggaman itu.

“Waeyoo? Kau memikirkan sesuatu…?” tanya Myungsoo.
SungJong cepat tersadar dan tersenyum. “Aniyoo, kkaja kita makan, aku sudah sangat lapar…”
.

.

Mrs Kim memasak begitu banyak, SungJong baru pertama kali ini melihat masakan yang dimasak seorang Ibu dengan begitu banyak nya. Rasa nya dia ingin menghabiskan semua nya. Andai kan di rumah nya setiap hari seperti ini, pasti dia akan sangat bahagia.

“Makan yang banyak, kau tidak akan menjumpai makanan seperti ini setiap hari kan…” ucap Mrs Kim sambil menambahkah sepotong ayam goreng ke piring SungJong.

SungJong mengangguk. “Tentu saja, aku bahkan berencana akan menghabiskan semua makanan ini…” celetuk nya tanpa henti menyuapkan makanan

ke mulut nya. “Aku tidak tahu makanan rumah begitu nikmat, selama ini aku, Sungyeol hyung dan aboeji selalu delivery order, aboeji sebenar nya bisa memasak, namun terkadang dia pulang larut sehingga tidak ada waktu untuk memasak…”

Semua nya tersenyum melihat tingkah SungJong yang lucu itu. “Ajaklah Sungyeol kemari lain kali…” sahut Mr Kim. “Dia juga sudah lama tidak kemari….”

“Sungyeol hyung sudah sibuk di rumah Woohyun atau Key hyung, mungkin disana dia juga makan masakan Nam Ahjumma..”
Mr Kim tersenyum. “Baiklah, makan yang banyak supaya cepat sehat kembali, kau masih ingat kan kalau kau harus sembuh di tangan ku…”

“Ahjusii tidak perlu cemas, aku sudah sembuh, aku sudah kebal dengan segala jenis penyakit…”

“Aigooo, sudah kebal namun kau tetap membuat orang lain cemas, kau tahu berapa kali aboeji menanyakan keadaan mu padaku..? bahkan aku sampai tidak ada waktu tidur jika dia sudah keadaanmu…”

“Benarkah…?” SungJong nampak tidak terkejut mendengar nya. “Kyuhyun aboeji bahkan lebih dari itu…” tambah nya dalam hati.

“Lee Sungmin dia memang terkadang terlihat dingin dan tidak peduli, tapi sebenar nya dia sangat baik, aku tidak bisa melupakan betapa sering nya dia membantuku di masa lalu…” ucap Mr Kim seperti nya dia memang bersahabat lama dengan aboeji nya SungJong itu.

“Ahh waktu itu Lee Seonsaenim juga pernah bercerita padaku…” sahut Myungsoo. “Dia bilang aboeji sering makan dan menginap di rumah nya…”

“itu benar, dia benar benar sangat baik, saat aku berhasil sukses aku tidak pernah melupakan kebaikan nya selama ini, dahulu aku pernah gagal menyelamatkan seseorang yang berarti untuk nya, maka nya saat ini aku berjanji akan menyembuhkan putra kecil nya ini…” tekat Mr Kim.

Dengan tanpa menghentikan aktifitas makan nya SungJong tersenyum.

“Benar Lee SungJong harus sembuh, aku pernah gagal menyelamatkan eomma nya, kali ini aku akan menyembuhkan SungJong dengan baik…”
Dengan seketika SungJong berhenti menyuapkan nasi ke mulut nya dan mengangkat kepala nya menatap Mr Kim, kenapa tiba tiba jantung nya berdebar sangat kencang mendengar ucapan tersebut….

“Apa yang barusan kau katakan ahjussi…?”

“Aku pernah gagal menyelamatkan eomma mu, namun kali ini aku tidak akan gagal menyembuhkan mu…”
SungJong membulatkan mata kaget, kali ini dia merasa separuh dari badan nya membeku. “Eomma…? Eomma ku kenapa…? apakah dia baik baik saja…?” tanya SungJong bergetar.

Mr Kim dan Mrs Kim berpandangan tak mengerti, seperti nya ada yang aneh disini. “Apa maksud mu nak, kenapa kau bertanya seperti itu? Ini sudah lama sekali sejak kita kehilangan dia….”

“M-mwoo…? kehilangan siapa maksud kalian…?” SungJong kembali menatap mereka berdua dengan tatapan tidak mengerti.

“SungJongie, kau jangan bercanda…” sahut Mrs Kim turut merasa bingung. “Saat itu kau memang masih kecil saat dia pergi…”

“…..”

“Yaahhh kau masih berusia sepuluh tahun saat Eomma mu…meninggal…”

_TBC_


Busan, April 21, 2015
Lee Howon’s Wife

@mayziziii

∞Just Be Your self….!∞ (myungjong drabble)

Tittle: ∞Just Be Your self….!∞

~Author: LJongie (@mayziziii)

~ Cast: Kim Myungsoo,

Lee SungJong

Other Infinite’s member

~Rate: T

~Genre: Boyslove, romance, drabble

~Warning: typos, boyslove, DLDR,boring.

. (All Myungsoo Point of View)

Salah satu hal yang paling indah dalam hidup ini adalah melihat para kekasih kami (read: Inspirits) berteriak gembira saat melihat kami kembali dengan lagu baru, mv baru dan style baru.

Ini sudah hari ke 10 sejak kamikembali dengan season 2, Last Romeo kami benar benar membuat Inspirits bahagia dan semakin mencintai kami.

Dan seperti sebelum sebelumnya , hari ini kami lmelakukan dance practice agar dance kami semakin baik dan sempurna lagi.

“ Boleh aku minum ini sedikit?” tanyaku pada maknae, air mineralku sudah habis, sedangkan punya SungJong masih cukup banyak.

Tanpamenatap ku , dia memberikan botol itu padaku dan segera berlalu meninggalkanku. Aku menatapnya yang sesaat kemudian bergabung dengan Sungyeol hyung dan Woohyun hyung, disaat itu kulihat senyumnya terlukis di bibirnya. Yaah, salah satu yang aku benci di era ini adalah aku sama sekali tak mendapat senyuman dari maknae.

Benar, kami sedang bertengkar. Aku tidakmenyangka, kejadian sepele itu membuatnya benar benar marah padaku, aku tidak sengaja menjatuhkannya saat dance practice, dia marah. Namun aku menyadari akhir akhir ini, dia marah karena hal lain, mungkinkah dia akan takut dengan kejadian seperti dulu, skandalku itu…astaga terkadang aku tidak mengertidirinya.

“YAAA!! LKIM KEMARILAH~!!” itu suara Sunggyu hyung, bisakah dia sehari saja tidak cerewet, aku ingin segera tidur, namun apa boleh buat aku juga tak bisa membantah perintahnya.

“Waeyoo hyuung?” Tanya ku sambil bersedekap didepan pintu.

“Apa masalah kalian belum selesai?” tnya Sunggyu . “Setidaknya ajak SungJong bicara!”

Aku terdiam, entah apa yang diperbuat SungJong kali ini.

“hyuuung,…” SungJong menarik lengan Sunggyu. “Setidaknya malam ini biarkan aku tidur denganmu hyung, malam ini saja….”

Aku tercengang, bahkan kini SungJong tak mau sekamar denganku ? Maknae ini benar benar menguji kesabaranku.

“Waeyoo?Kau dulu yang paling memaksa untuk sekamar dengan L, sekarang kau seperti ini,sudahlah, kembali ke kamarmu dan tidur…!!!”

“Shiroyooo!!”seru SungJong. “aku mau tidur dengan Sunggyu hyung, jeballl…!!”

“Andwae!!”kali ini giliran Woohyun yang menyahut. “ Gyu hyung tetap tidur tidur denganku,kalau kau mau pindah kamar biasanya kau dengan Sungyeol, sudahlah jangan aneh aneh…!!” ucap Woohyun kemudian.

Aku menggeleng geleng pusing, tentu saja Woohyun menolak keras, dia sedang dalam tahap mendekati Sunggyu hyung, kalau memikirkan itu aku serasa diatas angin saja, kukira Woohyun menolak cinta key dulu karena dia masih menyukai yeoja, ternyata Sunggyu hyung telah merebut hatinya.

“Shiroo Shiroo Shirooooo!! Sungyeol hyung kalau tidur suka memelukku sampai aku tak bisa bernafas, Dongwoo hyung dan Hoya hyung kalau tidur banyak tingkah,pokoknya aku mau dengan Sunggyu hyung…!!” SungJong berkeras.

Aku menarik nafas berat. “Baiklah..SungJong tak perlu pindah, biarkan aku yang tidur di luar..!” putusku. Semua terdiam hingga Sunggyu hyung memerintahkan untuk tidur, kelihatannya SungJong tak menolak keputusanku, dia benar benar tak mau aku berada di dekatnya.

~~~~~~~~~~~~~~^^~~~~~~~~~~~

Aku menatap langit langit atap, tak biastidur. Aku terus merenungi apa salahku, apakah aku perlu bertanya pada Inspirits Shipper, ahh aku benar benar sudah gilaaa,

Ini tidak benar, aku harus berbaikan dengan SungJong, aku benar benar merindukannya. Lee SungJong….kau akan membayar semua ini.

~~~~~~~~

Perlahan aku membuka pintu kamar, lampu belumdi matikan, kulihat SungJong masih terduduk di tempat tidur sambil memeluk teddy bear nya. Kurasa dia sama risau nya dengannku.

“ Mau sampai kapan seperti ini?” tanyaku.SungJong tak menyahut, kurasa dia sudah tau kedatanganku. Aku segera mendekat.

“Mau sampai kapan kau mengacuhkanku? Mausampai kapan kau tidak tersenyam padaku?” Aku segera merebut teddy bear nya dan membuangnya ke lantai. “Mau sampai kapan kau tidak mau berdekatan denganku?”

“ Sampai kau berhenti meniru segala perbuatan Yunho hyung..!!” ucap SungJong tajam. Akukaget, apa maksudnya, kenapa Yunho hyung di bawa bawa?

“Maksudmu?”

“Kau takmengerti hyung?” Tanya SungJong terdengar kecewa.

‘Mianhae Jongie, tapi aku benar benar tak mengerti..”

“Yang kucintai itu L hyung, Myungsoo hyung. Dan L Kim Myungsoo hyung, bukan Yunho hyung ataupun U Know hyung..!!” ucap SungJong masih belum ku mengerti.

SungJong kemudian menggenggam tanganku.

“Saat aku menjauhimu di stage aku ingin kau menarikku kembali dan memelukku bukannyahanya diam saja, saat aku tak mau tidur denganmu harusnya kau Tanya apa alasannya, bukan diam diam masuk ke kamar dan tidur di sampingku..!” ucap SungJong menumpahkan kesalahanku selama ini. Aku terdiam menatapnya.

“Itu bukan L hyung yang ku kenal dulu, ituYunho hyung, kau selalu meniru segala perbuatan Yunho hyung pada Jaejoong hyung…memang manis, tapi aku tidak suka itu hyung, kau Kim Myungsoo, bukan Jung Yunho…!!” tegas SungJong yang kali ini membuatku menyadari sesuatu.

Jadi bukan karena skandal itu? Aku berani sumpah aku putus asa, semenjak skandal itu aku takut SungJong masih marah padaku, dan karena aku masih fanboy nya Kim Jaejoong hyung, aku sering membuka situs situs official YJ Couple, aku selalu mempelajari bagaimana Yunho hyung bersikap ke KJJ hyung saat mereka ada masalah, dan tanpa sadar aku meniru semua itu, hingga SungJong menguji ku. Aku benar benar merasa bersalah.

“Hyung, aku mencintaimu apa adanya, aku suka L Hyung yang dulu, benar kau dulu memang acuh, tapi itulah dirimu yang sebenarnya, aku tidak ingin kau menjadi Yunho hyung, karena yang kucintai itu L Hyung!” SungJong melunak, kutatap sekali lagi wajah yang kurindukan itu.

Ide gila itu tercipta saat aku putus asa dengan skandal tahun lalu itu, aku teringat ucapan SungJong yang sangat menyukai perlakuan Yunho hyung pada KJJ hyung (Baca fict myungjong Cause we’re real).

“Hyung, aku menyukai perlakuan Yunho hyung ke Jaejoong hyung bukan berarti kau harus menjadi dia,Just be your self…!”

Sekali lagi aku tersadar, kutarik SungJong ke pelukanku dan memeluknya erat. “Mianhae..aku berjanji tidak akan seperti itu lagi, kumohon jangan mendiamkanku lagi…!”

SungJong tersenyum. “Ne,saranghae hyuung…”

“Nado saranghae baby…”

~END~