Arsip Kategori: ∞Another Fanfict∞

∞Thief∞ #Chapter 5

∞Tittle     : ∞Thief

∞Author : Jung Yujin

∞Cast       : -Kim Myungsoo  -Lee SungJong

         

∞Genre   : bromance, love, friendship, school life,

∞Rate       : T+ (For bad Language)

∞Disc       : Their self but this fict is mine,

∞Warning : boyslove, typos, don’t like don’t read.

                   Please no silent reader :’3

*

*

“Buka mulutmu aaa….” SungJong menyodorkan sepotong roti pada Myungsoo dan langsung dilahap dengan cepat oleh sang namja bermata elang. Pagi ini mereka akhirnya dapat berangkat ke sekolah dengan bersama sama setelah Myungsoo berhasil menghadang SungJong yang hendal berangkat lebih dahulu.

Yaah, walaupun dia belum mengetahui secara pasti kenapa namja bertubuh kecil itu selalu ingin berangkat mendahuluinya yang pasti Myungsoo senang saat SungJong berada di dekatnya. “Kau lebih perhatian dari pada Hyomin, dia kekasihku namun dia belum pernah menyuapiku seperti ini hahaha…” celetuk Myungsoo yang masih mempertahankan skenario bodohnya.

SungJong mencibir. “Kau seharusnya bersyukur karena mempunyai dongsaeng yang baik seperti ku, tapi kau malah terkadang membully ku tanpa alasan yang jelas, dasar bodoh…”

“Kau bukan sekedar dongsaengku, kau adalah separuh hidupku kau harus tahu itu!” Myungsoo memperingatkan.

“Arra, oh yaaa…beberapa waktu yang lalu aku mengobrol dengan temanmu yang berasal dari LA itu…”

Myungsoo seketika menghentikan aktivitasnya dan menatap SungJong dengan tatapan gugupnya. Namun sepertinya SungJong tidak menyadari perubahan raut wajah Myungsoo. “Lee Sungyeol?”

“Ne, dia menyenangkan sekali, aku yang baru saja kenal dengannya langsung bisa akrab, Myungsoo-ya, kapan kapan ajak hyung itu main ke rumah, jangan hanya Woohyun hyung dan Minho hyung yang kau ajak! Ada banyak sekali hal yang ingin aku tanyakan padanya, seperti nya dia anak yang jenius!” ucap SungJong dengan nada yang sepertinya sangat bersemangat.

Myungsoo terdiam. Pandangannya tiba tiba menjadi kosong. Bayangan masa masa itu tiba-tiba kembali hadir. Hatinya terasa dingin dan hampa. Perasaan ini…sangat menakutkan, kenapa hadir kembali? Padahal sudah lama ini menghilang.

“Myungsoo-ya, kau…ada apa denganmu, kenapa kau tiba tiba pucat? Kau sakit?” tanya SungJong yang mulai cemas. Dia segera mengecek kening Myungsoo. Entah kenapa akhir akhir ini dia sering mendapati Myungsoo seperti ini, persis saat pertama kali dia mengenal Myungsoo.

“Ani, aku hanya sering bermimpi buruk belakangan ini, aku bermimpi kau pergi dan aku tidak bisa mempertahankanmu….”

SungJong memiringkan kepalanya tak mengerti, dan satu lagi, ucapan Myungsoo akhir-akhir ini pun sering ngawur dan tidak bisa ia pahami. Dia takut Myungsoo akan kembali seperti dahulu. “Sejak kapan seorang Kim Myungsoo percaya dengan mimpi hah? Pada kenyataannya aku akan selalu bersama mu meskipun kau terkadang menjengkelkan, dan berhentilah bersikap seperti ini, kau sudah mempunyai kekasih sekarang, akan lebih baik jika kau menemani Hyomin noona dan melepaskan semua rasa jenuh mu….” Saran SungJong, meskipun dia sendiri merasakan sedikit sakit kala mengucapkan kalimat itu.

“Kau benar sekali SungJong-ah, kurasa aku perlu latihan lagi…” ucap Myungsoo tiba-tiba menjadi sumringah.

“Latihan? Latihan seperti apa?”

Myungsoo tersenyum. “Seperti ini!” “CHUP!” Myungsoo menarik tengkuk SungJong dan menyatukan bibir mereka secara singkat. “saranghae SungJong-ah….”

SungJong membeku dan seolah tak mampu untuk bergerak. Kenapa Myungsoo melakukan ini padanya? Ada Go ahjussi disana, dia ini terlalu berani.

“Yaa! Kenapa kau menciumku seperti ini?” Tegur SungJong.

“Aku hanya ingin membuat pelatihan sebelum aku melakukannya pada Hyomin nanti!” sahut Myungsoo singkat.

SungJong cemberut, lagi-lagi Hyomin, apakah Myungsoo benar tidak mengerti apa yang sedang ia rasakan ini, tidak peka dasar. Dan lagian jika ciuman tadi untuk Hyomin harusnya Myungsoo mengatakan sarangahe Hyomin-ah, bukan pada dirinya.

Terlalu sibuk merenung SungJong tak sadar jika mereka telah sampai di depan gerbang sekolah. Myungsoo mendahului keluar dari mobil dan berjalan memasuki halaman sekolah yang masih sepi dari siswa itu.

“Yaa Kim Myungsoo! kau hutang penjelasan padaku!!” teriak SungJong sembari mengejar Myungsoo. “Kau selalu bertingkah semena mena padaku tanpa minta maaf, dasar bodoh!!”

“Ahh wae?? Aku hanya berlatih untuk mencium Hyomin nanti, kau juga tidak keberatan dengan hal itu kan?” sahut Myungsoo dengan santai.

SungJong segera memukul lengan Myungsoo keras. “Kalau kau berlatih untuk apa kau tadi mengatakan Saranghae SungJong-ah? Yang akan kau cium itu Hyomin noona, harusnya kau itu menyebutkan namanya!” sungut SungJong dengan nada kesal.

“Benarkah? Mungkin karena aku memang mencintaimu!” lagi lagi Myungsoo menanggapinya dengan santai.

“ckckckck, benar benar percuma memang bicara denganmu, dasar kepala batu, dasar kepala…..”

“Ohh Annyeong haseyoo ahjussi, apakah anda sedang butuh bantuan?” Myungsoo menyapa dengan hormat seseorang yang tengah berdiri mengamati gedung sekolahnya.

Mendengar sapaan dari Myungsoo, namja paruh baya itu segera membalikkan tubuhnya. Dia bukan seorang Seonsaenim, pakaiannya rapi dan terkesan berwibawa dengan setelan jas berwarna hitam itu. SungJong sedikit terkesiap, wajah itu terlihat tidak asing baginya. Mata bulat dan hidung mancung, serta kulitnya yang tampak masih sangat segar meskipun usianya mungkin sudah tidak muda lagi.

“Apakah anda Seonsaenim baru?” tanya Myungsoo lagi.

“Ohh Mianhae…butuh waktu yang lama untukku mengerti ucapanmu, sudah lama aku tidak menggunakan bahasa Korea, aku bukan Seonsaenim anak muda, aku kemari untuk mencari seseorang…..” jawabnya dengan logat yang sedikit aneh, sepertinya benar dia dari luar negeri.

SungJong dan Myungsoo saling berpandangan dan mengangguk angguk mengerti. “Apakah ada yang bisa kami bantu?” tanya SungJong ramah. Ahjussi itu mengalihkan pandangannya kearah SungJong, dari balik kacamata nya terlihat jelas dia sedikit terkejut kala melihatnya.

“Aku mencari putraku, namun sepertinya ini terlalu pagi…”

“Ne kau benar ahjussi, ini masih terlalu pagi, kau mungkin bisa istirahat di kantin dahulu, kami akan menemanimu….” Tawar Myungsoo.

“Kau baik sekali, siapa namamu….?”

“Kim Myungsoo imnida, lalu ahjussi sendiri?”

“Lee Sungmin, aku mendarat di Seoul baru tadi malam, jadi maaf jika perkataanku ada yang tidak kalian mengerti….”

SungJong tertegun. Kenapa tiba-tiba dia merasa perasaannya ini menghangat. Seolah dia merasa rindu yang selama ini dipendam terasa terbalaskan, namun dia tidak tahu kenapa ada perasaan seperti ini.

Yang pasti dia yakin ada sesuatu, sesuatu yang ia cari sangat dekat dengannya. Tetapi apa yang sebenarnya ia caripun SungJong tidak mengerti. Ditambah lagi sikap Myungsoo yang akhir-akhir ini aneh, entahlah.

“Ternyata disini sangatlah nyaman….” Ucap Mr Lee. “Pantas saja putraku betah sekolah disini hingga lupa pada aboeji nya….”

Myungsoo dan SungJong tersenyum, mereka kini telah sampai di kantin dan duduk disalah satu bangku disana. “Disini menyenangkan ahjussi, putramu mungkin saja sangat betah disini, oh ya siapa namanya? Mungkin saja aku mengenalnya, hampir semua siswa disini aku mengenalnya, kecuali siswa tingkat pertama aku tidak begitu mengenal mereka, oh ya anak ahjussi kelas berapa?…” tanya Myungsoo dengan tanpa jeda.

Mr. Lee tampak menatap Myungsoo dengan sedikit tak mengerti. “Mianhae…aku sedikit tidak dapat mengerti pertanyaanmu…”

“Ahh….” Myungsoo mendesah paham dan mengisyaratkan SungJong untuk menjawabnya. Tentu saja dia sangat malas jika harus berbahasa inggris. SungJong hanya mencibir ke arah Myungsoo.

“He ask who is your son’s name….maybe he is one of Kim Myungsoo’s friend here…”

Mr. Lee tampak mengangguk angguk mengerti. “Maaf jika aku merepotkan kalian, aku sudah sangat lama tidak ke Korea….”

“Gwanchana ahjussi….” Sahut SungJong seraya tersenyum. “Ahjussi beruntung bertemu kami, kami akan membantu ahjussi hingga bertemu dengan putramu…”

“Terima kasih, kalian baik sekali, oh ya, aku belum tahu siapa namamu anak manis…” ucap Mr Lee pada SungJong.

“Ahhh namaku….Lee Sung-“

“Lee Sungyeol!!!” Myungsoo sedikit berseru memanggil nama seseorang yang sedang melintas disana.

Namja yang dipanggil itu menoleh dan mendapati Myungsoo tengah melambaikan tangannya mengisyaratkan untuk ke arahnya. Karena melihat ada SungJong disana, Sungyeol tersenyum dan segera melangkah menuju dimana Myungsoo dan SungJong berada. Entah kenapa setiap hendak bertemu anak itu (SungJong) Sungyeol selalu merasa senang.

“Kemarilah bergabung dengan kami!” ucap Myungsoo lagi.

Sungyeol mendekat. “Annyeong Myungsoo-ya, Jongie-ya…dan…..” Sungyeol mengalihkan pandangannya pada sosok yang sedang duduk di hadapan Myungsoo dan SungJong itu. Seketika matanya terbelalak kaget. “A-aboeji???”

Mr. Lee berdiri dan menatap Sungyeol dengan tatapan yang tajam. Begitu juga dengan Sungyeol, dia benar benar terkejut dengan sosok yang berdiri dihadapannya itu dan bersiap memberikan ceramah padanya.

“Kalian saling mengenal?” tanya Myungsoo. Namun agaknya baik Sungyeol maupun Mr. Lee tidak ada yang berniat untuk menjawab pertanyaan Myungsoo.

“Long time no see….Lee Sungyeol, still remember your father?” ucap Mr. Lee akhirnya. Dari sorotan matanya tampak ia begitu marah dengan Sungyeol.

“What are you doing here aboeji?? Aku sudah berulang kali mengatakan jangan menyusulku kemari, kau bisa merusak semua rencanaku, aku akan kembali jika semua bisa aku selesaikan, but….you’re spoiled everything!!!”

Mr. Lee semakin menatap Sungyeol tajam. “How dare you!! I’m your father, kau pikir aku tidak cemas karena kau tidak kunjung menjawab pesanku? Apakah sulit untuk sekedar menerima telvon dari aboeji mu sendiri? Apa yang kau kerjakan sebenarnya???” tanya Mr. Lee tak kalah dengan nada yang tinggi.

“Sorry….” Ucap Sungyeol dengan menunduk, sepertinya ia mengaku bersalah kali ini.

“Kembalilah ke LA!”

Sungyeol terperanjat dan menatap aboeji nya. “What?? Tidak, aku tidak bisa, sebentar lagi aku akan menemukannya, aku tidak bisa pergi begitu saja, aku akan menemukannya, sebentar lagi aku akan…..”

“Dia sudah meninggal!!! Kapan kau akan menerima kenyataan itu???” bentak Mr. Lee sedikit keras. “Pulanglah dan lanjutkan hidupmu! Kau masih muda dan jangan menbuang-buang waktu mu untuk hal yang tidak berguna….”

Mata Sungyeol tampak berkaca-kaca. “Dia masih hidup, kau sendiri yakin hal itu, jadi kenapa aku tidak boleh mencarinya?? Don’t you miss him? My little brother, your beloved son!”

SungJong mulai merasa dirinya dan Myungsoo tidak seharusnya mendengarkan percakapan ini. mereka sepertinya sedang berdebat tentang masalah keluarga. Pasti sangat serius sehingga Mr. Lee jauh-jauh ke Korea hanya untuk menjemput Lee Sungyeol. SungJong penasaran, namun dia tahu ini bukan urusannya, jadi sebaiknya tidak usah ikut campur.

Lain SungJong lain lagi dengan Myungsoo, sejak mengetahui lelaki paruh baya tadi adalah aboeji nya Sungyeol perasaannya kembali kalang kabut. Dia membeku untuk beberapa saat, wajah mereka bertiga sangat mirip, namun…bagaimana bisa Sungyeol dan aboeji nya tidak menyadari semua itu. Tapi jika mereka menyadarinya….Myungsoo tidak akan pernah rela melepaskan SungJong. Tidak, ini tidak boleh terjadi.

“Kita pergi dari sini!” perintah Myungsoo.

“Ne…?” SungJong menengok. “Tapi aku ingin….”

“Kubilang pergi!!” tegas Myungsoo memberikan tatapan tajamnya dan segera menarik tangan SungJong untuk segera pergi dari sana. Sepertinya ketakutan Myungsoo lebih besar dari segala perasaan yang sedang ia alami selama ini.

Sungyeol kembali menatap aboejinya dengan sayu, dia memang sangat lelah, namun dia tidak mungkin untuk menyerah begitu saja.

“Kau tahu sudah berapa banyak hal yang kau sia-siakan hanya untuk kembali kemari?” ucap Mr. Lee lagi, kali ini nada nya sedikit lebih lunak. Melihat Sungyeol yang terlihat terpukul membuat hatinya tersentuh.

“Aku tidak peduli semua itu, selama ini kita hidup dengan sangat berkecukupan, dan kita melupakannya…..bagaimana jika disini dia mengalami banyak kesulitan? Aboeji please, aku tidak bisa kembali,….” Pinta Sungyeol lagi.

Mr. Lee menarik nafas panjang dan menghembuskannya dengan perlahan. “Kau memang sangat keras kepala, jika seperti itu…baiklah…temukan dia dan bawa dia kembali ke keluarga kita….”

“Benarkah aboeji?” Sungyeol menatap aboeji nya mulai ada harapan.

“Ne, tapi kau harus berjanji untuk tidak membuat dirimu dalam bahaya, karena hanya kau satu-satunya yang aboeji miliki, dan…tinggalkan apartementmu untuk ke rumah lama kita di Korea, tidakkah kau berpikir sudah lama kita tidak mengunjungi rumah itu?” ucap Mr. Lee sembari mengusap kepala Sungyeol. “Untuk sementara aboeji akan menemani mu disini…”

Sungyeol tersenyum, memang harus membutuhkan usaha yang keras untuk bisa melunakkan hati aboeji-nya ini. Betapa pun besarnya keinginan aboejinya untuk menemukan si bungsu, namun jika itu membuat Sungyeol dalam bahaya dia tidak akan mengizinkannya.

.

.

“Kau terlihat tidak semarah tadi? Apakah kau dan aboeji mu sudah berbaikan?” tanya Myungsoo saat Sungyeol terlihat masuk ke dalam kelas setelah sekian lama.

Sungyeol mengangguk. “Ne, dia memang keras dan aku butuh usaha untuk meyakinkannya, setidaknya aku sudah mendapatkan izin dari aboeji ku sekarang…” ucap Sungyeol lega.

“Lalu….apa yang akan kau lakukan..?” jujur saja Myungsoo sedikit ragu untuk menanyakan hal ini, dia takut Sungyeol akan bertindak cepat. Myungsoo tahu namja ini sangat jenius.

“Entahlah….aku tidak tahu….aku tidak bisa berpikir sekarang…molla!” Sungyeol melonggarkan dasinya dan melepas satu kancing atasnya.

Tepat pada saat itu benda berkilau yang melingkar di leher Sungyeol kembali membuat Myungsoo tertegun. Hatinya terusik untuk memeperhatikannya lebih lekat lagi meskipun hatinya bergetar. Apakah mungkin jika dua benda itu saling berkaitan? Desain dan bentuknya begitu mirip, bahkan warnanya pun juga sama. Dan satu yang membuat Myungsoo yakin, huruf yang tampak disana adalah sama.

“Kenapa kau melamun? Kau tidak menjawab pertanyaanku…” tegur Sungyeol.

Myungsoo tersadar dan sedikit tergugup. “Eh..itu mian….kau bertanya apa tadi?”

“Sudahlah lupakan…sepertinya kau tadi memikirkan sesuatu, apa yang membuatmu hingga tertegun seperti itu?” tanya Sungyeol sedikit tersenyum geli.

“Aku tertarik dengan kalungmu, indah sekali, apakah itu dipesan khusus?” Myungsoo memberanikan diri untuk menanyakannya, jika tidak dia bisa terus penasaran. Dan semoga saja dugaannya salah.

Sungyeol meraba kalungnya sesaat dan menggenggamnya. “Ne, di dunia ini hanya ada dua kalung yang seperti ini….”

“Deg!”

“Aboeji memesan ini khusus pada desainer sebagai hadiah untukku dan….dongsaengku….” jelasnya. Sungyeol mengingat kenangan itu. Saat dimana dirinya yang masih mungil menerima kalung yang indah itu. Namun satu yang pasti yang sangat ia sesalkan, wajah seorang anak yang lebih kecil darinya yang berdiri disampingnya saat menerima kalung itu tidak bisa ia ingat dengan jelas.

“Jika dongsaengku masih hidup, aku yakin dia juga masih memilikinya, karena semenjak kalung ini diberikan, kami tak pernah melepasnya, aku benar-benar bodoh hingga aku lupa dengan wajahnya, aboeji pun juga sudah membuang semua foto tentangnya…hhh…” Sungyeol nampak mempunyai beban yang sangat berat sekarang.

Seolah tak mendengarkan ucapan Sungyeol baru saja, Myungsoo mematung. Perasaan yang sedari tadi bergejolak kini semua sudah berkumpul menjadi satu dan siap meledak. Sudah semakin jelas jika orang yang dicari oleh Sungyeol itu adalah Lee SungJong. Otak jenius mereka, tulisan tangan yang mirip, benda yang sama, dan juga kisah yang sama, Myungsoo tidak bisa memungkirinya lagi.

Jika mereka bertemu…mungkin SungJong akan ikut Sungyeol kembali ke LA, dan dirinya….mana bisa dia tanpa Lee SungJong. Apa yang harus Myungsoo lakukan sekarang? Meskipun berulang kali SungJong mengatakan tidak apa-apa, pasti dalam hati kecilnya dia masih sangat ingin bertemu dengan keluarganya. Dan…Myungsoo akan kembali sendirian. Tidak, itu tidak boleh terjadi, SungJong itu hanya miliknya, jadi dia tidak boleh pergi kemanapun.

.

.

Sebenarnya tidak ada hal lain yang lebih menyenangkan di kelas bagi SungJong selain berbagi cerita dengan Kyungsoo maupun Taemin. Dan lagian belakangan ini kelasnya banyak yang kosong akibat Seonsaenim sibuk rapat dan hanya memberikan tugas saja.

“Sungyeol hyung itu anak baru yang dari luar negeri itu?” tanya Taemin.

SungJong mengangguk. “Ne, tadi aboeji nya kemari dan mencarinya, sepertinya dia kemari tidak mendapatkan izin dari aboeji nya, aku jadi curiga….”

“Aigooo, itu bukan urusanmu Jongie, apakah kau menyukai nya atau semacamnya hingga kau peduli seperti itu?”

“Aniyoo, aku hanya teringat ucapan Myungsoo waktu itu…”

“Myungsoo lagi Myungsoo lagi….Kalian berdua itu jika bertengkar seperti musuh turun temurun, namun saat sedang berbaikan bagaikan dunia hanya milik berdua saja, baiklah aku iri dengan ikatan batin kalian berdua!” ucap Taemin lagi.

SungJong tersenyum, dia pun tidak tahu kenapa seperti itu. Semua nya terjadi begitu saja tanpa ia rencanakan sebelumnya. Namun harus SungJong akui bahwa akhir-akhir ini dirinya dan Myungsoo sudah jarang bertengkar. Mungkin efek dari Myungsoo yang sudah mempunyai kekasih jadi tidak ada lagi yang perlu untuk disesalkan.

“Taemin-ah, apa yang harus kulakukan jika suatu saat ini aku harus meninggalkan Myungsoo untuk sesuatu yang tidak bisa aku tebak saat ini…?”

Taemin merendahkan pandangannya pada SungJong dengan tidak mengerti. “Apa maksudmu Jongie? Kau akan pergi kemana?”

“Aku tidak akan kemana-mana, itu tadi hanya seandainya….siapa yang tahu bagaimana nasip kita di hari esok-kan…?”

“Kau benar Jongie, tapi jika kau bertanya tentang hal tadi padaku, aku hanya ingin mengatakan, kau tidak bisa pergi dari Myungsoo…”

SungJong terperangah. “Ne?”

“Kalian berdua harus saling mengakui jika kalian tidak bisa hidup terpisah, kalian itu…ah entahlah bagaimana menggambarkannya, apa lagi dengan masa lalu Myungsoo dan dirimu sendiri yang saling berkaitan, jika kau pergi mungkin kau masih bisa mencari cara untuk mengatasinya, namun Myungsoo? dia memang terlihat sok dan semena-mena, namun kau yang paling tahu, Myungsoo yang rapuh dan yang selalu takut sendirian….kuharap kau mengerti apa maksudku ini…” jelas Taemin membuat SungJong diam seribu bahasa.

Ini memang hanya seandainya, namun entah kenapa dia berpikiran seperti itu tadi. “Karena aku tidak akan meninggalkan keluarga Kim jadi aku tidak perlu cemas akan hal itu…” celetuk SungJong sembari tersenyum.

“Tentu saja, kecuali kau dibawa oleh kekasihmu nanti hahaha…” seloroh Taemin. Dia ingin menyinggung Hoya sebenarnya, namun dia takut SungJong akan mengingat kenangan buruk itu.

SungJong pun ikut tersenyum, Taemin benar, tapi dia berharap untuk selalu bisa bersama dengan keluarga Kim untuk selamanya.

.

.

.

“Annyeong Seonsaenim…” SungJong membungkukkan badan hormat saat bertemu beberapa Seonsaenim di koridor. Tak heran dia di kenal oleh banyak Seonsaneim salah satunya karena keramahannya ini.

Sebenarnya SungJong sedikit tidak mengerti, tumben sekali Myungsoo tidak mengganggu ke kelasnya. Padahal dia sudah melihat Minho tadi menjemput Taemin. Namun sepertinyaSungJong tahu, mungkin saja Myungsoo sedang menghabiskan waktunya dengan Hyomin. Benar sekali, mereka kan sepasang kekasih, SungJong harus selalu mengingat itu

“Lhoh….kupikir kau sudah pulang duluan atau masih bersama Hyomin noona, ternyata kau disini?” tegur SungJong saat memasuki mobil dan mendapati Myungsoo terduduk disana dengan memutar-mutar ponselnya.

“Hari ini kita langsung pulang jangan kemana mana lagi, kasihan Kim Ahjumma yang sudah memasak untuk kita pasti… ahjussi kita pulang ke rumah…”

Mobil pun segera melaju meninggalkan halaman sekolah yang mulai ditinggalkan para siswanya itu. Seperti biasa cuaca yang panas membuat semua tak sabar untuk cepat-cepat mencari tempat yang nyaman dan sejuk.

SungJong memberanikan diri untuk melirik ke arah Myungsoo. Sedari tadi namja itu sama sekali belum membuka suara. SungJong sedikit merasa ada yang aneh, biasanya dia selalu mengoceh. Apakah mungkin namja ini sakit?

“Myungsoo-ya…kau baik baik saja…?” tanyanya kemudian. Myungsoo menatap ke arah jendela dengan bisa dibilang tatapan yang kosong, sedangkan wajahnya sedikit menyiratkan raut pucat.

“Kau sakit hmm?”SungJong menempelkan telapak tangannya pada dahi Myungsoo. Tidak bisa dikatakan demam namun jika tidak bisa dikatakan baik-baik saja.

Myungsoo mengubah posisi duduknya dan menarik nafas panjang. “Aku bermimpi buruk…”

“hmm?”

Myungsoo menatap SungJong. “Kau pergi dan tidak pernah kembali lagi…” ucapnya dengan nada yang parau. “Aku ingin mengabaikannya namun aku tidak bisa…mimpi itu terus menyiksaku, bagaimana jika itu menjadi nyata? Aku tidak bisa menerimanya….”

SungJong tertegun, meskipun Myungsoo telah mempunyai kekasih namun dirinya tetap yang terpenting. Dan bagaimana dia harus meyakinkan Myungsoo jika dirinya tidak akan pernah pergi dari keluarganya…Myungsoo hanya butuh bukti saja.

“Myungsoo-ya…” SungJong menyentuh bahu Myungsoo. “Apa yang harus kulakukan agar kau percaya bahwa aku tidak akan pergi? Aku akan melakukan apapun yang kau mau….”

“SungJongie…aku ingin percaya denganmu namun….mimpi itu….”

“Mimpi itu tidak akan menjadi kenyataan jika kau melupakannya, sudahlah… Lebih baik setelah ini kau menenangkan dirimu kesuatu tempat, aku akan menemanimu….” Usulnya.

Myungsoo tersenyum, setiap kata yang keluar dari mulut SungJong bagaikan obat untuknya. Dan mungkin memang benar jika dia tidak seharusnya memikirkan masalah ini terlalu serius. Jika perlu dia akan membawa SungJong pergi dari Seoul dan melanjutkan semuanya di sana.

.

.

“Tidak bisakah aboeji pulang dan mendengarkanku? Jika menunggu aboeji sampai selesai bekerja itu akan sangat lama, dan bukankah kita sangat jarang untuk bertemu di rumah?” Sunggyu menghentak-hentakkan kakinya kesal. Dari raut wajahnya yang biasanya terlihat penuh kekonyolan kali ini berubah serius.

Dia bukan sedang bertengkar dengan Woohyun bukan. Namun sepertinya ada sesuatu yang lebih penting daripada bertengkar dengan Woohyun.

Sunggyu kembali meremas rambutnya kasar. “Jebal, apakah aboeji mau semuanya kembali seperti dulu, pulanglah dan selesaikan masalah kalian berdua, cari Eomma, bicarakan baik-baik, jebal…sudah berapa hari dia tidak pulang ke rumah….”

“Apa yang kau maksud hyung…? Eomma tidak pulang…?”

Sunggyu seketika tercekat dan segera menutup panggilannya. Tubuhnya dengan refleks berbalik dan mendapati Myungsoo serta SungJong berdiri disana sembari menatapnya.

“Kalian sudah pulang…?” sambutnya dengan menghilangkan raut gugupnya.

Myungsoo menatap hyung nya itu dengan tatapan sayu. “Eomma tidak pulang ke rumah? Lagi…? Apa yang terjadi..? apakah aboeji kembali bertengkar dengannya?” tanya Myungsoo.

Sunggyu tertegun dan segera menatap SungJong meminta untuk menjelaskan sesuatu, namun sama seperti Sunggyu, SungJong pun tidak tahu harus mengatakan apa, semua ini diluar dugaannya.

“hyung jawab aku!” paksa Myungsoo.

“Ahhh Kim Ahjumma….” Sahut SungJong. “Kim ahjumma bilang padaku ingin menginap di rumah temannya karena ada lomba memasak, kurasa Sunggyu hyung belum tahu akan hal ini, hahaha…” sambungnya.

Sunggyu segera memaksakan dirinya untuk tersenyum. “N-ne…aku tidak tahu Eomma kemana, makanya aku menanyakan ke aboeji, ya sudah…kau pergilah istirahat dan makan, kelihatannya kalian sangat lelah…” perintah Sunggyu.

Myungsoo hanya mengangguk dan segera melangkah pergi ke kamarnya. Sementara SungJong tak beranjak dan masih memperhatikan hingga Myungsoo benar-benar sudah tidak terlihat lagi.

“Apa yang terjadi hyung?” tanya SungJong.

Sunggyu menggeleng. “Eomma tidak pulang sejak kemarin, kupikir dia bertengkar dengan aboeji, aku sudah mengatakan ini pada aboeji, namun dia tidak peduli, aku takut mereka……serius….”

“Tidak boleh terjadi! Bagaimana jika Myungsoo tahu…?”

“Itu juga yang aku takutkan Jongie, sudah lama sejak kejadian itu namun sepertinya jika terjadi lagi Myungsoo akan kembali seperti dulu, jebal Jongie, bujuk Eomma untuk pulang, jika dia tidak mau mendengarku setidaknya dia akan selalu mendengarmu…..” pinta Sunggyu.

SungJong mulai tampak bingung. “Tapi aku tidak tahu dimana ahjumma sekarang hyung, bukankah akan lebih baik jika aku bicara dengan aboeji saja? Aku akan membujuknya agar mau menjemput kembali ahjumma…”

“Baiklah, terserah mana yang menurutmu baik, aku benar-benar tidak bisa jika masalah ini berlarut-larut, dan Myungsoo…jangan sampai dia mengetahui hal ini….”

“hyung tidak perlu cemas, aku akan berusaha sebaik mungkin…” ucap SungJong seraya tersenyum.

“Kau memang sangat bisa diandalkan Jongie, aku beruntung mempunyai dongsaeng seperti dirimu….” Sunggyu mengacak rambut SungJong pelan. “Apapun yang kau minta pasti akan kukabulkan setelah ini…”

Lagi-lagi SungJong tersenyum, andai dia bisa bilang jika imbalannya hanyalah Sunggyu harus cepat-cepat menjadi kekasih Woohyun, agar dirinya bisa lepas dari namja itu. Namun sepertinya SungJong urung mengatakan itu.

“Sebenarnya….” Sunggyu kembali berucap saat SungJong akan beranjak pergi sehingga membuat namja bertubuh mungil itu kembali membalikkan badannya menghadap Sunggyu. “Waeyo hyung…?”

“hmm…kau dan Myungsoo…di mataku tampak seperti…hm…ah sudahlah lupakan!” Sunggyu mengusap-usap tengkuknya dan segera berbalik meninggalkan SungJong yang menatapnya tak mengerti.

“Sunggyu hyung selalu tampak lucu…” ucapnya sembari mengangkat bahu dan segera meneruskan langkahnya untuk ke kamar. Mungkin memang sebaiknya dia segera menyelesaikan masalah itu dan berbicara dengan aboejinya Myungsoo, ya, harus secepatnya. SungJong bertekat.

.

Seperti yang SungJong tahu biasanya saat pulang dari sekolahan seperti ini Myungsoo selalu mempunyai banyak kegiatan, terutama yang berhubungan dengan fotografi. Namun kali ini entah apa yang terjadi dengan namja bermata elang itu sehingga langsung menuju tempat tidur tanpa berganti seragam lebih dahulu.

“Apakah kau memikirkan sesuatu?” tanya SungJong sembari duduk di tepi tempat tidur.

Myungsoo memiringkan tubuhnya. “Kau mau pergi?” dia balik bertanya.

“nggg, ne..aku harus pergi menyerahkan naskahku pada sajangnim….” Jawab SungJong beralasan.

“Kau sudah bersama kami, tinggalkan saja pekerjaanmu itu, aku bosan melihatnya…”

SungJong menggeleng dan segera memakai jacketnya, jika dia meninggalkan pekerjaannya tentu saja dia akan merepotkan keluarga Kim lagi. Dia tidak ingin itu terjadi, selama ia masih bisa melakukannya dia tidak ingin membuangnya begitu saja. “Aku pergi…”

“Baiklah, jika pulang nanti kau tidak menemukanku disini berarti aku sedang bersama Hyomin…” celetuk Myungsoo dengan segera. SungJong hanya mencibir dan segera pergi dari sana, itu akan lebih baik bagi Myungsoo dibandingkan dengan harus berlarut-larut di rumah. Setidaknya dia butuh hiburan.

.

.

Sebelum benar-benar memasuki tempat itu SungJong kembali menatap ponselnya. Sudah hampir pukul lima, mungkin saja Kim ahjussi masih berada di kantornya. Namun mana dia peduli, dia sudah berjanji pada Sunggyu.

“Tebakanku benar..ahjussi pasti masih di kantor…” gumam SungJong saat memasuki restaurant itu dan belum menemukan sosok Kim ahjussi disana. Terlambat lebih baik daripada tidak datang sama sekali.

“Lee SungJong…?”

SungJong segera membalikkan badannya begitu mendengar seseorang memanggil namanya.

“Ahh benar kau Lee SungJong, kupikir aku tadi salah mengenalimu…” ucap seseorang yang duduk tak jauh dari tempat SungJong berdiri. Senyum SungJong segera mengembang ketika melihat siapa yang tengah menyapanya itu.

“Sungyeol hyung….”

Sungyeol pun tersenyum. “Kebetulan sekali kita bertemu disini, duduklah disini…” ucapnya menawarkan. Karena memang Kim ahjussi belum datang tak ada salahnya jika SungJong bergabung dulu dengan Sungyeol, dan lagian kapan lagi SungJong mempunyai kesempatan untuk berbicara dengan Sungyeol jika bukan saat-saat seperti ini.

“Kau ada janji dengan seseorang?”

“Ne hyung, tapi sepertinya dia belum datang…” jawab SungJong.

“Baguslah kita bisa mengobrol lebih dahulu, oh ya…kenalkan ini Lee Jinki…temanku dari LA….”

SungJong mengalihkan pandangannya pada sosok yang duduk di samping Sungyeol itu yang juga tengah menatapnya dengan pandangan yang tertarik. Namja yang terlihat tampan itu mempunyai senyum yang juga mempesona, wajahnya yang putih serta rambutnya yang tertata rapi membuat dirinya semakin tampak mengagumkan.

“Lee SungJong imnida….”

“Lee Jinki, kau bisa memanggilku Jinki, kau manis sekali, senang bisa mengenalmu…” ucap Jinki seraya tersenyum.

SungJong membalas senyuman itu sambil mengalihkan pandangannya. Orang ini terlihat baik namun…SungJong merasa tak nyaman jika ditatap seperti itu. Dan lagian hal itu mengingatkannya pada Hoya, kesan pertama saat bertemu sangat mengagumkan, namun nyatanya Hoya tidak seperti apa yang ia pikirkan.

“Kau ada janji dengan siapa Jongie? Kekasihmu?” tanya Sungyeol.

“Ne? ah bukan, aku harus bertemu dengan aboeji nya Myungsoo disini, tapi kurasa dia masih sibuk di kantor…”

“Bukankah kau serumah dengan Myungsoo? kenapa harus bertemu disini?”

“Itu…ada sedikit masalah…aku hanya mencoba membantu untuk menengahinya saja…” jawab SungJong tanpa berniat untuk bercerita lebih lanjut. Sungyeol mengangguk angguk paham. Jujur saja dia sangat ingin bertemu dengan aboeji nya Myungsoo.

Mungkin saja dia bisa membantunya, apalagi sama-sama seorang pengacara.

“hyung, kapan kau akan ke rumah Myungsoo?” tanya SungJong. “Ada banyak hal yang ingin kutanyakan padamu, aku sudah bilang pada Myungsoo untuk membawa mu ke rumah, namun sepertinya dia tidak mendengarkanku…”

Sungyeol tersenyum, lagi-lagi ucapan SungJong membuat sesuatu yang ada dalam dirinya menjadi tak menentu. Dia sangat suka saat SungJong memanggilnya ‘hyung’. “Aku akan kesana secepatnya, aku berjanji…atau kau saja yang ke rumahku, aku akan menyambutmu dengan senang hati…”

“Rumah? Hyung punya rumah di Korea?”

“Ne, aboeji memaksaku untuk kembali ke rumah itu jika aku masih ingin tinggal di korea, aku tidak punya pilihan lain lagi…”

“Bukankah memang seharusnya hyung kembali ke rumah, kelihatannya aboeji nya hyung sangat menyayangi hyung, hyung beruntung mempunyai aboeji seperti itu…” ucap SungJong

Sungyeol hanya tersenyum dan mengaduk-aduk minumannya. Tentu saja aboeji nya sangat menyayangi dirinya, karena yang tersisa memang hanya mereka berdua. Sungyeol terkadang merasa aboeji nya terlalu over, namun semua itu karena dia menyayangi Sungyeol.

“Sungyeol hyung/SungJong-ah apakah kau suka dengan Lemon candy?”

Baik SungJong maupun Sungyeol pun sama-sama membelalakkan mata kaget. Bagaimana itu bisa terjadi? Mereka tidak merencanakan ini sebelumnya, namun pertanyaan yang mereka lontarkan bisa sama persis dan kompak.

“Kau dulu hyung/Jongie…” lagi-lagi ucapan mereka bersamaan. Sungyeol dan SungJong saling berpandangan dan kemudian tertawa.

“Jongie….sepertinya kita sehati hahaha….”

“Ne hyung, bagaimana pertanyaan kita bisa sama seperti ini..benar-benar unik…” sahut SungJong masih dengan tertawa. Sungguh tiap dia berbicara dengan Sungyeol dia selalu merasa sangat senang dan entah sesuatu yang kosong di dalam hatinya terisi kembali.

Pemandangan yang asik seperti itu tak luput dari tatapan tajam seseorang disamping Sungyeol, Jinki. Dia menatap Sungyeol dan SungJong secara bergantian seolah ada sesuatu yang menarik namja berambut sedikit panjang itu.

“Tapi…kau tadi menanyakan Lemon candy…?” tanya Sungyeol setelah tawanya berhenti.

SungJong mengangguk. “Ne, aku melihat hyung meminum orange juice dan aku teringat Lemon candy, dan hyung sendiri kenapa bisa mengucapkan Lemon candy tadi…?”

“Aniya, aku teringat dengan seseorang yang menyukai permen itu makanya aku ingin menanyakan padamu apakah kau juga menyukainya…” jawab Sungyeol dengan nada yang sedikit berubah serak dan raut wajah yang tiba tiba datar.

“ahh benar, aku menyukainya, aku tidak tahu kenapa, Myungsoo bilang aku menyukainya sejak aku kecil, dan Kim ahjussi pun selalu membelikannya untukku, tapi aku sudah berhenti memakannya sejak beberapa bulan yang lalu karena alasan tertentu…ahhh aku cukup merindukan permen itu…” cerita SungJong dengan antusias. Dia masih ingat saat Kim ahjussi bilang saat dirinya ditemukan ada Lemon candy juga dalam genggaman tangannya.

Sungyeol tertegun, hatinya kembali bergejolak. Dia sudah memastikannya, bukan SungJong yang ia cari, namun…jika dia ingin memastikannya lagi itu tidak apa-apa kan?

“SungJong-ah…kenapa kau selalu mengaitkan semua hal dengan Myungsoo? seolah olah kau dan dia…telah hidup bersama sejak lama, boleh…aku tahu ceritanya?” tanya Sungyeol berhati-hati.

“Aku memang sejak kecil hidup dengan keluarga Myungsoo, mereka semua adalah keluargaku…” jawab SungJong dengan cepat.

“Maksudku…dimana orang tua mu? Kenapa kau harus tinggal bersama Myungsoo?” sekali lagi Sungyeol memberanikan diri untuk menanyakan hal itu, dia sedikit takut karena itu akan menyinggung perasaan SungJong.

SungJong nampak mengusap tengkuknya bingung. Sejauh ini dia merasa Sungyeol itu orang baik, namun ucapan Myungsoo itu selalu terngiang jika dia curiga pada Sungyeol. Dan semenjak peristiwa dengan Hoya, SungJong selalu berhati-hati menceritakan kehidupannya pada orang lain.

“SungJongie…kenapa terdiam?” tegur Sungyeol.

“Ahhh…aku terdiam karena…aku memang tidak mempunyai orang tua….”

“Maksudnya?”

“Mereka pergi….dalam sebuah kecelakaan…”

Seketika Sungyeol membulatkan matanya kaget dan tidak bisa mengontrol perasaannya lagi. Dari kecil bersama Myungsoo, keluarganya mengalami kecelakaan, ini..bukan hanya kebetulan kan….Sungyeol mulai mempunyai harapan.

“Kecelakaan?”

SungJong mengangguk. “Ne, keluarga Kim adalah penyelamatku…”

“Apakah…apakah…kau masih ingat siapa nama aboeji mu? Dan bagaimana bisa kau selamat dari kecelakaan itu jika orang tua mu tidak bisa selamat?” tanya Sungyeol lagi, dia tidak akan melewatkan setiap kesempatan ini. dia terus berdoa dalam hatinya.

Sungyeol kembali mengerutkan keningnya, Sungyeol kenapa tiba-tiba menjadi aneh seperti itu? Dan dia tidak bisa menebak raut wajah itu, benar Sungyeol memang baik…namun dia masih tetaplah orang yang asing.

“Aniyo…aku tidak ikut dalam kecelakaan itu….” Ucapnya cepat.

Sungyeol terkejut. “Ne?”

“Keluargaku dan Keluarga Myungsoo bersahabat, saat itu keluargaku sedang melakukan kunjungan di Masan, dan…peristiwa itu terjadi, aku tidak punya siapa-siapa lagi dan…Kim ahjussi memutuskan untuk merawatku, itu sudah lama sekali hingga aku bahkan melupakan peristiwa itu….” Cerita SungJong yang tentu saja hasil mengarang bebas. Dia memang tidak biasa menceritakan hal yang penting pada orang asing.

Sungyeol nampak mendesah kecewa. Lagi-lagi hatinya merasa sakit, selalu kekecewaan yang ia dapatkan. Apakah memang benar Lee SungJong ini bukan Lee SungJong yang ia cari, tapi kenapa…kenapa hatinya tidak bisa menerima semua ini.

“Seperti itu? Ahh aku mengerti sekarang, syukurlah kau mendapatkan keluarga baru seperti itu….” Ucap Sungyeol akhirnya.

SungJong kembali menatapnya, tiba-tiba menunduk dan murung membuat SungJong tak mengerti. Kenapa Sungyeol tampak kecewa, dan melihatnya seperti itu membuat SungJong pun merasa bersalah karena telah berbohong.

“hyung…apakah ada yang salah?” tanyanya.

Sungyeol mengangkat kepalanya dan segera tersenyum. “Ani, hanya saja aku teringat dengan masalahku, berbincang dengan mu tadi sedikit dapat melupakan masalahku, namun saat terdiam aku pun teringat kembali…”

“ahh jika hyung tidak keberatan, hyung boleh berbagi cerita denganku, jika aku bisa aku pasti akan membantu…” tawar SungJong.

“Kau ini manis sekali…baiklah kapan-kapan aku akan menceritakannya padamu…” jawabnya Sungyeol kembali tersenyum.

“Ne hyung…dan kau….chakkaman…” SungJong meraih ponselnya dan menjawab panggilan. “Mwo? Baiklah….aku akan kesana….” Jawabnya singkat. Sepertinya dari Kim ahjussi.

“Sungyeol hyung mianhae, aku harus menemui Kim ahjussi di kantornya, lain kali kita sambung lagi pembicaraan ini…”

“Ohh ne, hati hati di jalan….”

Setelah berpamitan SungJong segera pergi dari sana, memang kantor Kim ahjussi tidak begitu jauh dari Restaurant itu jadi SungJong hanya butuh untuk jalan kaki.

Sungyeol menatap kepergian namja bertubuh ramping itu dengan seksama, rasanya belum puas ia mengobrol dengan anak itu, namun selalu saja ada gangguannya. Dia masih belum tahu kenapa dia sangat penasaran dengannya, namun yang pasti dia sudah menemukan kebenarannya.

“Kau dan anak itu mempunyai garis wajah yang sama…” celetuk Jinki.

Sungyeol menengok. “Apa maksudmu?”

“Tidakkah kau merasa anak itu mirip sekali dengan aboeji mu? Kau orang yang teliti Sungyeol-ah, bagaimana kau bisa melewatkan hal itu, mungkin saja dia orang yang kau cari….”

“Tidak, bukan dia…” Sungyeol menggelengkan kepalanya. “Dia mempunyai nama yang sama, sifatnya pun juga sama, saat pertama kali aku melihatnya aku pun bisa melihat sosok aboeji pada wajahnya, dan dia mempunyai mata yang sama denganku….”

“Lalu?”

Sungyeol nampak menarik nafas panjang dan menghembuskannya perlahan. “kau tidak dengar ceritanya barusan? Dia mengalami kecelakaan yang berbeda dengan apa yang aku alami, itu sudah cukup memberiku penjelasan….” Sambungnya.

Jinki menggeleng-gelengkan kepalanya. “Bisa saja dia berbohong kan? kenapa kau langsung percaya seperti itu…?”

“Jinki-ya, apa untungnya dia berbohong padaku? Dia tidak punya alasan untuk melakukan itu?” Sungyeol menatap Jinki dengan sedikit kesal.

“Entahlah mungkin saja dia tidak ingin menceritakan kisahnya pada orang asing, dan lagian kenapa kau bisa tidak ingat dengan wajah dongsaengmu sendiri hah? Setidaknya kau harus bisa mengingatkanya….” Ucap Jinki lagi.

Sungyeol meraih gelasnya dan meneguk jus nya dengan cepat, dia benar-benar muak dengan pertanyaan itu, sudah berapa kali Jinki menanyakannya. “Aku sudah bilang aku memiliki trauma, semakin aku mencoba mengingatnya, kepalaku akan terasa seperti pecah, sementara aboeji sudah melenyapkan semua foto yang berhubungan dengannya dan Eomma, aku bisa apa Jinki-ya….”

“Baiklah maafkan aku, aku hanya terlalu…bersemangat dengan kasusmu itu…”

“Aku harus menemukan pengacara itu apapun yang terjadi!” tekat Sungyeol. Jinki menatap sahabatnya itu dengan prihatin. Berbagai macam cara telah dicoba namun hasilnya tetap nihil.

“Kapanpun kau butuh bantuanku, aku siap untuk membantumu…”

Sungyeol tersenyum dan mengangguk, tentu saja selain Kibum ada Jinki yang selalu membantunya, dan dia bersyukur mempunyai sahabat seperti mereka .

.

.

Pagi ini terlihat berbeda sekali dengan Myungsoo, dia nampak menghadap cerminnya dengan riang sembari menyisir rambutnya. Setelah proses menenangkan diri, dia sedikit merasa lebih baik.

“Astaga Kim Myungsoo…kau tampan sekali…” ucapnya sembari mendekatkan wajahnya ke cermin. Entah sudah berapa lama dia tidak memuji wajahnya sendiri yang para yeoja bilang sangat tampan itu.

Myungsoo merindukan saat-saat dimana para yeoja itu memberinya banyak sekali hadiah dan tergila-gila padanya, entah kenapa diantara yeoja itu Myungsoo lebih memilih Hyomin dulu. Padahal Eunji juga cantik, Jinri pun cantik, namun entahlah…apalagi sejak dia menyadari perasaannya terhadap SungJong, makin tidak peduli Myungsoo dengan para yeoja itu.

“Aigoo, hampir setengah jam kau berdiri di depan cermin…” tegur seseorang yang sudah pasti Myungsoo kenal suara itu sebagai suara Lee SungJong.

“Aku perlu memastikan agar aku tampan Lee SungJong…” sahutnya.

SungJong mencibir. “Mentang-mentang sudah diterima Hyomin noona kau jadi sombong seperti ini, dasar…”

“Itu harus, aku memang harus menjaga penampilanku untuk selalu terlihat tampan di depannya…” ucap Myungsoo tak mau kalah, entahlah dia masih enggan untuk mengakhiri dramanya.

“arraseo, terserah apa yang ingin kau lakukan…!”

Myungsoo membalikkan badannya. “Dengar ya, hari ini aku ingin…” ucapan Myungsoo tiba-tiba terhenti dan tatapannya pun berubah menjadi tatapan tajam. Sesuatu yang dipakai SungJong membuat suasana hatinya menjadi buruk. “Apa yang kau pakai itu?” tanyanya horor.

“Apa…?”

“Di lehermu!”

SungJong meraba lehernya dan menggenggam benda berkilau yang melingkari lehernya itu. “Ahh…aku ingin memakai kalung ini, aku kan tidak pernah memakainya jadi aku….”

“Lepaskan!” potong Myungsoo dengan nada yang tegas, SungJong terkejut.

“Mwo? Tidak mau….aku hanya ingin memakainya, kenapa kau menyuruhku melepasnya…”

Myungsoo menatapnya semakin tajam. “Kubilang lepaskan Lee SungJong!!!”

“Myungsoo-ya ada apa denganmu?? Kenapa kau tiba-tiba marah seperti ini hah?” tanya SungJong heran. Terkadang dia tidak bisa menebak sikap Myungsoo yang berubah-ubah.

“Kau mau melepasnya atau tidak??”

SungJong menggeleng. “Tidak, aku akan memakai nya hari ini!!”

“Dasar keras kepala!” tanpa SungJong mengerti sebelumnya pun Myungsoo segera berjalan mendekat ke arah SungJong dan….SREEETTTT…..

“Awwhhh..Myungsooo-ya, sakit…” seketika SungJong terduduk dan menekan lehernya kuat-kuat, kalung yang ditarik paksa oleh Myungsoo membuat lehernya terasa tercekik, panas dan perih.

Myungsoo menatap kalung yang berada di tangannya itu dengan tajam. “Aku sudah menyuruhmu tadi, dan jangan pernah memakai benda ini lagi ke sekolah!!” tegas Myungsoo sembari melemparkan kalung tadi ke dekat SungJong dan bergegas pergi.

“Sakit…..” SungJong masih belum beranjak dan memegangi lehernya. Kulit leher yang tadi putih mulus itu kini mulai tampak memerah, dan bahkan ada bagian kulit yang terkelupas akibat tarikan Myungsoo yang sangat kuat tadi.

Mata bening SungJong mulai berkaca-kaca, sakit dan perih ditambah lagi perlakuan Myungsoo yang mengejutkannya benar-benar tak habis ia mengerti. “Apa salahnya jika aku memakai kalung ini…Kenapa Myungsoo tiba-tiba seperti itu…” gumam SungJong sambil meraih kalungnya yang nyaris putus. Ada yang tidak beres, SungJong yakin itu, semua ini ada hubungannya dengan sikap Myungsoo akhir-akhir ini, tapi apa…?

.

.

.

“Jongie….apa yang….terjadi…?” Taemin menampakkan raut cemas bukan main saat melihat SungJong yang baru saja datang dengan mata yang masih berkaca-kaca.

“Taemin-ah…bisakah….kau mengobati luka..?”

Taemin bertambah panik. “Kau terluka Jongie? Ada apa…?” tanyanya lagi. SungJong meyibakkan kerahnya dan menunjukkan lehernya pada Taemin. Tadi dia memang sengaja langsung berangkat tanpa berpamitan pada siapapun, dan tentu saja dia melewatkan masakan Kim ahjumma yang sudah kembali ke rumah tadi. SungJong tidak peduli, hatinya sedih bercampur dengan marah.

“Astaga, ini bukan main-main, kkaja Jongie…kita ke uks!!” tanpa banyak bicara lagi Taemin segera menuntun SungJong untuk pergi dari sana menuju ke ruang kesehatan. Sungguh dia tidak bisa menebak apa yang telah terjadi pada sahabatnya itu.

Sebentar lagi bel tanda kelas dimulai akan berdentang, namun sepertinya SungJong harus melewatkan kelas pertama.

.

“Si Myungsoo? serius Jongie? Apakah dia sedang tidak waras? Bisa-bisanya dia melakukan ini padamu…” geram Taemin sembari perlahan mengobari luka di leher SungJong.

SungJong merintih perlahan. “Pelan-pelan Taemin-ah….sakit….”

“Maafkan aku…” ucap Taemin memperlahan gerakannya.

“Ada yang Myungsoo sembunyikan dariku, namun aku tidak tahu apa itu, aku selalu cemas saat Myungsoo tiba-tiba seperti itu…” SungJong berucap membuat Taemin menggeleng-geleng kepalanya heran, tak habis pikir dengan sahabatnya ini.

“SungJongie, apakah kau tidak marah dengan perbuatan Myungsoo ini, lihatlah bahkan lehermu terluka seperti ini….”

SungJong menarik nafas perlahan. “Aku tidak bisa marah dengannya, Kim ahjussi sedang ada masalah dengan Kim ahjumma, aku tidak mau menambah masalah lagi pada Myungsoo..”

“ckckck, kau memang benar-benar malaikat Jongie, selesai, apakah masih terasa sakit?”

SungJong meraba lehernya. “Masih terasa sakit, tapi sudahlah tidak apa-apa…” ucapnya kemudian. SungJong tersenyum, namun sesungguhnya dalam hati dia masih bertanya-tanya, kenapa Myungsoo melakukan hal tadi padanya, bagaimana ia berbicara dengan Myungsoo setelah ini .

“Minho hyung malam ini….mengajakku ke rumahnya…dan aku benar-benar minta maaf tidak bisa menemanimu menyerahkan naskah, aku sudah berbicara dengan Minho hyung namun sepertinya dia sangat ingin aku ke rumahnya, aku benar benar minta maaf Jongie….” Taemin berucap dengan raut wajah yang penuh penyesalan.

SungJong tersenyum dan menepuk-nepuk bahu Taemin. “Ya! Gwanchana, nikmati waktumu bersama Minho hyung, aku tidak apa-apa, ada Sunggyu hyung yang pasti mau untuk mengantarku….”

“Benarkah Jongie…? Lain kali aku akan menemanimu, aku berjanji…”

“Aku percaya, sudahlah jangan merasa bersalah seperti itu…..” SungJong merangkul Taemin sembari tertawa. Terkadang Taemin memang sangat baik padanya dibanding teman-temannya yang lain. Dan SungJong bersyukur karena mempunyai teman seperti namja itu.

“Kau….kau menyukai Myungsoo kan?” ucap Taemin secara tiba-tiba.

SungJong terkejut dan seketika membuat jantungnya berdetak tak karuan. “A-apa maksudmu? Tentu saja aku menyukainya, aku hidup dengannya sejak kecil…” sanggahnya dengan nada gugup.

“Bukan menyukai semacam itu, kau…mencintainya kan? kau itu sahabatku, aku dapat melihat tatapan matamu itu tidak bisa berbohong…” Taemin tersenyum.

“A-aniyo…dia itu sudah seperti hyung ku sendiri, dan lagian dia sudah mempunyai kekasih….kau ini jangan menebak sembarangan…” sahut SungJong mengalihkan pandangannya dari Taemin. Dengan ini Taemin telah membuktikan jika dia adalah sahabat yang benar-benar pengertian bagi SungJong.

“Kau mengelak ratusan kali pun aku tetap pada keyakinanku Jongie, dan sepertinya…Myungsoo pun juga menyukaimu, akhir-akhir ini aku sering melihat tatapannya padamu itu berbeda, waktu akan menjawab semua nya…..Fighting My SungJongie…”

SungJong terdiam, benarkah apa kata Taemin? Tapi tentu saja Myungsoo menyukainya, namun hanya sebagai dongsaeng dan orang yang pernah menyelamatkan hidupnya saja, SungJong yakin itu, dan dia tidak akan pernah berharap yang lebih, karena kekecewaan akan membuatnya sangat sakit.

.

.

Sungyeol sedikit terusik dan segera membuka matanya perlahan begitu mendengar ponselnya berbunyi beberapa kali, dia meraba ke atas tempat tidurnya dan meraih ponselnya. Mata bulatnya yang bening perlahan membuka lebar saat membaca isi pesan yang tertera disana.

“Mwo?? Ini serius kan??” Sungyeol terlonjak dan segera terduduk dari tidurnya seolah informasi yang baru saja ia baca itu benar-benar sangat mengejutkan dirinya. Senyum mengembang dibibirnya diiringi dengan rasa lega yang mulai menyelimuti hatinya.

Disaat itu dia tersadar keadaannya saat melepaskan pandangannya dari ponsel ke arah sebelah ia tidur tadi, sosok manis yang masih terlelap disana dengan kondisi yang sama dengannya. Sungyeol tersenyum lalu merundukkan wajahnya untuk mengelus kepala sosok yang terlelap itu.

“Chagiyaa….” Bisik Sungyeol tepat berada di telinganya dan sedikit mencubit hidungnya. Merasa terusik namja manis itu mulai menggerakkan tubuhnya dan membuka matanya.

“hhh…What? Aku masih lelah hyung, aku masih ingin tidur…”

Sungyeol kembali tersenyum dan membenarkan selimut yang menutupi tubuh mereka berdua. “Aku akan pergi sebentar, kau lanjutkan tidurmu, aku segera kembali…Love you…” Sungyeol menyingkapkan poni namja itu dan mengecupnya sekilas sesaat sebelum dia beranjak dari tempat tidur. Agaknya urusannya benar-benar penting.

.

.

Dengan tiduran santai di ruang tengan Myungsoo asik menelvon seseorang disana. Sudah setengah jam dia mengobrol dengan Hyomin melalui benda itu, sejak kejadian beberapa waktu yang lalu, Myungsoo memang selalu menceritakan semuanya pada Hyomin. Hyomin adalah pendengar yang baik..

“Baiklah…sampai jumpa besok Hyomin-ah…” putus Myungsoo sembari mengakhiri pembicaraannya. Tepat pada saat itu SungJong berjalan ke ruang tengah lebih tepatnya ke arah dimana Myungsoo tiduran, ruangan ini memang menjadi favorit SungJong untuk belajar.

Myungsoo segera bangkit dan duduk, semenjak insiden penarikan kalung itu dia dan SungJong memang sama sekali belum membuka percakapan, SungJong mendiamkannya dan Myungsoo pun juga enggan untuk meminta maaf meskipun ada sedikit rasa bersalah padanya.

“Lehermu….apakah masih sakit?” tanya Myungsoo akhirnya.

“Ne…” sahut SungJong singkat tanpa mengalihkan pandangannya dari buku yang ia baca.

“Lalu kenapa kau tidak memberinya plester lagi? Apakah kau sengaja agar semua orang dapat melihat lukamu itu?”

SungJong sedikit terusik dan menatap Myungsoo sebentar dengan tatapan kesalnya. “Apa masalahmu? Lebih kau kembali berkencan dengan Hyomin noona sana daripada menggangguku, aku terluka juga karena kau, jadi kau tidak perlu untuk menasehatiku….aku tahu apa yang harus kulakukan…”

Myungsoo tersenyum, berbicara dengan SungJong memang menyenangkan. Dia segera berdiri dan duduk di samping SungJong. “Kau benar-benar lucu SungJong-ah, bagaimana bisa aku mendiamkanku terlalu lama…” ucapnya mengacak rambut SungJong.

“Ahh lepas kau menggangguku! Aku ingin belajar, lebih baik kau pergi, aku sedang tidak ingin diganggu…!” tegur SungJong serius.

“Aigoo, bagaimana kalau aku tidak mau…?”

“Terserah, kusarankan kau segera pergi dari sini karena aku tidak segan-segan untuk melemparkan buku ini jika kau masih menggangguku….”

Myungsoo merasa tertantang dengan ucapan SungJong yang terkesan galak namun masih terdengar lucu itu. “Karena aku tidak ada kerjaan makanya aku ingin mengganggumu…”

“Kalau kau tidak ada kerjaan, kau kan bisa pergi dengan kekasihmu, jangan menggangguku!!”

“Kau…kau masih marah denganku karena kalung itu?” raut wajah Myungsoo berubah serius.

“Menurutmu?”

“Kalau begitu aku minta maaf….”

SungJong terdiam sesaat masih belum menjawab, jujur saja dia sebenarnya masih marah dengan Myungsoo, bukan karena kalung, namun karena sepertinya Myungsoo menyembunyikan sesuatu darinya, sesuatu yang harusnya tidak boleh Myungsoo sembunyikan karena mereka berdua sudah terbiasa untuk berbagi cerita sejak kecil.

“SungJong-ah…”

“Diam! Aku tidak ingin membahasnya, dan bukankah aku sudah bilang aku tidak mau berbicara denganmu, apakah kau tidak punya telinga hah?”

Myungsoo menatapnya tertegun. “Kenapa kau berbicara seperti itu?”

“Aku sudah bilang pergilah, aku tidak marah tentang kalung, tapi aku marah karena kau menyembunyikan sesuatu dariku, aku tahu itu, seharusnya kau bercerita padaku, apakah aku tampak seperti orang lain bagimu?” SungJong mengeraskan suaranya. “Aku selalu bercerita apapun padamu, apapun, namun kau tidak seperti itu, bukankah kita ini keluarga?”

“……”

“Kau selalu tampak murung, aku tahu kau ada masalah, namun kenapa kau tidak menceritakan masalahmu padaku? Jika aku tidak bisa membantu setidaknya aku bisa sedikit meringankan bebanmu…”

“SungJong-ah….”

“Baiklah mungkin memang benar….semenjak kau mempunyai kekasih kau mulai melupakanku, aku memang bukan siapa-siapa, aku hanyalah seorang anak yang kalian pungut, tidak lebih jadi mungkin kau mulai tidak nyaman berbicara denganku, aku mengerti, sangat mengerti jika…..”

Ucapan SungJong seketika terhenti, dan matanya terbelalak, diiringi dengan tubuhnya yang membeku saat tiba-tiba Myungsoo menarik tubuhnya dan mengehentakkannya ke sofa. Menatapnya dengan tatapan yang dingin dan juga merupakan tatapan elangnya.

SungJong masih belum bisa berkata apapun, tangannya pun masih dicengkeram oleh Myungsoo dengan erat, bagaimana bisa dia kehilangan kata-kata hanya dengan tatapan Myungsoo yang seperti ini…?

“Myungsoo-ya…..”

Myungsoo tak membiarkan SungJong untuk bergerak. “Kau…kau tahu bibirmu itu sangatlah manis dan bahkan aku yang pertama kali merasakan bibirmu itu…”

“Mwo???”

“Tapi apakah kau tidak tahu jika bibirmu itu terkadang berbicara dengan sesuka hatimu?” ucap Myungsoo dengan nada yang angker. “Kau memang berhak marah, kau berhak menghukumku karena aku telah melukai mu, namun kau tidak berhak menyinggung asal-asalmu, kau dipungut oleh keluargaku? Siapa yang mengizinkan dirimu berkata seperti itu hah??”

SungJong terperanjat, namun dia masih belum mampu untuk berkata-kata.

“Pernahkah aku menyembunyikan sesuatu darimu? Ya, mungkin pernah, namun aku tidak merahasiakan itu selamanya, aku hanya butuh waktu untuk merenungi masalahku sebelum aku bercerita padamu, tidakkah kau mengerti itu?” tanya Myungsoo lagi.

Tak ada sepatah katapun yang mampu SungJong ucapkan, Myungsoo benar, tidak ada rahasia yang tidak Myungsoo ceritakan padanya selama ini. kenapa SungJong bisa lupa akan hal itu tadi, entahlah, pikirannya selalu kalut akhir-akhir ini.

Pandangan Myungsoo melunak, tangannya bergerak untuk mengelus kepala SungJong dengan lembut, namja itu selalu nampak manis dimatanya, bagaimana bisa dia menceritakan sesuatu yang mungkin akan membuat namja itu pergi dari sisinya. Myungsoo hanya belum siap untuk kehilangan SungJong.

“Maaf, maaf aku telah membuat lehermu terluka..” ucap Myungsoo akhirnya. SungJong menatap Myungsoo, tatapan yang biasa Myungsoo artikan sebagai tatapan maaf diterima dari SungJong.

Tanpa banyak berkata lagi Myungsoo segera menarik SungJong kepelukannya dan memeluk namja itu dengan erat. Hatinya merasa sedikit lega. Tidak saling bicara dengan SungJong beberapa hari ini sungguh membuatnya tersiksa.

“Tuan muda…maaf ada yang mencari Kim Geomsanim…” terdengar suara Hwang ahjumma. Myungsoo segera melepaskan pelukannya, dan mereka berdua segera berdiri.

“Jika ada yang ingin bertemu dengan aboeji langsung saja ke ruangannya, aboeji kan ada disana, tidak perlu untuk…….” Ucapan Myungsoo terhenti dan terlihat matanya membulat kaget begitu melihat siapa yang berdiri disana yang juga menatapnya dengan tak kalah kaget.

SungJong tersenyum. “Sungyeol hyung??” sapanya dengan nada senang. “Apakah hyung kemari karena permintaanku?”

Baik Sungyeol maupun Myungsoo sama sekali tidak merespon apa yang dipertanyakan oleh SungJong, seolah mereka berdua tidak menyangka jika mereka akan bertemu di tempat ini.

“Ada apa dengan kalian berdua?” tanya SungJong dengan bingung.

Myungsoo mengepalkan tangannya yang mulai berkeringat. “S-Sungyeol-ah….? Apakah kau kemari karena….karena ingin bertemu denganku sebagai teman sekelas?” dengan nada yang terdengar hati-hati Myungsoo bertanya.

“Myungsoo-ya, aku mendapatkan berita yang sangat penting dalam hidupku sehingga aku cepat-cepat ke alamat ini…aku….” Sungyeol nampak menghentikan ucapannya sebentar. “Seseorang memberitahuku jika aku harus ke alamat ini jika ingin bertemu dengan Kim Hyun soo Geomsaenim…”

Myungsoo membelalakkan matanya kaget sementara jantungnya berdetak sangat keras.

“Aku sangat ingat ini adalah rumahmu, namun…kenapa kau mempunyai alamat yang sama dengan Kim hyun soo geomsaenim?” tanya Sungyeol menatap Myungsoo meminta penjelasan.

“………”

“Apakah kau dengannya….mempunyai suatu hubungan?” tanyanya lagi.

Myungsoo tidak menjawab, dia benar-benar tidak tahu harus berkata apa, mulutnya terasa terkunci. SungJong menatap Myungsoo tak mengerti, dia tidak tahu kenapa Myungsoo terdiam seperti itu, pertanyaan Sungyeol tidak berat kan?

“Ahh Sungyeol hyung apakah tidak tahu?” celetuk SungJong.

Sungyeol berganti menatap SungJong. “Ne…?”

“Kim hyun soo geomsaenim adalah aboeji nya Myungsoo….”

“Mworagooo????” Sungyeol sungguh tidak bisa menahan kekagetannya, dia segera menatap Myungsoo yang menunduk pasrah dengan tatapan yang bermacam-macam.

“Kau…..Myungsoo-ya….kau….kau berbohong padaku…?”

“……..”

“KATAKAN!!!!”

-TBC-

 

Monday, November 2015

Lee Howon’s Wife

 

@mayziziii (Jung Yujin)

∞Friend, Love, and Family∞ #Chapter 11

∞Tittle : Friend, Love, and Family
∞Author : @mayziziii (Ljongie)
∞Cast : -Kim Myungsoo -Lee SungJong
-Choi Minho -Lee Taemin
-etc
∞Genre : bromance, love, friendship, school life, lil hurt
∞Rate : T
*

Pagi telah datang dengan cerah, semua aktifitas di Genie High School berjalan seperti biasa nya. Sembari menunggu bel berdentang semua siswa menghabiskan waktu nya untuk bermain main, namun ada juga yang memilih belajar menyiapkan nanti yang akan diajarkan Seonsaenim.
“Kau fikir ini tempat berpacaran??? Pergi sana!!” SungJong menendang sebuah kursi tempat duduk seorang namja dan yeoja yang sedang berduaan, tepat saat itu bel tanda kelas dimulai berdentang.
“Tapi…kami hanya membahas pelajaran??”
SungJong menyeringai. “Lalu kau akan melawanku? Mari berkelahi!!”

“A-anii…” tanpa banyak bicara lagi mereka segera berlari menghindari SungJong. SungJong tersenyum puas, dia segera mengikatkan dasi nya di kepala nya.
Saat ini penampilan nya benar benar telah kembali seperti dulu. Aura trouble maker, dengan sedikit memakai eyeliner warna hitam dan lensa berwarna biru. SungJong terlihat seperti bukan SungJong yang baik hati seperti beberapa waktu yang lalu.
“dasar, lama aku tidak menegur mereka rupa nya sudah berani membantah ku, aku tidak akan berdiam diri lagi, ini daerah kekuasaan ku…” ucap SungJong sambil membenarkan kerah nya.
Kemudian dia berjalan ke kelas dengan angkuh nya, sudah lama dia tidak melakukan ini, mungkin kembali menjadi trouble maker akan lebih menyenangkan untuk SungJong. Bahkan teman teman nya pun tidak berani menyapa nya. Saat ia memasuki kelas nya bakan tidak ada yang berani menatap nya berlama lama, salah salah SungJong akan membully mereka.

“Minggir, aku akan duduk disini!!” SungJong menendang bangku tempat salah seorang siswa duduk. Bangku dari depan nomor dua.

“Yaa!! Kenapa kau tiba tiba ingin duduk disini? Bukan kah kau selalu duduk bersama Lee Taemin, seperti nya dia sudah menunggu mu dari tadi…”

SungJong segera memberinya tatapan tajam. “PERGI!!!” bentak nya kemudian. Tak ingin membuat SungJong bertambah marah anak tersebut segera pergi dari sana. Percuma dia melawan, Lee SungJong terlihat seperti bukan Lee SungJong sekarang.

SungJong segera duduk di bangku itu dan meletakkan bangku nya ke meja sembari memejamkan mata. Semalam dia tidur terlalu larut. Tidak mengerjakan apapun selain bermain game hingga ia puas.

Sementara dari bangku yang terletak disudut Taemin menatap SungJong dengan sedih, ini kali pertama nya SungJong sama sekali tidak melihat nya. Apakah mungkin SungJong benar benar membenci nya sekarang?

“SungJongie…mianhae….”

Jung Seonsaenim memasuki kelas, suasana berubah senyap, tidak ada yang berani berbicara saat Seonsaenim itu sudah mengedarkan pandangan nya ke sekeliling kelas. Pandangan nya teralih pada sosok SungJong yang bahkan mungkin tidak peduli dengan kedatangannya. Jung Seonsaenim menampakkan wajah angker nya.

“Karena pelajaran hari ini sangat penting harap dengan kesadaran nya memasang telinga baik baik bukan nya malah memejamkan mata, aku tidak akan menegur, aku hanya akan membuat perhitungan setelah pelajaran selesai…” ucap Jung Seonsaenim memberi peringatan, semua nya kecuali SungJong segera menyiapkan buku nya tanpa di perintah dua kali lagi.

Sedangkan Lee SungJong mungkin dia telah ke alam mimpi dengan damai. Seperti janji nya, Jung Seonsaenim tidak menegur siswa yang tertidur, mungkin dia memang akan menghukum nya saat pelajarannya telah usai nanti.

~~~~000~~~

Pelajaran Jung Seonsaenim setelah dua jam akhir nya berlalu, yang mendengarkan benar benar seperti mabuk pelajaran nya, sementara yang tidur seperti nya benar benar puas tidak mendengarkan pelajaran Jung Seonsaenim yang membosan kan, dan sayang nya siswa yang tidur itu hanya SungJong seorang.

Tidak ada yang tidak ingin membuang waktu istirahat dengan sia sia, semua siswa segera keluar kelas untuk menghirup udara segar. Taemin dengan perasaan yang bercampur aduk menengok ke arah SungJong, masih terlelap dengan damai nya di bangku.

Dengan perlahan Taemin berjalan menuju kesana, dia benar benar tidak bisa jika terus seperti ini, bagaimana pun juga SungJong adalah sahabat nya yang sangat baik. Taemin tidak bisa kehilangannya.

“Jongie….” Taemin menggerakkan tangan nya dan menyentuh wajah SungJong yang masih terlihat nyman di alam tidur nya. Taemin benar benar merasa tertusuk ribuan jarum pada hati nya, bagaimana jika ia tidak akan pernah bisa mendapatkan maaf dari SungJong lagi?

“Mianhae….Mianhae Jongie, aku tidak bermaksud membohongimu, aku menyesal, aku benar benar menyesal….mianhae..”
Tepat saat Taemin mengelus pipi SungJong, tiba tiba SungJong membuka mata nya dan tatapan mereka beradu. “Jongie…”

SungJong segera bangun dan menatap Taemin dengan pandangan dingin dan ketus. “Apa yang kau lakukan di dekat ku saat aku sedang tidur? kau berusaha membunuh ku secara diam diam?” tanya SungJong dengan nada seperti bicara pada musuh nya.

“A-ani, aku ingin minta maaf padamu, bisakah kita berteman seperti dulu? Aku tidak bisa hidup tanpa mu….”
SungJong tersenyum sinis. “Maaf, apakah kita pernah kenal sebelum nya?”

“SungJongie, jebal….”

“Saat ini aku tidak ingin berteman dengan siapapun dan seperti nya aku tidak pernah mengenalmu sebelum nya, minggir, aku akan pergi!!” ucap SungJong sambil berdiri, Taemin segera menahan tangan nya.

“Jongie…Jebal, maafkan aku, aku tidak bisa seperti ini terus, aku menyesal, jebal maaf kan aku!”

“Singkirkan tangan kotor mu dari tubuh ku, jangan pernah menyentuhku dengan tangan mu itu!!!” SungJong menyentakkan tangan Taemin hingga membuat nya terdorong. SungJong segera meninggalkan Taemin pergi dari sana, hati nya benar benar sedingin Es sekarang.

“Brukkkk….” Taemin terduduk dengan lemas. Dia mengenal Lee SungJong telah lama, jika sudah bersikap seperti itu maka arti nya tidak ada maaf lagi bagi nya. SungJong telah menganggap nya musuh. “Mianhae SungJongie, mianhae…..”

~~~000~~~

SungJong berjalan menyusuri koridor, dia sudah tidak ada niat untuk mengikuti pelajaran selanjutnya. Namun jika ia membolos dan pulang ke rumah sudah pasti hyung dan aboeji nya akan mengomel.

“Woohyun dan….Key hyung….?” SungJong menghentikan langkah nya dan tersenyum jahil melihat couple itu. Kebetulan dia harus menagih hadiah pada Key karena saat ia sakit dulu Key tidak menjenguk nya.

Dengan mengendap endap SungJong mendekati mereka yang sedang asik berduaan mengerjakan sesuatu disana. Seperti Sungyeol, mereka memang aktif dalam kegiatan kemahasiswaan. SungJong akan mengaget kan nya dan menyeret Key menjauh dari Woohyun.

Jarak sudah semakin dekat, SungJong bersiap mengagetkannya. Namun… “Greebbb!!!” SungJong terkejut saat tiba tiba seseorang dari belakang menarik pinggang nya dan membungkam mulut nya lalu menarik nya ke belakang. SungJong meronta, namun cengkeraman itu lebih kuat dari nya.

“YAAA!!!” SungJong berhasil menginjak kaki orang itu dengan keras dan menggigit tangan nya, seketika pegangan nya pun lepas.

“Aduduhhh, SungJong-ahh, kau kasar sekali, tidak bisa di ajak bercanda….” keluh orang itu.

“Kau yang kurang ajar padaku…” SungJong menoleh. “Dan lagian…..Yaaa?? Kim Myungsoo???” SungJong membulatkan mata kaget mengetahui siapa pelaku yang telah menyeretnya tadi.

“Apa yang kau lakukan? Kenapa tiba tiba mengagetkan ku? Gwanchana? Apakah aku menginjak mu terlalu keras…?” tanya SungJong dengan tersenyum kecil.

“Aniyaaa, aku hanya ingin menggagalkan aksi mu mengganggu Key dan Woohyun saja…”
SungJong mencibir. “Dasar, untung saja aku tidak menghajarmu tadi, kupikir ada seseorang yang ingin menculikku…”

“Aku memang ingin menculik mu, kkaja…” Myungsoo meraih tangan SungJong dan mengajak nya pergi dari sana. Daripada membolos tidak jelas mungkin mengikuti Myungsoo lebih baik, begitu pikir SungJong.

“UKS? Kenapa kita kesini? Apakah kau sakit?” tanya SungJong saat mereka masuk ke dalam ruang kesehatan.

“Bukan kah kau tidak ingin masuk kelas? tidur disini lebih baik kan ? Aku pun juga sedang tidak ingin masuk ke dalam kelas hari ini….” sahut Myungsoo sambil mendahului berbaring di tempat tidur.

“Tapi kan ranjang di uks ini hanya satu, lebih baik kita ke uks lantai dua…”

“disana ada yang menjaga, lagian kau bisa tidur di samping ku, tempat tidur ini kan besar….”

“baiklah…. kuharap Jung Seonsaenim tidak memeriksa kemari…” ucap SungJong seraya berjalan menuju ke arah Myungsoo. Lagian siapa yang akan ke uks sini, yang ada hanya di gunakan untuk tidur siswa maupun seonsaenim membolos.

“Mianhae, aku tadi tidak sengaja…” ucap SungJong kemudian.
Myungsoo menatap ke arah langit langit memikirkan sesuatu. “Gwanchanaa, lagian itu salah ku mengagetkan mu tiba tiba….”

Tercipta keheningan untuk beberapa saat, tidak ada yang saling membuka suara. SungJong sendiri juga sama seperti Myungsoo menatap langit langit dan tenggelam dalam pikiran. Jantung nya tiba tiba saja berdetak aneh, jujur saja hari ini Myungsoo teramat lah berbeda, atau mungkin dari cara memandang nya saja.

“SungJong-ah/Myungsoo-ya…” baik SungJong maupun Myungsoo segera mengalihkan pandangan canggung saat mereka sama sama menolehkan pandangan hingga jarak wajah mereka berhadapan sangat dekat.

“Kau dulu…” ucap Myungoo sambil menggaruk kepala nya yang tidak gatal. SungJong mengangguk canggung, kenapa rasa nya ada ribuan kupu kupu yang terbang mengelilingi nya.

“Kau ingat saat dulu kita bermusuhan? Aku pernah menggagalkan acara mu ke Pulau Jeju, mianhae….maaf untuk yang itu dan maaf karena baru meminta maaf sekarang….” ucap SungJong.

Myungsoo tersenyum. “aku tidak marah, aku hanya kagum saja padamu bisa menggagalkan nya, kupikir saat itu Minho….” Myungsoo terkesiap dan segera menyadari arah ucapannya. “A-ani, maksudku, kupikir saat itu ada salah satu teman ku yang memberitahu mu tentang jadwal ku….” ralat Myungsoo kemudian.

SungJong memainkan ujung selimut, saat itu dia memang mengetahui jadwal Myungsoo dari dia *Minho*.

“Kau fikir kita benar benar musuhan?” tanya Myungsoo. “Aku tidak pernah menganggap kita bermusuhan, dihari sesudah kita bertengkar itu, malam nya sebenarnya aku ke rumahmu….”

SungJong memicingkan mata dan segera memiringkan tubuh nya menghadap ke Myungsoo. “Kau ke rumah ku…?”

“Ne, tapi sayang nya saat itu kau sedang mungkin tidak bisa di ganggu, maka nya aku mengurungkan niatku untuk minta maaf padamu, dan meminta maaf padamu benar benar sangat sulit, kau tahu itu…”

SungJong tersenyum. “Kau tahu alasan nya kan…?”

“Iya, kau benar benar sudah tidak marah padaku? Saat itu mungkin aku sangat keterlaluan, aku sampai sekarang tidak bisa melupakan nya, bagaimana bisa aku bisa sekejam itu…”

“Sudahlah…” potong SungJong. “Jonghyun hyung saja yang hampir selalu membunuh ku tidak pernah merasa bersalah padaku, lagian aku paham saat itu aku pasti sangat menyebalkan…”

“Oh yaa…Kim Jonghyun, kenapa kemarin kau bisa bertemu dengan nya…?” tanya Myungsoo penasaran.

SungJong menggeleng. “Aku tidak tahu, dia tiba tiba berada disana dan menyerangku… dan tentang saat di rumahku itu , apakah kau akan bilang jika Kim Jonghyun itu mirip dengan Sungyeol hyung…?”

“Ne, apakah kau juga merasa demikian?”

“Kemarin saat aku dan Jonghyun bertatap mata dengan dekat aku merasakan perasaan aneh, aku merasa nyaman menatap mata nya,dan dia tampak familiar untukku, saat aku menatap nya lebih dekat, bayangan Sungyeol hyung tiba tiba muncul…”

“Apakah menurut mu ini kebetulan…?” tanya Myungsoo. SungJong menggerak gerakkan jemari nya ke atas kasur. “kalau bukan kebetulan apa lagi hmm? Mereka tidak saling kenal dan Jonghyun juga musuh ku…”

“Kenapa ya aku merasa jika dia punya alasan yang kuat karena selalu mengganggumu selama ini…”

“Entahlah, jangan membahas dia, aku malas..”

Myungsoo memiringkan tubuh nya dan menghadap SungJong, kini wajah mereka benar benar dekat. Hal ini membuat perasaan mereka kembali bercampur aduk. Saling mengagumi satu dengan yang lainnya.

“Kau…terlihat sangat manis jika seperti ini….” ucap Myungsoo sembari menyingkirkan rambut SungJong yang bermain di dahi nya.

“Benarkah? Aku tidak yakin, aku biasa nya tidak manis jika sedang memakai eyeliner…” Sahut SungJong seperti biasa tidak peka. Myungsoo tersenyum dan mengacak rambut SungJong. Setidak nya ini bisa menghibur nya dan melupakan masalah nya dengan sang sahabat itu.

“Apakah perasaan mu sudah lebih baik..?” tanya Myungsoo kemudian, tentu saja arah pembicaraan kepada kejadian baru baru ini. SungJong terdiam sejenak, tentang Taemin dan juga Minho tentu saja masih membuat nya sangat marah.

“Jika tentang yang kemarin jangan dibahas lagi, mengingat nya membuatku ingin mengamuk….”

“Arraseoo…aku tidak akan membahas nya…” putus Myungsoo kemudian.

“Myungsoo-ya, apakah kau tidak mengantuk? Aku ingin sekali tidur, padahal sepanjang pelajaran Jung Seonsaenim aku sudah tidur…” keluh SungJong sambil mengucek mata nya.

Myungsoo tersenyum. “Tidurlah, kita kesini memang untuk tidur kan…?”

“Baiklah aku akan tidur, bangunkan aku jika kau akan pergi…” pesan SungJong kemudian membenarkan posisi tidur nya dan memejamkan mata nya.

Myungsoo masih terjaga, mengamati SungJong yang terlelap membuat debaran jantung nya semakin keras. Wajah itu saat terpejam lebih terlihat sangat manis dan damai. Myungsoo seperti tak pernah bosan memandangi nya sedekat ini, andai dia dapat selalu seperti ini dengan namja manis ini.

Sepuluh menit telah berlalu, namun seperti nya Myungsoo belum bosan untuk memandang SungJong yang tengah terlelap.

“Andaikan kita bertemu lebih awal, aku yakin kita akan membuat cerita yang lain….” ucap Myungsoo, perlahan dia menggerakkan tangan nya dan menyentuh pipi SungJong. Halus sekali, bahkan Myungsoo belum pernah melakukan hal ini pada kekasih nya dahulu, perasaan aneh dan nyaman yang selalu ia rasakan saat bersama SungJong juga tidak pernah ia rasakan saat bersama kekasih nya.

Sekali lagi Myungsoo tertegun, bibir tipis SungJong membuat nya tak bisa menahan diri, kenapa perasaan aneh itu terus saja menghinggapi hati nya. Perlahan Myungsoo mendekatkan wajahnya semakin dekat dengan wajah SungJong, tak butuh berapa waktu yang lama untuk Myungsoo menautkan bibir nya dengan bibir SungJong.

Jantung nya berdetak lebih keras lagi dan darah nya berdesir dengan aneh. Myungsoo terdiam sejenak, kali kedua untuk bibir nya dan bibir SungJong bersentuhan. Namun kali ini tanpa sepengetahuan SungJong. Myungsoo mulai was waw, bagaimana jika SungJong tiba tiba bangun dan memarahi nya ? Tetapi… Myungsoo tidak terlalu peduli, perlahan dia menggerakkan bibir nya dan menyapu bibir SungJong dengan bibir nya.
Manis, hal itu lah yang dirasakan Myungsoo, masih sama seperti saat bibir mereka bersentuhan untuk pertama kali nya. Sementara tangan kanan nya mengusap pipi SungJong dengan lembut. Myungsoo maih enggan untuk beranjak dari bibir yang memabukkan itu, rasa manis yang di tawarkan terlalu

berat untuk ia lepaskan.

“hmmph…” SungJong sedikit menggerakkan tubuh nya membuat Myungsoo terkejut, bagaimana jika SungJong tiba tiba bangun, dengan perlahan Myungsoo memutuskan tautan pada bibir nya.

“Mianhae..aku mencuri nya tanpa seizinmu….” ucap Myungsoo sambil mengusap kepala SungJong lalu menghadapkan tubuh nya membelakangi SungJong.

Tepat setelah Myungsoo membelakangi SungJong, mata SungJong terbuka, bibir nya membentuk sebuah lengkungan senyum, dia belum tidur, dan dia menyadari semua perbuatan Myungsoo tadi. perlahan SungJong menggerakkan tangannya dan melingkarkan ke pinggang Myungsoo lalu menenggelamkan wajah nya di punggung namja bermata elang itu, alam mimpi telah menunggu mereka.

~~~000~~~

“Kau juga marah padaku..? tidak bisakah kau membantu ku berbaikan dengan SungJongie…?” Taemin menatap Zelo dengan penuh harapan. Sedari tadi Zelo tidak bergeming menolak permintaan nya. Namun Taemin tidak menyerah untuk terus memohon.

“Kenapa harus aku ?” tanya Zelo malas.
Taemin menyentuh tangan Zelo dan menggenggam nya. “Aku tidak bisa hidup tanpa Lee SungJong, dia sahabat terbaikku, aku tidak tau lagi harus bagaimana meminta maaf pada nya…”

“Jika seperti itu kenapa kau membuat nya marah padamu…?” tanya Zelo menatap Taemin kesal. “Kau sudah mengenal SungJong hyung sangat lama, kau sudah pasti tahu kan sifat nya, aku tidak mau ikut campur, apa lagi ini kesalahan mu, cobalah untuk menyelesaikan keonaran yang telah kau ciptakan…”

“Zelo-yaa, jebal, hanya kau yang bisa membantu ku…” Taemin masih tetap memohon. Zelo menggeleng. “Tidak kalau aku jadi SungJong hyung aku pun tidak akan memaafkan mu, apalagi kau sampai memfitnah Myungsoo hyung karena dia mengetahui rahasiamu…”

Taemin terdiam, meminta tolong pada Zelo sudah tidak ada guna nya lagi. Zelo lebih menghormati SungJong dari pada diri nya. Itu wajar karena SungJong yang membuat Zelo seperti sekarang, Taemin memang tidak ada hak untuk meminta tolong pada Zelo.

Dengan langkah putus asa, Taemin pergi dari kelas Zelo dan berjalan menyusuri koridor dengan gontai. Harus bagaimana lagi dia sekarang, SungJong mungkin tidak akan pernah memaafkan nya, dan Taemin akan benar benar menyesal seumur hidup nya karena telah menghianati sahabat terbaik nya itu.

“Sreett….” saat melintasi Toilet dengan tiba tiba tangan nya di tarik dengan keras hingga dia tidak sempat menghindar.

“Taemin-ahh…” Taemin mengangkat wajah nya dan menemukan sosok yang sangat ia kenal berada di depan nya dan menatap nya dengan lembut. Taemin benar benar ingin menangis sekarang.

“Kenapa kau menemui Zelo? Dia tidak akan pernah membantu mu, dia menghormati SungJong, dan dia juga marah pada mu karena kau menyebabkan Myungsoo dan SungJong bertengkar, jangan sekalipun berfikir untuk meminta tolong pada anak kecil itu…” ucap nya sambil menangkupkan pipi Taemin menatap nya lekat.

“Tapi…harus bagaimana lagi aku meminta maaf pada SungJongie? Aku tidak bisa seperti ini terus, Minho hyung aku mohon minta maaf lah pada dia, dia pasti akan mendengarkan mu…” pinta Taemin.

Minho menggeleng. “Lalu aku harus bilang apa pada nya? aku tentu sangat mencintai mu Taemin-ahh, apakah SungJong akan dapat mendengarkan itu, aku tidak mungkin meninggalkan mu, dan lagian dia lebih mempercayaimu, jika dia tidak mendengarkan mu lagi mana mungkin dia akan mendengarkan ku…”

Taemin terdiam, cara itu pun mungkin tidak akan berhasil juga. Minho dengan perlahan mengecup kening nya. “Percayalah padaku, kita biarkan seperti ini dulu, SungJong masih sangat marah dengan kita…”

“Andwae…” Taemin menghentakkan tangan Minho. “Tidak bisa seperti itu, SungJong akan semakin marah pada kita, hyung mengertilah, apakah kita nyaman melanjutkan hubungan kita seperti ini….?”

Minho membulatkan mata kaget. “Apa maksudmu? Apakah kau mau mengakhiri semua ini disini? Ani, aku tidak bisa kehilangan mu, aku sangat mencintaimu…”

“Lalu bagaimana dengan SungJongie? Apakah kau tidak merasa bersalah padanya….?”

“Taemin-ahh, kau selalu memikirkan perasaan nya, lalu bagaimana dengan perasaan mu sendiri…?”
Taemin menggeleng. “Ani, selama ini kita selalu mementingkan perasaan kita, tidak pernah sedikit pun kita memikirkan peraasaan SungJong, dia sangat peduli pada kita, tapi kita membalasnya dengan seperti ini, aku benar benar merasa sangat bersalah….” jelas Taemin. Minho terdiam.

“Saat SungJong menatap ku dengan tatapan kebencian disaat itu aku baru menyadari betapa tulus nya kebaikan dia kepada kita selama ini, tapi apa yang kita lakukan ini…? saat itu bahkan kita pernah menghabiskan malam bersama padahal SungJong sedang membutuhkan bantuan kita…..” Taemin semakin sedih jika mengingat semua itu. Dan tragis nya dia menyesali setelah semua nya terlambat.

Minho menarik Taemin dan memeluk nya. “Aku pun juga merasa bersalah tentang itu, aku akan mencoba berbicara dengan SungJong nanti, kau jangan cemas, semua nya pasti akan baik baik saja…”

“Kau harus berjanji padaku, SungJong segala nya untuk ku…”

“Aku berjanji…”

~~~ooo~~~

Dua jam lebih telah berlalu, SungJong dan Myungsoo masih terlelap di ruang kesehatan. Seperti nya mereka benar benar serius akan menghabiskan waktu membolos nya untuk tidur.

“hmm…” SungJong menggeliat pelan, seperti nya cukup waktu tidur nya. Mata nya benar benar telah membuka dengan sempurna, jam berapa sekarang, mungkin telah siang. SungJong menengok ke kanan, Myungsoo masih terlelap dengan damai nya, dan tangannya…..melingkar di pinggang SungJong dengan indah nya.

“Kenapa bisa seperti ini, bukan kah tadi aku yang memeluk nya…?” gumam SungJong. Perlahan dia mengangkat tangan Myungsoo dan memindahkan dari pinggang nya. “Seperti nya kau masih sangat nyenyak dalam alam mimpi mu…” SungJong memiringkan tubuh nya dan menghadap Myungsoo.

Dia terlihat sangat tampan dari jarak sedekat ini. SungJong merapikan rambut Myungsoo sama seperti apa yang Myungsoo lakukan pada nya. Dalam hati SungJong membenarkan ucapan Myungsoo, jika mereka bertemu lebih awal mungkin cerita nya akan lain.

Detakan jantung aneh yang dirasakan Myungsoo tadi kini dirasakan pula oleh SungJong. Namun SungJong tidak ingin semakin tenggelam di dalam nya, dengan perlahan SungJong meraih selimut dan menyelimutkan ke tubuh Myungsoo. Dia ingin lebih lama lagi bersama namja itu sebenar nya, namun dia harus segera kembali, urusan nya dengan Cho seonsaenim belum selesai.

“Sreeettt…” SungJong merasa tangan nya di cekal dan membuat nya kembali memutar tubuh nya. Myungsoo menatap nya dan menggenggam tangannya. “Kau mau kemana…?”

“Aku harus kembali ke kelas..dan…”

“Tanpa membangunkanku…?” potong Myungsoo. SungJong menggaruk kepala nya salah tingkah, bagaimana bisa ia membangunkan Myungsoo yang tengah terlelap dengan damai nya tadi.

Myungsoo segera bangun dan menarik SungJong untuk kembali mendekat pada nya. “Yaaa! jangan seperti ini Myungsoo-yaa…” protes SungJong saat jarak nya dengan Myungsoo sangat lah dekat sedangkan Myungsoo tidak juga melepaskan genggaman pada tangan nya.

“Apakah kau tidur dengan nyenyak tadi…?”

“N-ne, tentu saja, kulihat kau juga tidur dengan nyenyak..”

Myungsoo menggeleng. “Tapi aku tidak tidur sedari tadi…”

“Ne…?” SungJong membulatkan mata kaget dan wajah nya bersemu merah, jika Myungsoo tidak tidur berarti dia mengetahui apa yang ia lakukan tadi. astaga SungJong semakin memerah sekarang. Myungsoo tersenyum dan mengacak rambut nya pelan.

“Kenapa wajah mu jadi merona seperti itu hmm…?”

“A-ani….aku hanya ahh jangan salah paham…aku hanya…”

“Salah paham apa? Sekarang kau jadi salah tingkah Lee SungJong…?”
SungJong menggeram kesal. “Myungsoo-yaa, cukup…”

“Apa yang kalian lakukan disini…??” terdengar suara pintu dibuka dan pertanyaan yang membuat Myungsoo serta SungJong saling menatap dengan terkejut, apakah mereka ketahuan ?

Dengan segera mereka segera berdiri dan menghadap ke arah suara teguran tadi. sosok Seonsaenim telah berdiri dengan tegap nya disana. SungJong segera menarik nafas lega.

“Hoya hyung… kupikir siapa…” ucap nya. Hoya segera mendekat.

“Seonsaenim, panggil aku Seonsaenim jika berada di lingkungan sekolah…” tegur Hoya mengingatkan.

SungJong mengangguk, masih untung dia yang menemukannya membolos. Myungsoo segera memberi hormat pada Seonsaenim itu.

“Apakah kalian membolos disini…?” tanya Hoya sambil menatap Myungsoo dan juga SungJong secara bergantian. Myungsoo tampak merasa tidak enak.

“Ani, aku hanya tidur dengan Myungsoo hyung…”

“Ne…?” Hoya dan Myungsoo membulatkan mata kaget mendengar nya, ucapan SungJong tadi sangat lah ambigu untuk namja seumuran mereka. Sementara SungJong seperti nya tidak menyadari dengan ucapan nya.

“Kau tidur dengan nya…?” tanya Hoya.
Myungsoo segera menengahi. “Ani, maafkan kami Seonsaenim, kami memang membolos dan menghabiskan nya dengan tidur seharian disini, sekali lagi kami minta maaf…”

Hoya menggeleng geleng kepala. “Apa jadi nya jika Jung Seonsaenim yang menemukan kalian membolos dan bermesraan disini, dasar….”

“hyung ahh Seonsaenim kau tidak akan menghukum kami kan? aku akan memberikan album kedua Dong Bang Shin Ki kepada mu jika kau tidak menghukum kami…” rayu SungJong dengan aegyo nya.

“Kau pikir aku mudah disuap…?”

SungJong mencibir. “Ya sudah, hukum kami, hukum kami agar kau puas….”

“Ahahaha, kau marah…?” tanya Hoya sembari tersenyum.

“Ani…” jawab SungJong singkat.

“Sudahlah, aku hanya ingin memberitahu mu tentang cctv itu…”
SungJong mengangkat kepala nya dan menatap Hoya. “Apa…?”

“Rekaman cctv yang ada dirimu dan juga Minho itu aku sudah menghapusnya, kau tidak perlu cemas…” jelas Hoya. SungJong melirik Myungsoo sebentar yang juga sedang menatap nya, kemudian dia segera mengalihkan pandangan nya.

Minho lagi Minho lagi, dia sudah berhasil melupakan itu sejak bersama Myungsoo tapi kini ia diingatkan lagi. Rasa nya seperti kembali menemukan kenangan yang buruk.

“Rekaman apa memang nya?” Myungsoo mencoba bertanya karena penasaran.

“ahh itu, rekaman SungJong dan…”

“Gomawo Seonsaenim…” potong SungJong segera. “Aku tidak akan melupakan kebaikan anda ini….” lanjut nya.

“Baiklah, jangan diulangi lagi, aku pergi dulu, sebaik nya kalian juga segera kembali ke kelas, membolos adalah perbuatan yang tidak baik sepintar apapun kalian…”

“Ne Seonsaenim….”

Hoya segera bergegas meninggalkan mereka, Myungsoo masih menatap nya heran dengan Seonsaenim itu, harus nya dia menerima hukuman sekarang, bukan kah Seonasenim itu dari bagian kedisiplinan? Jika Jung Seonsaenim yang menemukann nya membolos pasti dia akan menerima hukuman walau pun dia adalah murid kesayangan nya.

“Kau kenapa melamun…?” tegur Myungsoo pada SungJong. “Memang nya ada apa dengan rekaman itu, kelihatan nya penting sekali…”

“Ani, kau tidak perlu tahu, rekaman yang sangat tidak penting dan jika mengingatnya membuat ku ingin muntah saja…” jawab SungJong sambil mengusap bibir nya dengan kasar, jika dia tahu Minho se brengsek itu dia tidak akan mengizinkan namja itu menyentuh bibir nya.

Myungsoo mengerutkan dahi tidak mengerti melihat nya. “Sudahlah, kau lebih baik ke kelas, aku harus rapat dengan anggota kelompok ku astagaaaa aku sudah sangat terlambat….” pekik Myungsoo menatap arloji nya tidak percaya.

“Aku ikut boleh? Kelas ku sudah berakhir dan aku juga ingin bertemu salah satu noona yang menyukai Sungyeol hyung…”

“Terserah kau saja…”

Myungsoo segera keluar dan di ikuti SungJong dari belakang, seperti nya hari ini mereka berdua akan menghabiskan waktu bersama. Matahari semakin bersinar dengan semangat nya, tidak ada kesejukan yang terasa hal ini membuat siapapun merasa meleleh berada di tengah terik matahari.

~~~000~~~

“Panggil Kim Myungsoo sekarang!!!” perintah seorang yeoja berambut pendek sembari membanting sebuah file, seperti nya dia leader disana. Dari raut wajah nya dia terlihat sangat marah dan kesal.

“Aku tidak bisa menghubungi nya, dia tidak menjawab panggilan ku…”

“Dasar idiot, dia harus segera datang dan menjelaskan ide bodoh nya ini, Yaak Choi Minho!!!” teriak yeoja tadi tak sabar.
Minho yang tenggelam dalam lamunannya segera mengangkat kepala nya. “Kenapa…?”

“Kenapa? Kau masih tanya kenapa?? Panggil Kim Myungsoo sekarang juga kemari!!”
Minho menatap yeoja itu dengan malas. “Kenapa harus aku…? Seohyun-ah, berhentilah bertindak sebagai leader, kau memerintah semau mu saja…”

“Jika aku tidak mengambil alih kau fikir semua nya akan selesai, kau maupun Myungsoo tidak bisa di andalkan sama sekali….”

“Bukan kah Myungsoo telah menyusun semua nya? Kau hanya tinggal membaca nya dan menyetujui nya, lalu semua nya akan beres…”

“Aku tidak menerima ide bodoh yang telah Myungsoo buat itu, sekarang kau harus memanggilnya kemari dan menjelaskannya padaku….”
Minho menggeleng geleng frustasi, jika ini bukan tugas dari Seonsaenim nya langsung dia tidak akan mau ikut rapat sialan ini, sementara masalah nya dengan Taemin dan SungJong butuh diselesaikan dengan cepat.

“Apakah kau tuli? Panggil Myungsoo sekarang!!”

“Mian Mian Mian, aku terlambat, aku ada urusan yang mendadak…” pintu terbuka dan muncul sosok yang sedang di bicarakan dengan wajah penuh penyesalan.

Minho menajamkan pandangan nya pada sosok yang mengikuti Myungsoo dari belakang, SungJong? Pandangan mereka beradu, SungJong nampak sedikit kaget melihat Minho, dia pun buru buru mengalihkan pandangan nya.

“Mianhae, aku terlambat….”

“Aigoo, kau terlambat dan sedang menempel seperti lem dengan bocah itu?” sindir Seohyun sambil melirik SungJong.

“Noona, jangan mencari gara gara dengan ku karena aku hanya akan duduk disini tidak akan mengganggu kalian….” sahut SungJong lalu menarik kursi dan duduk. Dia tahu Minho sedang memperhatikannya, namun dia tidak peduli.

“Apakah kau sudah membaca file nya? Aku telah menyelesaikan semua nya…” tanya Myungsoo.

“Maksud mu ide bodoh yang kau tulis itu, apakah kau tidak menyadari jika ide mu itu terlalu kekanakan dan idiot..?”
Myungsoo terkejut. “Apa maksud mu? Aku sudah memperhitungkan semua nya, aku bahkan sering memotret di daerah sana dan semua nya baik baik saja, malahan semua nya akan bagus jika kita mengadakan kegiatan itu disana…”

“Oh yaa? Apakah kau tidak berpikir dengan dampak yang lain nya? Kau hanya mementingkan bagaimana kegiatan itu berlangsung tanpa memperhitungkan keselamatan member….”

“Yaa!! Aku sudah mengatur semua itu, apa kau benar benar telah membaca file nya? Atau hanya kau saja yang tidak menyetujui ide itu…?”
Seohyun mengambil file tadi dan melemparkan nya ke arah Myungsoo. “Aku tidak butuh membaca file idiot seperti itu!! Kupikir kau memang jenius maka nya aku menyerahkan tugas ini padamu, tapi kau tidak bisa apa apa, dasar bodoh!!” maki Seohyun lagi, semua anggota hanya menggeleng geleng kepala melihat nya, gadis sok berkuasa itu selalu bertindak semau nya. Biasa nya Minho yang akan membantu Myungsoo jika menghadapi masalah seperti ini, namun kali ini Minho memilih untuk diam.

“Kau belum membaca semuanya maka nya tidak mengerti, kau pikir aku se bodoh itu? Aku membuat rancangan itu jauh jauh hari dan aku yakin semua nya hanya akan berhasil, kau hanya tinggal membaca nya saja, tapi belum semua nya kau baca kau telah mengataiku bodoh…” ucap Myungsoo geram.

“Kalau kau tidak bodoh kau harus nya bisa membuat yang lebih singkat dan mudah di pahami…”

“oh yaa? Aku yang bodoh atau kau yang terlalu malas untuk membaca nya?”

“Aku tidak mau tahu, aku tidak ingin semua nya berantakan hanya karena kebodohan mu, buat ulang dan selesaikan hari ini juga!!”
SungJong mengepalkan tangan geram, sedari tadi ia menatap yeoja itu dengan tatapan tajam, dia tidak suka Myungsoo di hina seperti itu, apalagi oleh yeoja seperti dia. SungJong berdiri dan mengambil file yang di buang tadi dan membaca nya.

“Mwoo…? kau menyuruh ku membuat ulang…? apakah kau sudah tidak waras?” Myungsoo menggeleng geleng tak percaya.

“Yaa, kau harus membuat nya ulang dengan tidak menggunakan kebodohan mu lagi dan …….”

“Kurasa yang bodoh kau bukan Myungsoo hyung….” celetuk SungJong. Kini semua mata tertuju pada SungJong, terutama Minho yang memang begitu penasaran karena dua orang itu makin lama makin dekat.

“Apa maksud mu bocah? Kau jangan ikut campur? Kau hanyalah bocah ingusan yang membolos di tengah jam pelajaran, apakah kalian tadi membolos dan menghabiskan waktu bersama hah…?”

SungJong tersenyum simpul. “Kau benar, aku tidur dengan Myungsoo hyung makanya dia terlambat kemari…” ujar SungJong sekena nya membuat semua orang menatap nya aneh.

“Lalu kau tidak perlu untuk ikut campur, ini bukan urusan mu!!!”

“Kau bodoh, aku yang baru baca sekilas pun sudah tahu maksud dari apa yang Myungsoo hyung tulis disini, kau terlalu bodoh untuk memahami semua ini, hanya orang jenius yang bisa memahami nya…”

Seohyun menggeram marah. “Apa kau bilang…?”

“Disini jelas tertulis, untuk melakukan pengamanan yang akan digunakan alam kegiatan maka akan mengajukan sebuah permohonan pada lembaga agar menghemat biaya, dan selama ini permintaan selama ini tidak akan di tolak karena Myungsoo hyung sangat berpengaruh dan untuk permintaan sesederhana itu tidak masalah untuk lembaga…” jelas SungJong.
Seohyun nampak terdiam menatap nya tak percaya.

“Dengan kata lain, konsep yang di ajukan Myungsoo hyung ini adalah dengan tidak memberikan beban pada member untuk pengamanan nya, Myungsoo hyung sangat baik dengan menggunakan koneksi nya demi kepentingan kalian semua, paham?”
Semua yang ada di sana mengangguk angguk, seperti nya mereka memang belum memahami dengan sungguh sungguh karena telah termakan amarah nya Seohyun.

“Kau hanya mengarang, kau melakukan itu karena kau kekasih nya Kim Myungsoo kan…?” Seohyun masih enggan mengakui kesalahan nya.
SungJong kemudian menggenggam tangan Myungsoo. “dari sini semua orang pasti sudah bisa membedakan siapa yang bodoh, Myungsoo hyung atau yeoja ini, aku yang hanya seorang bocah pun bisa dengan mudah mengerti apa maksud dari file ini, sekarang apakah ada yang masih meragukan Myungsoo hyung…?” tanya SungJong.

Semua nya saling memandang dan menggeleng. Minho pun menatap SungJong dengan sedih, Yaa! Hati nya tiba tiba terasa sangat sedih ketika melihat perhatian nya SungJong yang ditujukan pada Myungsoo.

“Baguslah kalau kalian mengerti, kalian hanya perlu percaya pada Myungsoo hyung, tidak perlu mendengarkan yeoja ini…” ucap SungJong sekali lagi.
Myungsoo menatap SungJong dengan tatapan aneh nya. “Rapat selesai, kita lanjutkan besok…” putus Myungsoo. Lalu dengan gerakan cepat dia mencengkeram tangan SungJong dan menarik nya keluar dari sana. Hal ini tentu saja membuat Minho semakin merasa hati nya tidak enak, dia bingung dengan perasaan nya sendiri, bukan kah dia mencintai Taemin? Tapi kenapa saat meihat SungJong bersama yang lain hati nya merasa tidak rela..?

~~~000~~~

“Awwhh Myungsoo-yaa? Waeyoo??” SungJong menatap Myungsoo tak mengerti.

“Kenapa kau melakukan itu…?” tanya Myungsoo dingin.

“Melakukan apa…?”

“Membela ku seperti tadi, apa maksudmu…?”

SungJong mengusap pergelangan tangan nya yang memerah. “Tentu saja karena aku tidak suka melihat yeoja itu menjelek jelekkan mu, aku tidak terima, kenapa kau masih menanyakan itu?”

“Kenapa kau tidak terima? Apakah kau peduli padaku…?”

“Ne? Myungsoo-yaa ada apa dengan mu…?” SungJong menatap Myungso bingung. “Tentu saja aku peduli pada mu, aku tidak bisa diam saja saat melihat mu di permalukan seperti itu…”

“Ani, kau melakukan semua itu hanya pura pura…”

“Ne…?”

“Kau hanya ingin membuat Minho cemburu pada mu kan? Kau tidak tulus membela ku tadi, aku bisa melihat nya, Minho sedari tadi kau masuk terus memperhatikan mu dan kau menggunakan ku untuk membuat Minho cemburu, iya kan…?”
SungJong semakin menatap Myungsoo aneh, ada perasaan aneh di dalam hati nya, wajah Myungsoo terlihat lucu sekali, dia tidak berbakat untuk membuat ekspresi marah.

“Aku benar kan…? kau tidak tulus membelaku, hanya….ADUHHHH!!!” Myungsoo meringis kesakitan dan segera mengusap kepala nya yang tiba tiba di jitak SungJong dengan sangat keras.

“Rupa nya apa yang di bilang Seohyun jika kau bodoh tadi benar ada nya…” ucap SungJong berapi rapi.

“Apa? Kenapa tiba tiba kau juga bilang aku bodoh ?” Myungso memajukan bibir nya beberapa senti. SungJong tersenyum.

“kenapa aku harus membuat Minho cemburu? Dia tidak mencintaiku, menurutmu dia akan cemburu? Dasar bodoh…”
Myungsoo tersentak, seperti baru saja mengingat sesuatu, dan seperti nya dia membenarkan ucapan SungJong.

“Tadi itu ada atau tidak ada Minho disana, aku akan tetap membelamu, tidak peduli apapun, aku tidak suka melihat mu dijelakkan…” jelas SungJong. Myungsoo tersentuh.

“Tapi kenapa kau lakukan itu…?”

“Entahlah…aku hanya melakukan apa yang ada dalam hati ku, dan….” SungJong menghentikan ucapan nya saat tiba tiba Myungsoo menangkupkan pipi nya dan menatap SungJong lekat.

Perasaan yang aneh itu datang lagi, darah seakan mengalir begitu cepat, ada ribuan perasaan bahagia yang mendesak ingin segera di lampiaskan. Semakin lama mereka bersama perasaan itu semakin kuat dan tidak bisa lagi mereka tahan.

“Gomawo SungJongie, kau memang yang terbaik…”

SungJong mengangguk. “Ne, kau lebih banyak membantu ku selama ini, apa yang kulakukan tadi belum seberapa…” ucap SungJong seraya tersenyum.

“Lalu sekarang kau mau kemana? Aku antarkan pulang bagaimana…?” tawar Myungsoo.

“Ani, aku harus bertemu dengan aboeji ku sekarang, kau pulang saja dahulu…”

“Aboeji? bukan kah aboeji mu sudah berada di rumah…?”

SungJong tersenyum. “Aku harus menemui aboeji ku yang kedua….”

“Ahh benar, kau mempunyai dua aboeji…” Myungsoo mengangguk angguk paham. “Kalau begitu aku pulang dulu yaa, nanti malam aku akan menelvon mu, annyeong….” Ucap Myungsoo sambil mengacak rambut SungJong dan bergegas pergi. SungJong mengusap dahi nya pelan, kenapa hari ini dia merasa bahagia sekali. Entahlah mungkin karena Myungsoo.

Sementara sepasang mata mengawasi mereka dengan tatapan pilu sedari tadi, sepasang mata milik Choi Minho.

“Harus nya aku bahagia melihat mu tersenyum, tapi kenapa perasaan ini tidak bisa menerima kau tersenyum karena Myungsoo…?” Gumam nya pelan.

“Aku memang egois, mianhae SungJong-ahh….”

~~~000~~~

Bel tanda pelajaran telah selesai memang telah berdentang beberapa menit yang lalu, semua siswa tentu saja sudah berhamburan untuk pulang ke rumah masing masing.

SungJong berjalan pelan menuju ke ruangan Seonsaenim. Semenjak hubungan nya dengan Cho seonsaenim memburuk dia jarang kemari. SungJong tahu dia egois, namun dia sudah terlalu sering di bohongi, dan dia tidak akan mau mengalah sedikit pun mulai sekarang.

“Aboeji….” SungJong masuk ke dalam ruangan, kebetulan sekali semua seonsaenim sudah akan pulang, hanya tinggal Jung Seonsanim dan Cho Seonsaenim yang masih berada disana mengerjakan urusan nya masing masing.

Pandangan SungJong dan Jung Seonsaenim beradu, benar benar seperti musuh, tidak ada yang saling menyapa dahulu. SungJong pun enggan untuk menegur nya terlebih dahulu, didunia ini bagi SungJong hanya dua orang yang mempunyai tatapan mematikan seperti pembunuh jika bertemu dengan nya. Kim Jonghyun nomor satu dan Jung Yunho Seonsaenim yang kedua.

“SungJongie…? kau…kenapa kau kemari hmm…?” tanya Kyuhyun segera berdiri dari tempat duduk nya. Dia lumayan senang melihat SungJong sudah mau menemui nya lagi.

“Aboeji, kau tidak pulang? Apakah kau tidak merasa gerah disini terus…?” tanya SungJong sedikit melirik Jung Seonsaenim.
Kyuhyun tersenyum. “Ani, aku baik baik saja disini, dan lagian bukan kah udara nya disini sangat lah sejuk…?”

“Entah lah, aku tidak setuju, begitu aku masuk kemari tiba-tiba hawa panas benar benar sangat mengganggu….”

“Seonsaenim, seperti nya aku harus pulang dahulu…” Jung Seonsaenim menarik kursi nya dan membereskan beberapa dokumen.

“Lhoh, bukah kah Seonsaenim masih ada beberapa dokumen yang harus di baca dan diselesaikan…?”

“Aku akan menyelesaikan nya di rumah, aku merasa merinding disini karena tiba tiba ada aura setan kecil telah kemari….” ucap Jung Seonsaenim lalu segera beranjak keluar dari kantor Seonsaenim.

SungJong tersenyum menang, untung Seonsaenim itu segera pergi, dan dia tidak perlu repot repot mengajak Kyuhyun pergi dari sana.

“Kalian berdua itu benar benar sama saja, tidak ada yang mau mengalah…” Kyuhyun menggeleng geleng kepala.

“Dia yang bilang aku setan kecil, padahal dia sendiri yang lebih dari evil…”

“Huusss tidak baik berbicara seperti itu…..”

“Ahhahaha arraseo, aku hanya tidak bisa diam saja jika ada Seonsaenim itu…” SungJong segera menarik tangan Kyuhyun untuk mengikuti nya duduk.

“Kau sudah lama sekali tidak menyapa ku hmm? Kau ini benar benar nakal…”
SungJong tersenyum, maka dari itu hari ini dia ingin menyelesaikan semua nya dan berbaikan dengan Aboeji nya itu.

“Aboeji… Taemin dan Minho hyung….mereka…mereka tidak sebaik yang aku kira selama ini…”
Kyuhyun menatap putra nya dengan lembut dan mengelus kepala nya, pertanda dia mendengarkan semua cerita SungJong. “Waeyoo? Apakah mereka melakukan sesuatu padamu…?”

“Taemin ternyata juga kekasih Minho hyung, aku benar benar membenci mereka aboeji….”

“Ne…? maksud mu Taemin….Lee Taemin sahabat mu itu…?” tanya Kyuhyun.

SungJong mengangguk. “Mereka membohongiku, mereka bilang mereka sayang padaku, tapi sudah sangat lama mereka berbohong padaku, aboeji, kenapa semua orang selalu mempermainkan ku dan membohongiku? Aku benar benar tidak dapat menerima semua itu…”
Kyuhyun terdiam, bukan kah dia pun juga pernah membohongi SungJong, dalam hai ini dia masih sangat merasa bersalah pada namja yang sudah ia anggap putra nya sendiri itu.

“aku benar benar menganggap Taemin seperti saudara ku sendiri, rasa nya aku benar benar membenci nya, aku menyesal telah mengenal mereka, aku membenci mereka aboeji….”

“Tidak boleh berkata seperti itu Jongie, mereka dulu bagaimana pun pernah menjadi orang yang kau sayangi…” ucap Kyuhyun.

SungJong menarik nafas panjang dan menghembuskannya kesal. “Tapi mereka membohongi ku aboeji, aku tidak suka di bohongi…” ucap nya kesal. Kyuhyun pun mengambil nafas berat. “Kau memang berhak marah, tapi kau pun tidak boleh membenci mereka, cobalah untuk memaafkan Jongie…”
SungJong menggeleng kuat. “Ani, aku tidak akan memaafkan mereka, aboeji jangan memaksaku untuk memaafkan mereka, aku sangat menyayangi mereka, namun saat kepercayaan ku mereka hianati aku tidak bisa semudah itu memaafkan mereka…”

“Baiklah kalau begitu, tapi aku harap kau tidak melupakan jika selama ini kau dan Taemin adalah sahabat dekat, kalian saling menyayangi, dan aku yakin Taemin saat ini menyesali perbuatannya…”

SungJong terdiam, sekeras apapun semua orang menyuruh nya untuk memaafkan Taemin tidak akan pernah mengubah pendiriannya, dia tidak suka di bohongi, jika Taemin jujur sejak awal maka mungkin SungJong akan bisa mengalah sebelum dia benar benar menyukai Minho, namun semua nya kini telah terlambat.

“SungJongie, mianhae….kau membenci seseorang yang berbohong padamu, aku minta maaf, aku pernah membohongi mu…”
SungJong terdiam sedari tadi memang arah tujuan nya memang kesana, SungJong ingin mengatakan jika semua nya baik baik saja tidak ada yang perlu di cemaskan.

“Aku tidak bermaksud membohongimu, pada awal nya aku menjadi Seonsaenim karena memang aku ingin selalu dekat dengan aboeji mu, tapi saat melihat mu yang selalu mempunyai masalah dengan Sungmin, aku tidak bisa diam, aku mencoba dekat dengan mu, bukan karena Lee Sungmin, aku sudah menganggap mu putra ku sendiri, sebagai seorang aboeji, aku ingin merubah sikap putraku menjadi lebih baik lagi….” cerita Kyuhyun kemudian. SungJong terdiam mendengarkan dengan baik.

“Namun harus ku akui, saat aku berada di dekatmu, aku selalu merasa seperti dekat kembali dengan Sungmin, mungkin memang hal itu menjadi salah satu penguat aku menyayangimu…”

SungJong kemudian mengangkat kepala nya dan menatap Kyuhyun. “Aboeji, apakah kau sangat mencintai Lee Sungmin Seonsaenim…?”
Entah sadar atau tidak dengan cepat Kyuhyun mengangguk. “ Ne… Lee Sungmin segala nya untuk ku, jika tanpa dia aku tidak mungkin berusaha keras hingga se sukses sekarang…”

“Sampai sekarang kau masih mencintai nya…”

“Aku egois, namun yahhh…aku masih sangat mencintai nya…”
SungJong kembali tertegun, darah nya tiba tiba terasa bergejolak hebat dan tangan nya terkepal. Dia tidak ingin memisahkan orang yang saling menyayangi. Namun dia sendiri bagaiamana? Dia kehilangan Minho, sekarang dia tidak mungkin tidak egois, jika dia tidak bisa bahagia, kenapa dia harus memberikan orang lain kebahagiaan? SungJong benar benar tidak bisa.

“Aboeji, tapi aku tidak suka…”

Kyuhyun sedikit terkejut. “Maksud mu…?”

“Aboeji, apakah kau masih menyayangiku sama seperti dulu…?”

“Apa yang kau bicarakan hmm? Tentu saja, aku sangat menyayangimu, kau ini putraku…”

SungJong menggeleng dengan tatapan dingin nya. “Aku tidak mau itu, hubungan kalian sudah lama berakhir…”

“Ne…?”

“Aku sudah memaafkan mu, tapi jika aboeji dan Lee Sungmin seonsaenim kembali meneruskan hubungan kalian yang sempat tertunda, aku tidak bisa menerima semua itu, mungkin lebih baik aku pergi dari kehidupan kalian…”

Kyuhyun tentu saja sangat terkejut dengan ucapan itu. “Apa yang kau bicarakan SungJongie…?”

“Aboeji, tidakkah kau mengerti, semua ini terjadi karena hubungan kalian, aku tidak ingin semua nya kembali runyam. Aboeji, jika kau merasa bersalah karena telah membohongiku, aku ingin kau meneruskan sandiwara kalian selama ini…”

“Maksudmu…?”

“Hubungan mu dengan Lee Sungmin Seonsaenim tidak lebih hanya sekedar rekan kerja, aku mohon tidak ada lagi hubungan seperti dulu lagi, jika kau merasa bersalah pada ku, tolong penuhi keinginan ku ini…”

Kyuhyun membatu, dia tentu saja sangat paham dengan maksud SungJong. Dan ini berarti usaha nya selama ini sia sia saja. Mana mungkin dia bisa melakukan semua itu, Lee Sungmin adalah segala nya, bertahun tahun dia menantikan saat saat bisa kembali berbicara dengan Sungmin, namun apa yang harus ia lakukan jika SungJong tidak menyetujui mereka menjalin hubungan lagi…?

“Aboeji, mianhae, aku menyayangimu, tapi aku benar benar tidak suka dengan kisah cinta kalian…”
Kyuhyun menarik nafas panjang. “Baiklah aku mengerti, aku pun juga tidak berharap hubungan ku dengan aboeji mu akan kembali seperti dulu…” ucap Kyuhyun tentu saja tidak jujur.

“Gomawo aboeji, kau memang yang terbaik…”

Kyuhyun tersenyum. “Ne, kau jangan coba coba untuk marah lagi padaku, paham?”

“Aku paham, kalau begitu aku pergi dulu, aku ingin ke rumah Myungsoo jika Sungyeol hyung bertanya bilang saja aku sedang belajar, hehhehe, annyeong aboeji…” ucap SungJong sambil memberikan hormat kepada Kyuhyun kemudian segera pergi disana. Kyuhyun hanya tersenyum melihat nya.
SungJong belum benar benar pergi, dia masih menahan pintu ruangan dan menatap Kyuhyun dari sana. Kyuhyun yang tiba tiba menjadi sedih sekali dari sorot mata nya, dia seperti tidak ada ada semangat lagi, seolah dia baru kehilangan sesuatu yang sangat berharga dalam hidupnya. SungJong menghela nafas panjang, dia sebenarnya juga tidak tega melihat aboeji nya sedih, namun dia harus menahan nya hingga sesuatu yang ia juga belum pahami terpecahkan.

SungJong perlu melakukan ini untuk menguji sesuatu. “Mianhae Aboeji…”

~~~000~~~

“Hyung…kenapa kau harus ikut aboeji pulang huh? Kalian mengganggu waktu ku bersantai saja…” gerutu Myungsoo sambari membolak balik beberapa dokumen.

Sunggyu dan Mr. Kim hanya tersenyum mendengar ocehan Myungsoo. “Berbahagialah karena dengan kau membantu kami seperti ini kau juga bisa belajar cuma cuma…”

“Ohh arraseo, dan waktu ku bersantai akan tersita dengan ini…”

“nikmati saja Myungsoo-yaa, kau juga tidak punya kekasih untuk kau ajak menghabiskan waktu bersama…” sahut Sunggyu.
Myungsoo mencibir. “Setidak nya aku bisa menghabiskan waktu ku dengan Lee SungJong…” gumam nya kemudian.

“Lee SungJong…? ahh benar, dia belum memeriksakan keadaan nya lagi padaku, apakah dia baik baik saja Myungsoo-ya..?” tanya Mr Kim.

“Terakhir aku menemukan dia, sebuah pisau hampir saja menusuk perut nya…”

“Apa…?” Sunggyu dan Mr. Kim membulatkan mata kaget. “Myungsoo-ya, ku pikir dia benar benar anak yang ajaib, dia pasti punya seribu nyawa…” celetuk Sunggyu. “Dia bahkan bisa selamat setelah kelebihan mengkonsumsi obat obatan…”

“Aigoo, dia bahkan selamat setelah tangan serta tulang punggung nya patah…” tambah Myungsoo. Sunggyu semakin menggeleng geleng kepala nya kagum, dia bahkan saat demam pun tidak bisa kemana mana.

Sementara bagi Myungsoo, membicarakan SungJong adalah hal yang sangat menyenangkan untuk nya. Terbayang wajah SungJong yang sangat manis dan membuat nya selalu luluh saat bersama dengan nya.

“Nah lihat lihat…dia tersenyum senyum sendiri begitu mendengar nama Lee SungJong….” sindir Sunggyu. “Aboeji, mungkin dia sudah tergila gila padanya…” Mr. Kim hanya tersenyum kecil mendengar nya.

“Benar, aku memang tergila gila pada nya, puas??” celetuk Myungsoo sambil melemparkan pensil ke arah Sunggyu.

“Aigooo, kau menyukai nya tapi tidak berani mengungkapkan pada nya…”

Myungsoo kembali mencibir. “Kau pikir aku se brengsek itu? Dia baru saja putus dengan Minho dan lagian Minho itu sahabatku, aku tidak ingin SungJong menganggap ku mencari kesempatan, SungJong sudah mau bersikap baik padaku setelah sekian lama…”

“Astagaaa, jadi dia sudah putus? Bukan kah itu menjadi kesempatan yang bagus untuk mu? Kau bodoh sekali Myungsoo-yaa..”

“Diamlah, kau sendiri yang tidak bodoh bahkan belum mempunyai kekasih sampai sekarang…” Myungsoo gantian menyindir.

“Maaf, aku sedang konsentrasi dengan pekerjaan ku…” sahut Sunggyu berapi rapi. Myungsoo menyeringai, seperti nya dia punya senjata baru untuk membalas Sunggyu.

“Aigooo kalau tidak ada kamu mungkin belum sampai rumah sekarang….” terdengar suara ribut dari luar, seperti nya Mrs Kim telah pulang dari acara berbelanja nya. Myungsoo yakin sebentar lagi akan mendengar keluhan keluhan dari Mrs Kim tentang harga barang barang.

“Yaa!! Lee SungJong…???” Myungsoo membulatkan mata kaget kala melihat sosok yang mengikuti Mrs Kim dengan senyum manis nya.

“Annyeong….” sapa Lee SungJong dengan lucu nya, dia masih memakai seragam sekolah, padahal ini sudah sangat sore untuk siswa pulang sekolah.

“Kenapa kau bisa kesini…?” tanya Myungsoo.
Mrs Kim segera menyahut. “Dia tadi membantu ku membawa barang belanjaan, aigoo dia manis sekali, sudah lama Eomma tidak bertemu dengan nya…” ucap nya antusias.

“sayang, kau harus ikut makan disini yaaah, aku akan memasakkan makanan yang enak enak untukmu…” ucap nya pada SungJong.
SungJong mengangguk dan tersenyum manis. “Ne ahjumma, aku ingin Sup yang waktu itu…”

“Baiklah, kau tunggu disini ya, aku akan memasak untuk mu dan untuk kalian semua…” ucap Mrs Kim lalu berlalu pergi ke dapur.
SungJong segera mendekat ke Myungsoo. “Annyeong semua nya…”

“Hey kau anak nakal, kenapa tidak memeriksakan keadaan mu minggu ini hah…?” tanya Mr Kim pura pura memarahi.

“hehehe Mian, aku merasa aku sudah sembuh ahjussi…”

“Astagaaa, hanya aku yang tahu kau sudah membaik atau belum, lain kali jangan seperti itu lagi, aku akan merasa bersalah jika tidak bisa menyembuh kanmu…”

SungJong mengangguk patuh. Sementara Myungsoo masih menatap SungJong tidak berkedip, tiba tiba SungJong di rumah nya ini terasa memberikan kejutan yang menyenangkan untuk nya, Myungsoo benar benar senang.

“Annyeong, kau pasti belum mengenalku, aku Kim Sunggyu, sepupu nya Myungsoo…” Sunggyu memperkenalkan diri.

“Bangapta hyung, aku Lee SungJong, waah hyung keren sekali, apakah hyung seorang dokter…?”
Sunggyu mengangguk. “Ne, kalau kau sakit aku juga bisa menyembuhkan mu…” ucap nya kemudian. SungJong membalas nya dengan tersenyum. Kemudian ia mengalihkan pandangan nya pada Myungsoo yang sedari tadi belum menyapa nya.

“Myungsoo-ya…”

“hmm…?”

“Kau tidak mau menunjukkan koleksi mu padaku….?”

Myungsoo mengangkat kepala nya. “Koleksi…?”

“Dong Bang Shin Ki… kau pasti mempunyai koleksi barang barang nya kan…?”

“Ahh benar, kurasa aku perlu menunjukkan nya padamu…kkaja…” Myungsoo menarik tangan SungJong dan mengajak nya pergi dari sana. Yahh mungkin saja dengan ini hubungan mereka akan menjadi lebih dekat lagi.

.

“Aku meletakkannya di tempat yang sama aku menaruh hasil potretan ku, tapi aku tidak yakin apakah koleksi ku ini sebanyak yang kau punyai…” ujar Myungsoo sembari membuka kamar nya.

SungJong tertegun ketika memasuki kamar Myungsoo lag, tentu saja dia mempunyai kenangan manis bersama Myungsoo di sana, namun seperti nya SungJong menganggap kenangan itu manis setelah beberapa waktu yang lalu.

“Aku mempunyai ruangan khusus…” Myungsoo kemudian membuka sebuah ruangan yang berada di dalam kamar nya dan memasuki nya, SungJong pun mengikuti dari belakang.

“uwwwaaah Daebak….!!!” SungJong membelalakkan mata dan berdecak kagum begitu melihat isi ruangan tersebut. Di sisi kanan ruangan penuh dengan foto foto karya Myungsoo, sedangkan di sebelah kiri ada banyak sekali barang barang serba groub fenomenal boyband korea selatan yang menjadi idola Myungsoo dan juga SungJong.

SungJong segera berlari menghampiri nya. “Myungsoo-ya, kau benar benar Cassiopeia, kau mempunyai benda benda seperti ini, bahkan koleksi ku tidak sebanyak seperti ini, kau mengagumkan Myungsoo-yaa…” puji SungJong sambil meraih sebuah pigura berisi foto mereka berlima.

“Sebenar nya aku lebih mempunyai semua serba mereka ketika masih berlima, ataupun Jaejoong hyung…”

“Waahh benar, kau bahkan tidak punya foto Yunho hyung dan Changmin hyung…” SungJong kembali mengamati. “ada banyak sekali foto Jaejoong hyung saat konser, apakah kau selalu datang ke konser nya? Astagaa, diam diam kau seorang fanboy yang fanatik…”

“Ahh tidak juga…” tepis Myungsoo. “semenjak mereka berpisah, aku semakin susah mengikuti berita mereka, karena memang aku suka dengan Jaejoong hyung aku hanya mengikuti dia saja…”

SungJong mengangguk angguk. “Aku lebih suka mengikuti Yunho hyung sejak mereka berpisah, tapi sudah lama sekali aku tidak menghadiri konser nya…ahh aku ingin melihat hasil pemotretan mu yang lain…” ucap SungJong berjalan ke arah kanan melihat hasil foto Myungsoo yang lain.

Lebih bagus dari punya Minho, SungJong pernah melihat karya nya Minho, namun tidak sebagus punya Myungsoo. Objek nya Myungsoo bermacam macam, tidak hanya terfokus pada satu saja.

“Apa ini…?” SungJong berjalan ke arah paling belakana dari foto foto yang di pajang itu, seketika ia mengerutkan dahi nya. Foto nya? Kapan Myungsoo mengambil foto nya? Ini foto nya saat makan sendirian di kantin? Ada lumayan banyak foto nya yang di ambil diam diam oleh Myungsoo.

“Apakah aku semanis ini saat di foto…?” ucap SungJong entah sadar atau tidak.
Myungsoo yang baru mengikuti SungJong terkejut dengan tiba tiba karena SungJong melihat koleksi yang ia sembunyikan. SungJong pasti marah, ia yakin SungJong pasti marah. Myungsoo tidak berani menegur nya sekarang.

“Myungsoo-yaa, kapan kau mengambil foto ku sebanyak ini?” tanya SungJong sambil berbalik ke arah Myungsoo.

“Nggg…Mianhae SungJong-ahh, apakah kau marah karena aku memotretmu tanpa izin…?” tanya Myungsoo.
SungJong tersenyum. “ Kenapa aku harus marah hmm? Aku malah kaget karena aku terlihat manis disana, apakah kau meng edit nya sehingga aku menjadi semanis itu…?”

“Ne…? ani, aku sama sekali tidak mengedit nya, aku suka sekali mengambil foto mu, tanpa di edit semua nya sudah bagus…” jawab Myungsoo dengan menghela nafas lega, setidak nya SungJong tidak marah padanya.

“Kapan kau mengambil foto ini…?”

“Kau ingat saat Minho bilang padamu jika kau bisa menjadi modelku..? kau memang fotogenik, , aku memotretmu sekali dan langsung ketagihan, tapi aku bersumpah aku tidak macam-macam dengan fotomu…”

“Ahahaha arraseooo… aku hanya tidak menyangka aku bisa semanis itu, aku pikir itu bukan diriku…” SungJong berjalan mendekat ke arah foto nya yang sedang memakan lemon candy, bagaimana juga Myungsoo mendapatkan foto nya ini. Dia hanya bisa menggeleng geleng kepala.

“Yang itu untuk aku yahhh…aku akan menyimpannya….” ucap SungJong sambil memcoba meraih sebuah foto yang terletak lumayan tinggi dari sana. Dia meloncat loncat untuk menggapai nya, foto itu terlihat manis sekali

“aduhhh…akhhh….” SungJong terjatuh dengan tiba tiba sembari merintih memegangi dada nya tiba tiba terasa sakit. Wajah nya memucat serta keringat dingin membanjiri pipi nya.

“SungJong-ahh…? gwanchana…???” tanya Myungsoo cemas dan segera meraih bahu SungJong. “Lee SungJong!!”
SungJong tidak menjawab, dia meremas baju nya kuat kuat dan mulai memejamkan mata nya sayu. Myungsoo dapat merasakan semakin lama tubuh SungJong semakin melemas dan terkulai.

“Yaa!! Lee SungJong!!”

~~~000~~~~

Myungsoo tanpa berhenti mengamati aboeji nya yang tengah serius memeriksa SungJong. Tak ada ekspresi cemas dari raut wajah nya setidak nya itu membuat Myungsoo sedikit berkurang rasa cemas nya. SungJong sendiri sudah mulai membuka mata nya setelah kehilangan kesadaran beberapa

menit tadi.

“Tenang saja, kau tidak perlu secemas itu…” tegur Sunggyu sedikit menggoda Myungsoo.

“Bagaimana aku tidak cemas jika dia pingsan tepat di hadapan ku…” ucap Myungsoo tidak mau kalah.
Sunggyu mengangguk angguk. “Kurasa dia hanya kelelahan saja, tapi entah lah, aboeji mu lebih tahu….”

“aboeji, apakah dia baik baik saja…?” tanya Myungsoo. SungJong pun segera menatap Mr Kim yang belum selesai memeriksa nya, dia sudah mulai merasa lebih sehat lagi meskipun wajah nya sangat pucat.

“Lee SungJong, apakah kau habis berkelahi…?” tanya Mr Kim sembari menatap SungJong serius.
SungJong mengangguk. “Ne, aku kemarin berkelahi, waeyo ahjussii? Apakah ada tulang ku yang patah…?”

“Kemarin kau berkelahi dan setelah itu kau sama sekali tidak mengistirahatkan tubuh mu, banyak sekali luka memar di dada dan perutmu, sudah berapa kali aku memberitahu, jangan membuat diri mu seperti ini lagi, saat ini kau tidak bisa mengkonsumsi obat seperti biasa nya….”

“Mianhae ahjussi, aku sudah merasa sembuh sekarang, aku pasti baik baik saja, aku berjanji hal semacam ini tidak akan terjadi lagi padaku, aku benar benar berjanji padamu…” ucap SungJong seraya bangun dari tempat tidur. jonghyun kemarin menginjak dada nya begitu keras, sakit nya baru terasa hari ini dan lagian SungJong sudah terbiasa dengan keadaan yang se macam ini

Mr Kim tampak menarik nafas panjang. “baiklah ini yang terakhir kali nya, aku harap jangan ada luka akibat perkelahian atau apapun, jadilah anak yang baik yang tidak pernah mendapatkan luka seperti ini…..”

SungJong terdiam dan mengangguk pelan, dia tidak dapat berjanji, Jonghyun masih memusuhi dan semakin ingin membunuh nya, dan di saat itu dia tidak mungkin membiarkan Jonghyun melukai diri nya tanpa ada nya perlawanan.

“Sudahlah, seperti nya Eomma sudah selesai memasak, mungkin lebih baik kita segera ke ruang makan dan makan bersama sama, ahh aku sudah sangat lapar…” celetuk Sunggyu sembari mendahului keluar dari kamar. Mr Kim mengikuti dari belakang.
Myungsoo mendekati SungJong dengan dengan raut wajah yang masih sangat cemas.

“Menurutmu apakah Kim ahjussii marah padaku…?” tanya SungJong.

Myungsoo menggeleng. “Ani, dia hanya terlalu cemas padamu, dan merasa bersalah karena belum bisa menyembuhkan mu, kurasa hanya itu…”

“Benarkah…?” Gumam SungJong, saat ia terluka masih sangat banyak orang yang mencemaskan dan berharap ia segera sembuh, hal ini mungkin yang masih SungJong punyai dalam hidup ini.

“Kkaja kita makan bersama, kau harus makan yang banyak agar cepat sembuh…” ajak Myungsoo sambil meraih tangan SungJong. Namun SungJong belum beranjak, ia menatap tangan Myungsoo yang tengah memegang tangan nya. Kenapa terasa nyaman sekali, rasa nya dia tidak ingin melepaskan genggaman itu.

“Waeyoo? Kau memikirkan sesuatu…?” tanya Myungsoo.
SungJong cepat tersadar dan tersenyum. “Aniyoo, kkaja kita makan, aku sudah sangat lapar…”
.

.

Mrs Kim memasak begitu banyak, SungJong baru pertama kali ini melihat masakan yang dimasak seorang Ibu dengan begitu banyak nya. Rasa nya dia ingin menghabiskan semua nya. Andai kan di rumah nya setiap hari seperti ini, pasti dia akan sangat bahagia.

“Makan yang banyak, kau tidak akan menjumpai makanan seperti ini setiap hari kan…” ucap Mrs Kim sambil menambahkah sepotong ayam goreng ke piring SungJong.

SungJong mengangguk. “Tentu saja, aku bahkan berencana akan menghabiskan semua makanan ini…” celetuk nya tanpa henti menyuapkan makanan

ke mulut nya. “Aku tidak tahu makanan rumah begitu nikmat, selama ini aku, Sungyeol hyung dan aboeji selalu delivery order, aboeji sebenar nya bisa memasak, namun terkadang dia pulang larut sehingga tidak ada waktu untuk memasak…”

Semua nya tersenyum melihat tingkah SungJong yang lucu itu. “Ajaklah Sungyeol kemari lain kali…” sahut Mr Kim. “Dia juga sudah lama tidak kemari….”

“Sungyeol hyung sudah sibuk di rumah Woohyun atau Key hyung, mungkin disana dia juga makan masakan Nam Ahjumma..”
Mr Kim tersenyum. “Baiklah, makan yang banyak supaya cepat sehat kembali, kau masih ingat kan kalau kau harus sembuh di tangan ku…”

“Ahjusii tidak perlu cemas, aku sudah sembuh, aku sudah kebal dengan segala jenis penyakit…”

“Aigooo, sudah kebal namun kau tetap membuat orang lain cemas, kau tahu berapa kali aboeji menanyakan keadaan mu padaku..? bahkan aku sampai tidak ada waktu tidur jika dia sudah keadaanmu…”

“Benarkah…?” SungJong nampak tidak terkejut mendengar nya. “Kyuhyun aboeji bahkan lebih dari itu…” tambah nya dalam hati.

“Lee Sungmin dia memang terkadang terlihat dingin dan tidak peduli, tapi sebenar nya dia sangat baik, aku tidak bisa melupakan betapa sering nya dia membantuku di masa lalu…” ucap Mr Kim seperti nya dia memang bersahabat lama dengan aboeji nya SungJong itu.

“Ahh waktu itu Lee Seonsaenim juga pernah bercerita padaku…” sahut Myungsoo. “Dia bilang aboeji sering makan dan menginap di rumah nya…”

“itu benar, dia benar benar sangat baik, saat aku berhasil sukses aku tidak pernah melupakan kebaikan nya selama ini, dahulu aku pernah gagal menyelamatkan seseorang yang berarti untuk nya, maka nya saat ini aku berjanji akan menyembuhkan putra kecil nya ini…” tekat Mr Kim.

Dengan tanpa menghentikan aktifitas makan nya SungJong tersenyum.

“Benar Lee SungJong harus sembuh, aku pernah gagal menyelamatkan eomma nya, kali ini aku akan menyembuhkan SungJong dengan baik…”
Dengan seketika SungJong berhenti menyuapkan nasi ke mulut nya dan mengangkat kepala nya menatap Mr Kim, kenapa tiba tiba jantung nya berdebar sangat kencang mendengar ucapan tersebut….

“Apa yang barusan kau katakan ahjussi…?”

“Aku pernah gagal menyelamatkan eomma mu, namun kali ini aku tidak akan gagal menyembuhkan mu…”
SungJong membulatkan mata kaget, kali ini dia merasa separuh dari badan nya membeku. “Eomma…? Eomma ku kenapa…? apakah dia baik baik saja…?” tanya SungJong bergetar.

Mr Kim dan Mrs Kim berpandangan tak mengerti, seperti nya ada yang aneh disini. “Apa maksud mu nak, kenapa kau bertanya seperti itu? Ini sudah lama sekali sejak kita kehilangan dia….”

“M-mwoo…? kehilangan siapa maksud kalian…?” SungJong kembali menatap mereka berdua dengan tatapan tidak mengerti.

“SungJongie, kau jangan bercanda…” sahut Mrs Kim turut merasa bingung. “Saat itu kau memang masih kecil saat dia pergi…”

“…..”

“Yaahhh kau masih berusia sepuluh tahun saat Eomma mu…meninggal…”

_TBC_


Busan, April 21, 2015
Lee Howon’s Wife

@mayziziii

∞Friend, Love, and Family∞ #Chapter6

∞Tittle : Friend, Love, and Family
∞Author : @mayziziii (Ljongie)
∞Cast : -Kim Myungsoo -Lee SungJong
-Choi Minho -Lee Taemin
-etc
∞Genre : bromance, love, friendship, school life, lil hurt
∞Rate : T
∞Disc : Their self but this fict is mine,
∞Warning : boyslove, typos, don’t like don’t read. This fanfict is dedicated
For ShinFinite Shipper, and everyone who loving ShinFinite.
Please no silent reader :’3

*
*
*
“...Aku tidak bisa dan aku tidak kuat menghadapi semua ini,
Kyu…aku harus bagaimana? Sungyeol dan SungJong…bagaimana aku
harus menghadapi mereka….”
Mr Lee dan Sungyeol terus menampakkan raut wajah yang sangat cemas, menanti Shin usaenim yang belum selesai memeriksa SungJong, wajah SungJong benar benar sangat pucat, bahkan dia belum sadarkan diri juga sampai di Rumah sakit. Tidak bisa di bayangkan bagaimana panik nya Sungyeol dan Mr Lee.

‘Kau tau SungJong seperti ini? Apakah dia sakit tertentu…?” tanya Mr Lee lesu.

Sungyeol menggeleng pelan. “SungJong tidak pernah bercerita pada ku aboeji, dia bilang dia belum sanggup menceritakan nya…”

“Belum sanggup? Apakah itu arti nya dia benar benar sakit?”

“Aku juga berpikir seperti itu, tapi…apakah aboeji tau, SungJongie…dia alergi dengan beberapa jenis makanan salah satu nya Seafood dan dia tidak minum minuman lain selain susu dan air putih saja…”
“Mwoo?” Mr Lee mengangkat kepala nya dan menatap Sungyeol tidak percaya.
“SungJongie…benarkah? astagaaaa, apa yang aku lakukan…” Mr Lee bergetar, dia teringat malam itu, saat diri nya mengajak makan malam SungJong dengan makanan yang di sebutkan Sungyeol barusan, kenapa SungJong tidak menolak waktu itu, dia bisa sakit. Mr Lee benar benar merasa sangat bersalah.

“Benar, aku aboeji yang gagal…mianhae SungJongie…mianhae…” gumam Mr Lee penuh sesal. Pintu terbuka, Shin usaenim dan beberapa perawat nampak keluar dari ruangan. Mr Lee dan Sungyeol segera mendekati mereka.

“Bagaimana keadaan anak itu dokter? Apakah dia baik baik saja?” tanya Mr Lee tidak sabar.

“Maaf, tapi dimana wali nya Lee SungJong?”
“Dokter aku aboeji nya, kau harus menjelaskan keadaannya pada ku…” Mr Lee mulai tidak sabar.

Sungyeol menambahi. “Iya dokter kami keluarga nya, bukan kah kau sudah mengenal kami..”

Shin usaenim terlihat nampak ragu ragu. “Begini, SungJong sudah sering kemari dan dia merupakan pasien tetap kami walaupun sebenar nya dia sudah menunjuk dokter lain untuk mempercayakan keadaannya, dan..SungJong sejak dulu meminta, hanya wali nya yang boleh tahu tentang keadaannya…”

“Yaa!!!” Mr Lee benar benar geram. “Aku Lee Sungmin, ayah dari Lee SungJong, aku wali nya, atas dasar apa aku tidak berhak mengetahui keadaan putraku sendiri hah?”

“Aboeji sabar…”

“Cepat katakan!!”

Shin usaenim sekali lagi tidak tau harus bagaimana. “saya tau anda adalah ayah nya, tapi selama ini SungJong telah menunjuk wali lain yang selalu di mintai persetujuan jika dia butuh perawatan dan lain sebagai nya…”

“Mwoo? Siapa? Siapa Yang telah lancang melakukan semua itu…????”
Shin usaenim membuka sebuah map berwana merah yang sedari tadi dia bawa dan meneliti nya. “Lee SungJong Lee SungJong…ahh ini dia…pasien atas nama Lee SungJong dirawat di Rumah sakit ini dengan wali….” Shin Usaenim berhenti membaca dan nampak menatap Mr Lee ragu ragu.

“Siapa?” desak Mr Lee.

“dengan wali…. Cho Kyuhyun-ssi…”

Mr Lee dan Sungyeol membelalak kan mata kaget. “Mwoo??”

“Dan jeongmal Jeongseohamnida, aku hanya bisa memberitahukan keadaan SungJong pada nya…” jelas Mr Shin.

“Maldo andwae, aku ini ayah nya, aku berhak tau!!” Mr Lee tetap pada pendiriannya.

“Tunggu, bukannya SungJong telah memilih Kim usaenim sebagai dokter baru nya? Peraturan itu bisa di ubah kan?” tanya Sungyeol.

“itu benar, jika Kim usaenim ada di sini dia bisa mengubah peraturan itu, tapi saya benar benar minta maaf, Kim usaenim ada jadwal operasi hari ini hingga malam…” ucap Shin usaenim dengan nada penyesalan.

“Lalu?”

“Kalian harus menunggu Cho Kyuhyun-ssi untuk sampai disini…”

Mr Lee tersenyum pahit, namja itu benar benar telah mengambil semua yang ada dalam hidup nya. Dia pun tanpa mempedulikan sang dokter segera berjalan membuka pintu dan masuk ke kamar rawat SungJong, untuk yang kali pertama nya dia merasa sangat sedih dan cemas.

“Apakah..kau begitu membenci aboeji? Apakah aboeji benar benar sangat jahat di mata mu?” ucap Mr Lee menggenggam tangan SungJong pelan. SungJong yang masih memejamkan mata dengan wajah yang pucat serta alat bantu pernafasan yang melekat di hidung nya. “Mianhae,,, aboeji benar benar terlambat menyadari betapa berharga nya diri mu, jika kau memberikan kesempatan, izinkan aboeji untuk membalasnya, aboeji ingin membuat mu tersenyum…. Lee SungJong jebal…” semua ingatan Mr Lee tentang perseteruannya dengan SungJong selama ini terputar jelas dalam ingatannya. Kenapa semua itu harus terjadi jika pada akhir nya hanya meninggalkan penyesalan.
“Aboeji…” Sungyeol menyentuh pelan bahu Mr Lee, seperti nya ada seseorang yang datang bersama Sungyeol.Mr Lee mengusap mata nya dan berbalik, namun betapa terkejut nya dia saat mengetahui siapa yang datang bersama Sungyeol, dia Cho Seonsaenim.

Mr Lee menatap nya tidak suka dan dengan pandangan sinis. Namun Cho seonsaenim tampak nya tidak mempedulikan itu.
“Kau benar benar telah meracuni pikiran putraku, bagaimana bisa menjadi wali nya, siapa kau hingga berani melakukan itu…” ucap Mr Lee geram.
Cho seonsaenim tersenyum. “Maaf jika saya benar benar lancang, tapi saat itu SungJong sendiri yang meminta, dan..aku tidak bisa menolaknya karena dia membutuhkan izin dari wali untuk tidak di rawat di Rumah Sakit…”
“Lalu, apa yang sebenar nya terjadi pada putraku?” Mr Lee sedikit menekan kalimat putra ku untuk menegas kan nya.

“Sajangnim, aku berkata yang sesungguhnya bahwa meskipun aku menjadi wali nya aku tidak pernah mengetahui kondisi yang bagaimana yang telah di alami SungJong, aku hanya tau dia sering sesak karena alergi nya kambuh, hingga saat tadi dokter memberikan penjelasan padaku….”

Mr Lee nampak tidak sabar. “ Apa?”

“SungJongie..dia…”

“Uhuk uhukk…” ucapan Mr Cho terhenti saat tiba tiba SungJong terbangun dan terbatuk batuk. Dia melepaskan alat bantu pernafasannya dan menutup mulut nya sendiri dengan tangannya.

“SungJongie gwanchana?” Sungyeol segera mendekati SungJong tanpa mempedulikan aboeji dan juga Cho saenim.

“Uhuukk…” SungJong melepaskan tangannya, cairan merah jelas terlihat menggenang di telapak tangan nya dan juga di sekitar mulutnya.

“Kau…kau berdarah…aboeji…aboeji cepat panggil dokter…” Sungyeol benar benar panik.

“Tidak, tidak perlu dokter…” cegah SungJong. “Aku ingin pulang..”

“Mwoo pulang? Tapi kau belum sembuh nak…” Mr Lee mendekat dan menyentuh bahu SungJong perlahan. SungJong terdiam sesaat, mengingat ingat apa yang telah terjadi pada nya, dia hanya dapat merasakan pusing sekarang. Namun dia cepat tersadar, dia melihat ke arah aboeji nya dengan tatapan yang sangat sulit di artikan kemudian melepaskan tangan aboeji dari bahu nya dengan pelan namun terkesan dingin.

Kemudian dia mengalihkan pandangan nya pada Mr Cho yang berjalan mendekat ke arah nya, tatapan itu bukan tatapan yang biasa SungJong berikan, namun seperti tatapan yang SungJong berikan hanya pada musuhnya.
“Bagaimana bisa kau menyembunyikan nya?” tanya Mr Cho terdengar serius.
“Kau tidak tau betapa fatal nya apa yang kau lakukan ini, mungkin kau bisa….”

“Aku bisa mati aku tau…” potong SungJong gusar. Tentu saja Mr Cho sangat terkejut, ini kali pertama nya SungJong berkata kasar pada nya. “Dibandingkan dengan aku, bukan kah kalian yang mempunyai banyak rahasia dan menyembunyikan bertahun tahun…”
Mr Lee dan Cho seonsaenim saling berpandangan tidak mengerti. SungJong menatap Aboeji nya. “Aku kecewa dengan mu…” Kemudian menatap Cho seonsaenim. “Dan kau…aku tidak mau melihat mu lagi…” ucap nya.

“Apa maksud mu? Kau…kau barusan berbicara kasar padaku?” tanya Cho seonsaenim. SungJong malas menjawab.
“hyung, aku ingin pulang, ayo kita pulang…” ajak SungJong pada Sungyeol.
“Tapi Jongie, kau mana boleh pulang dengan keadaan mu yang seperti ini…”

“Pulang hyung, ayo kita pulang…” SungJong mulai keras kepala, jika memang itu sudah kemauannya berarti memang tidak bisa di cegah. Sungyeol sejenak menatap aboeji nya yang mengisyaratkan sesuatu pada nya, Sungyeol tampak mengerti.

“Baiklah ayo kita pulang, tapi kau harus berjanji mengizinkan Kim Seonsaenim untuk memeriksamu di rumah..”

SungJong hanya mengangguk dan segera turun dari tempat tidur. Tekat nya untuk tidak berlama lama di Rumah sakit terlihat memang sudah bulat.

“Yaa, bagaimana bisa kau seperti ini??” Cho seonsaenim hendak mencegah SungJong, namun Mr Lee menahan nya dan membiarkan SungJong keluar bersama Sungyeol.

“Kenapa kau tidak mencegah nya ? SungJong sedang sakit?” tegur Cho seonsaenim hampir marah. Namun seperti nya Mr Lee tau alasan SungJong kenapa bisa seperti itu.

“Jelaskan padaku seonsaenim..!”

“Jelaskan apa?”

“Jelaskan padaku apa yang sebenar nya terjadi pada putraku..!” tegas Mr Lee. Cho seonsaenim kembali menampakkan raut wajah normal. Dia menjadi ragu untuk menjelaskan pada Aboeji nya SungJong ini. Namun mau bagaimana lagi, dia yang lebih berhak daripada diri nya.
“Kelebihan mengkonsumsi obat obatan….”

“Ne?”

“SungJong mengkonsumsi Obat penenang, vitamin, dan obat untuk mencegah alergi nya kambuh secara berlebihan dan tidak mengikuti dosis yang di anjurkan oleh dokter, hingga tahap ini telah mencapai perusakan pada fungsi Ginjal…”
Mr Lee sedikit terhuyung dan berpegangan dinding. “M-maldo andwae…kau berbohong kan, itu tidak benar kan…?”
Cho seonsaenim menggeleng lemah. “Mianhae tapi itu yang dokter katakan, percayalah padaku meskipun SungJong menunjukku sebagai wali nya, aku sama sekali tidak mengetahui bagaimana keadaan nya selama ini, maafkan aku…” jelas Cho seonsaenim. Mr Lee terus menggeleng tidak percaya, bagaimana mungkin ini terjadi pada maknae nya, tidak mungkin.
“SungJongie pernah dan beberapa kali tidak tidur semalaman untuk menyelesaikan belajar nya, aku tidak tau jika dia menggunakan segala cara untuk menjaga agar tidak tidur…” Jelas Cho seonsaenim lagi.
“Seharus nya kau lebih perhatian pada nya sejak dulu…..”
Dan lagi lagi Mr Lee tidak bisa menyahut apapun, bibir nya terkunci rapat. Semua sudah terjadi dan yang telah berlalu tidak akan bisa di ulang lagi.
~~~ooo~~~

“hyung aku tidak apa apa, aku serius…” ucap SungJong saat Sungyeol memaksa akan menghubungi Kim Ahjussi.
“Tapi kau tadi berjanji, kau mau mengingkari nya..”
SungJong tampak menggaruk kepala nya yang tidak gatal. “hanya saja aku sudah biasa seperti ini, dan jika hyung nanti menghubungi Kim Ahjussi, pasti Myungsoo nanti juga akan ikut campur…”
Sungyeol tersenyum dan meletakkan ponsel nya lalu duduk di samping SungJong. “Pintar sekali kau beralasan yaa… lalu kau mau apa sekarang?”
“Aku mau hyung saja… hyung cukup menemani ku sampai aku tidur saja…” pinta SungJong lalu membaringkan tubuhnya dan menarik lengan Sungyeol untuk menyandarkan kepala nya.
“Arraseoo, hyung mengerti…”
“hyung, aku minta maaf, benar benar minta maaf jika selama ini aku selalu menyakiti mu hyung…” ucap SungJong tulus. Sungyeol mengelus pipi SungJong lembut dan mendengarkan setiap kata yang di ucapkan dongsengnya.
“Dan aku ingin menjadi adik mu yang paling manis…”
“Yaa, memang nya hyung punya dongsaeng lain selain dirimu hmm?” Sungyeol mencubit hidung SungJong gemas. “ohyaa, saat di rumah sakit tadi, kenapa kau bilang kau kecewa pada aboeji dan bahkan tidak ingin melihat Cho seonsaenim lagi, bukannya kau sangat menyayangi nya…?” tanya Sungyeol penasaran, sebenar nya dari tadi ia inginkan menanyakan itu, namun karena sibuk membujuk SungJong dia jadi lupa.
SungJong terdiam dan nampak berpikir. Mungkin saja Sungyeol memang belum tau, terlihat Mr Lee sangat merahasiakan nya. SungJong tidak yau harus bercerita atau bagaimana, namun dia takut jika reaksi Sngyeol akan sama seperti reaksi nya. Mungkin Sungyeol lebih baik mengetahui dengan sendiri nya, SungJong memilih menutup mata nya.
“Jongie…apakah kau mendengar hyung?” tanya Sungyeol saat SungJong tak kunjung menjawab pertanyaannya, di alihkannya pandangannya pada sang adik yang telah memejamkan mata, Sungyeol tersenyum kemudian menarik selimut dan menyelimutkan ke tubuh adik nya. “have a nice dream baby..”

~~~oooo~~~
Sebenar nya Sungyeol melarang SungJong untuk pergi ke sekolah hari ini, namun SungJong yang tetap keras kepala pun tidak dapat di hentikan, sia sudah merasa lebih baik sekarang, dan ohh ayolahh, jika SungJong tidak bertemu dengan Taemin, akan jadi apa hari nya. Dia lebih merindukan Taemin daripada siapa pun.
SungJong berjalan menuju parkiran, driver nya sudah menunggu sejak sejam lali, SungJong memang selalu memarahi nya jika sampai dia terlambat, dan SungJong bukan tipe orang yang sabar untuk meladeni dan mendengarkan alasan keterlambatan driver nya.
“Kau mau berangkat bersama aboeji?” SungJong menghentikan langkah nya saat sang aboeji menunggu di samping mobil berwana putih. SungJong segera mengalihkan pandangan malas, namun… SungJong melihat ke sekitar garasi, dimana mobil nya ? mobil yang biasa untuk mengantarnya ke sekolah, disana hanya ada mobil putih milik sang aboeji, dan silver milik Sungyeol, sedangkan milik nya yang berwarna hitam tidak dia tidak melihat nya.
“Mobil mu dipakai Han ahjussi untuk menengok anak nya yang sedang sakit..” ucap Mr Lee seperti mengerti apa yang SungJong pikirkan. SungJong mulai menampakkan wajah angker nya, ini pasti hanya rencana aboeji nya saja, benar benar memuakkan.
“Kau bisa berangkat bersama aboeji saja daripada terlambat…”
SungJong menggerutu dalam hati, andai dia tadi tidak menolak untuk diantarkan Sungyeol pasti diri nya tidak akan menemui kesulitan macam ini, paboya!
“Cepatlah naik, apakah kau mau di hukum Jung seonsaenim karena terlambat lagi?” tanya Mr Lee mendahului masuk ke dalam mobil. Jika SungJong tidak ikut, maka dia pasti akan terlambat dan di hukum, namun jika bersama aboeji nya…aaah tentu perasaan nya akan tambah buruk. Namun…daripada tidak bertemu Taemin…yasaudahlah, dengan berat hati SungJong segera membuka pintu mobil dan masuk ke dalam. Terserah nanti ma bagaimana ia bersikap, yang pasti dia ingin sampai di sekolah bertemu dengan Taemin dan berkeluh kesah pada namja yang lebih tua beberapa bulan itu dari nya.
“Belajar kita yang kemarin itu belum selesai…” Mr Lee mengawali pembicaraan. “kau mau belajar lagi sore ini? Kebetulan aboeji tidak ada rapat penting…”
“Apakah menurutmu aku masih mau berdekatan denganmu?” tanya SungJong ketus, tatapannya benar benar bukan seperti dia menatap aboeji nya. Walaupun reaksi SungJong cukup menusuk hati nya, Mr Lee tetap berusaha untuk tenang.
“Apakah kau…begitu membenci aboeji?”
SungJong tersenyum sinis. “Lebih dari itu, tapi daripada kau aku lebih membenci Kyuhyun seonsaenim, aku benar benar benci hingga aku merasa akan mati jika aku mengingat kalian berdua, aku benar benar benci…” tegas SungJong, dia seperti terlihat menegaskan pada diri nya sendiri jika apa yang di ucapkan itu adalah yang sebenar nya, dia benci pada mereka, dia harus bisa melupakan semua kenangan indah itu karena bagi nya semua itu hanyalah kenangan yang penuh kepalsuan.
“Dan lagian…” SungJong meneruskan ucapannya. “sore ini aku ada janji dengan Taemin, ahh mungkin kami akan menghajar para berandalan itu lagi, dan seperti nya itu lebih penting dari pada harus belajar bersama mu…” sambung nya.
Mr Lee menarik nafas panjang, dia tidak berani menoleh ke arah maknae nya itu barang sekejab, dia benar benar dapat merasakan aura kemarahan yang benar benar berbeda dari SungJong.
~~~OOOO~~~
SungJong dan Taemin berjalan beriringan untuk mencapai kelas mereka. Tampilan mereka benar benar kembali seperti beberapa waktu yang lalu. SungJong menggunakan dasi nya di ikatkan di kepala dan sedikit mengeluarkan baju nya sehingga penampilannya benar benar tidak rapi, serta tatapan mata angker nya yang selama ini hampir jarang digunakan kini kembali di gunakan kembali lagi. Sedangkan Taemin tak jauh beda, penampilan yang berantakan tidak lupa menyeret tas nya di tangan kanan, hanya saja dasi nya tetap melingkar di leher nya.

Siswa lain yang berpapasan dengan mereka memilih berhenti ataupun berbalik arah menghindar. Tak ada yang bisa seseram mereka di sekolah, ini tentu saja kembali menjadi terror untuk semua penghuni sekolah.
“Yaa, apa yang kau lakukan disana hah?? Dasar bodoh!!!” SungJong membentak sambil menendang kursi di samping nya saat seorang siswa yang dengan santai nya duduk bersantai sambil memakan snack, mengetahui itu anak tersebut langsung berlari tanpa menoleh kanan dan kiri, karena suara SungJong sendiri bahkan sudah sangat menyeramkan untuk nya.
“Menyenangkan sekali lama tidak mengganggu orang…” ucap SungJong sambil melepas dasi nya dari kepala dan mengembalikan ke tempat yang semesti nya, lehernya.
“Jongie, aku benar benar merindukan suasana seperti ini, hahaha semua takut pada kita..”

SungJong tersenyum. “Harusnya kita tidak pernah berhenti jadi trouble maker dari dulu, ahhh paboya…” oceh SungJong yang selalu di benarkan oleh Taemin. SungJong kemudian berdiri di hadapan Taemin, tanpa di minta pun Taemin segera membenarkan dasi yang berada di leher SungJong, sementar bel sudah berdentang, semua siswa bergegas masuk ke dalam kelas masing masing.
“Lain kali aku harus mengajari mu cara memakai dasi yang baik dan benar Jongie….” ucap Taemin disambut tawa ringan SungJong.
“Lee SungJong..” seseorang memanggil, SungJong segera menengok, ada Cho seonsaenim disana, hari ini dia memang mengajar di kelas nya. SungJong tidak peduli.
“Aku sudah membuatkan rangkuman materi untuk mu, ambillah…” Cho seonsaenim menyerahkan beberapa lembar kertasa pada SungJong.
“Aku tidak butuh, buang saja…” sahut SungJong. Taemin menatap SungJong heran, tumben sekali SungJong kasar pada Cho seonsaenim.
“Jangan mulai Lee SungJong, ambil dan pelajari ini, kau sangat membutuhkannya…!”

SungJong membalikkan tubuh nya dan menatap Cho seonsaenim dingin. “Aku sudah bilang aku tidak butuh, buang saja atau berikan pada yang lainnya, jangan memaksaku, bukankah aku sudah memberitahu mu jangan pernah menemui ku lagi, aku tidak mau melihat mu, kkaja Taemin-ahh….” SungJong mendahului masuk ke dalam kelas meninggalkan Mr Cho yang terlihat tak percaya dengan sikap SungJong. Sedangkan Taemin langsung bisa menyimpulkan jika ada sesuatu yang belum SungJong ceritakan pada nya, mana mungkin SungJong bisa sekasar ini pada orang yang di anggap nya aboeji sendiri jika tidak ada masalah apa apa.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Pelajaran Cho seonsaenim berjalan lancar seperti biasa nya, karena memang dia Seonsaenim yang paling sabar semua siswa sangat menyukai pelajaran nya, dan yang pasti Cho seonsaenim tidak akan memberi tugas yang terlalu membebani siswa nya, benar benar Seonsaenim idaman.
“….ini merupakan zat zat yang jika di konsumsi akan memengaruhi sistem saraf pusat, sehingga akan membuat car berfikir orang berbalik pesat, menakjubkan tapi mematikan, nilai kurang baik, strees akan ujian masuk Perguruan tinggi jangan sekali kali kau menggunakan benda ini, aku tidak akan melarang kalian jika kalian penasaran, tapi ku pastikan sekali kalian mencoba nya, hidup kalian yang sudah berjalan selama…hmm berapa usia kalian…?”
“17/18 saem…”
“Hidup kalian selama 17/18 tahun yang kalian jalani selama ini akan byurr hancur lebur menjadi debu, dan kalian akan menjadi sampah yang tidak ada arti nya dan tidak ada yang menginginkan kalian lagi…”
Semua siswa bergidik ngeri mendengar nya.
“Jika kalian bisa ku beri tahu, tutup mata dan mulut mu jika suatu saat benda ini menggoda kalian, setetes saja kalian berani mencoba nya, ingatlah ucapan ku tadi, aku tidak ingin mempunyai seorang murid pun yang berakhir seperti itu, keputusan sudah final harus di taati, baik, ada pertanyaan, angkat tanganmu dan sebutkan nama..” Cho seonsaenim mengakhiri tulisan nya di papan, dia benar benar guru yang profesional.
“Seonsaenim…” seorang siswa mengangkat tangannya, Cho seonsaenim segera menunjuk nya untuk segera berbicara. “Menurut mu..apakah di benarkan jika seorang siswa tidur di dalam kelas saat seonsaenim sedang mengajar di depan kelas?”
Cho seonsaenim sedikt menerutkan kening mendengar pertanyaan itu, tentu saja dia tahu siswa tersebut sedang menyindir SungJong dan mungkin diri nya yang tidak menegur.
“Tentu saja itu salah dan tidak sopan, jika seorang seonsaenim menerangkan di kelas harusnya tugas kalian pasang mata dan telinga baik baik memperhatikan apa yang seonsaenim ucapkan…” jelas Cho seonsaenim. SungJong sebenar nya tidak benar benar tidur, dia hanya meletakkan kepala nya di meja dan memejamkan mata, dia melakukan itu hanya karena tidak ingin melihat Cho seonsaenim.
“Lalu kenapa Seonsaenim tidak menegurnya? Apakah karena dia siswa nomor satu disini?”
“Mwoo?”
“Itu benar saem…” murid yang lain mulai gaduh. “Seharusnya seonsaenim menegur dia, dia benar benar tidak mencerminkan siswa yang baik, bahkan dia telah menumpahkan sarapan pagi ku hari ini…”
“Seonsaenim itu tidak adill…”
“Diam dan kembali belajar!” suruh Cho seonsaenim, keputusan itu terlihat tidak dapat di terima oleh siswa.
“Seonsaenim harus menegur dia! Walaupun dia siswa nomor satu tapi dia sudah sangat keterlaluan…”
“Hukum dia saem…”
“Itu benar saem, hukum dia yang berat…”
“BRAAAAKK!!!” “YAAA!!!!” SungJong bangun dan membanting buku dengan keras, dari tatapan mata nya dia benar benar sangat marah, Taemin yang duduk di samping nya pun bahkan sangat terkejut. “Jongie…”
“Kau!! Seharusnya kau mengajari dulu mulut mu rasa sopan!” tunjuk SungJong pada anak yang telah mengadukannya tadi, tentu saja tidak ada yang berani menatap nya, apalagi siswa siswa yang telah menjadi provokator tadi, wajahnya pucat pasi. SungJong segera mendekati nya.
“Lee SungJong hentikan…!” pinta Cho seonaenim.
“Apakah kau sudah mulai berani melawanku?” SungJong mencengkeram kerah anak tadi yang sudah pucat pasi tidak bisa berkata apa apa lagi. “Tingkah mu ini seperti seorang pengecut, jika kau tidak meyukai ku, harusnya kau datang padaku dan menantangku berkelahi, dasar….”
“Yaaa, hentikann!!” Cho seonsaenim menahan tangan SungJong yang hendak memukul anak itu. SungJong membalikkan kepala nya dan menatap Cho seonsaenim dingin.
“Hentikan atau aku akan membawa masalah ini ke bagian kedisiplinan…”
SungJong tersenyum. “Kenapa aku harus cemas? Bukankah ada seonsaenim? Seonsaenim akan membelaku dan menutupi kesalahan ku seperti sebelum nya? Apa yang harus aku cemaskan??”
“Lee SungJong!!!” Cho seonsaenim benar benar kaget mendengarnya, apa yang membuat SungJong begitu marah pada nya..
“Dengar yaa, aku tidak peduli sekalipun kau berbicara padaku, bagiku kau bukan siapa siapa, dan aku membencimu, sangat membencimu…” SungJong menghentakkan tangan Cho seonsaenim dan melangkah keluar dari ruang kelas.
Cho seonsaenim terdiam, kenapa rasa nya aneh saat SungJong mengatakan semua itu pada nya? Apakah dia berkata jujur? Tapi…kenapa?
“Seonsaenim? Lee SungJong benar benar keterlaluan, seharusnya kau hukum dia, laporkan pada kepala sekolah jika perlu!!” teriak salah seorang siswa, Taemin menatap ke arah anak itu dan memastikan dia akan menghajar nya nanti, dan apa? Lapor ke kepala sekolah? Memang nya menghukum Lee SungJong segampang mulut nya berbicara? Lee SungJong adalah putra Lee Sungmin, direktur utama GHS dan G Univercity, dan memang hal itu belum banyak yang tau.
“Benar seonsaenim. Lee SungJong harus di hukum, dia tidak sopan padamu saem…”
Cho seonsaenim menarik nafas panjang, tentu saja dia harus memutuskan sesuatu yang benar.
“Tapi…apakah benar Saem selalu menutupi kesalahan Lee SungJong? Saem.. bukankah itu tidak adil?”
“Benar, Seonsaenim pilih kasih? Apakah karena Lee SungJong pintar jadi dia bisa berbuat seenaknya?”
“Kalian akan menyesal telah berkata seperti itu, Lee SungJong memang tidak mendengar nya, tapi Lee Taemin ada di sini…” gumam Taemin dengan nada mengancam.
“Diamlah anak anak, aku akan mengurus ini, sementara itu kalian kerjakan latihan halaman 22, tanpa berisik dan gaduh…!”

~~~OOO~~~
SungJong dengan gusar berjalan menjahui kelas, Lihat saja, teman teman sekelas nya pasti akan dia balas atas kejadian ini, SungJong berjanji itu, berani sekali melawan nya, apalagi di depan Seonsaenim, andai Jung seonsaenim yang berdiri di sana, tentu SungJong sudah akan mendapat hukuman sekarang ini, namun seperti nya teman sekelas nya juga segan dan takut berurusan dengan Jung seonsaenim yang galak.
“Heyy, Lee SungJongie…” tegur seseorang. Myungsoo, sambil membawa beberapa tumpuk buku disana, seperti nya dia memang membanti bagian perpustakaan di sekolah ini, hanya dia yang berani mondar mandir di GHS.
“Heyyy, apa yang kau lakukan disini?” tanya SungJong, setidak nya mungkin dia tidak boleh melampiaskan kemarahannya pada Myungsoo, Myungsoo akhir akhir ini selalu menunjukkan sikap yang baik pada nya, SungJong perlu menghargai itu.
“aku ada sedikit kepentingan, lalu kau sendiri kenapa tidak masuk ke kelas? Ahh yaa kau pasti mau memboloskan…?”
SungJong menggeleng. “Anii, aku hanya tidak ingin mengikuti pelajaran saja..”
“Yaa! Bukankah itu sama saja??” Myungsoo menggeleng geleng kepala gemas. Sebenar nya dia dapat melihat kemurungan dari mata SungJong, namun daripada menanyakan itu lebih baik dia membuat candaan pada SungJong.
“Yaa Lee SungJong..!!!” seperti nya itu suara Cho seonsaenim, benar saja, dia berjalan ke arah SungJong dengan cepat. SungJong semakin merasa badmood saja, kenapa Cho seonsaenim tidak menyerah saja. Myungsoo segera memberikan salam pada Cho seonsaenim begitu dia sampai.
“SungJong-ahh, kembali ke kelas dan minta maaf pada teman teman mu…” suruh Mr Cho.
“Mwoo? Minta maaf?” SungJong geram mendengar nya. “apakah menurutmu aku yang salah? Kau mau aku merendahkan diri dan meminta maaf pada mereka? Aku tidak salah! Mereka memulai duluan…”
“Lee SungJong! meminta maaf bukan berarti harga dirimu akan jatuh, kau akan merasa lebih baik setelah melakukan itu, tidak baik menyimpan kebencian lama lama, mereka hanya ingin kau tidak melanggar peraturan, hanya itu…”
SungJong kemudian menatap Cho seonsaenim dengan tajam. “Jadi tindakan ku salah?”
“Ya, itu salah dan kau harus segera minta maaf..”
“Lalu jika berbohong dan menutupi kenyataan selama bertahun tahun dan membuat seorang anak tersiksa itu apakah tidak salah…?”
Cho seonsaenim nampak kaget dengan ucapan SungJong. “Apa maksudmu? Itu tidak ada hubungannya dengan apa yang kita sedang bicarakan.. Yaa, sebenarnya kau kenapa? Aku baru sadar..sikap mu ini….seperti aku melakukan kesalahan padamu? Apa yang terjadi? Kau bahkan berlaku tidak sopan padaku….” Cho seonsaenim akhirnya dapat menyadari keanehan yang ada pada SungJong.
“Kupikir aku bisa percaya padamu….” ucap SungJong. “kupikir kau orang yang paling baik dan peduli padaku di dunia ini, kau selalu ada saat aku butuh bantuan mu, tapi ternyata selama ini aku mempercayai orang yang benar benar salah… aku kecewa padamu, jika aku di lahirkan kembali aku memilih tidak akan pernah mengenal orang seperti mu..”
Bukan hanya Mr Cho yang terkejut, bahkan Myungsoo pun teramat kaget, beberapa hari yang lalu dia masih sangat ingat betapa dekat nya mereka berdua, bahkan SungJong lebih memilih bersama Cho seonsaenim daripada aboeji nya sendiri. Ini sungguh aneh, apa yang terjadi sebenar nya pada SungJong?
“Apa yang kau bicarakan SungJongie..? Kau…kau sudah kuanggap sebagai putraku sendiri, aku sangar menyayangimu, bukan kah kau juga menyayangiku? Ada apa denganmu??” Cho seonsaenim menatap SungJong lekat dan merengkuh lengannya.
“Dulu sampai kemarin aku sangat menyayangimu dan menghormatimu… tapi aku benar benar menyesal, aku berharap tidak bertemu lagi dengan mu,Lepaskan aku, aku akan membolos….!!” SungJong mencoba melepaskan tangan Cho seonsaenim yang terlalu kuat mencengkeramnya.
“Aku salah apa padamu hah? Setidak nya kau harus mengatakan padaku!! Bicaralah agar aku mengerti apa kesalahan ku dan agar aku bisa meminta maaf padamu…!!” suruh Mr Cho dengan tegas. SungJong tidak peduli itu, dia terus berontak.
“Aku tidak akan memberitahu apa kesalahan mu, kau harus mencari tahu sendiri, aku muak padamu!!”
“Duuk…awwwhh!!” Cho seonsaenim mengerang pelan saat SungJong menghentakkan tangan nya dan membuat tubuh nya terdorong membentur dinding dengan sangat keras.
“Seonsaenim…”Myungsoo segera menghampiri Mr Cho. “Gwanchana…”
SungJong tidak bisa berbuat apa apa dan melihat nya dengan pandangan sulit di pahami, jauh dalam lubuk hati nya dia benar benar sangat menyesal melakukan itu terlebih pada Cho seonsaenim, dengan mata yang berkaca kaca SungJong berbalik dan pergi dari sana.
“Aku tidak apa apa, lebih baik kau hibur SungJong, dia terlihat sangat rapuh…” ucap Cho seonsaenim pada Myungsoo.
“Kalau begitu aku akan menyusul nya saem…” Myungsoo pun membungkukkan badan hormat dan segera pergi menyusul SungJong. Cho seonsaenim menekan bahu nya pelan, rasa sakit di bahu nya ini tidak seberapa dengan rasa sakit yang berada di hati nya, sakit karena sikap SungJong yang tiba tiba berubah membenci nya. Apa yang membuat SungJong bisa sekasar itu padanya, tidak mungkin hanya karena masalah yang kecil kan..?
Cho seonsaenim segera berbalik, dia masih harus meneruskan mengajar nya yang sempat tertunda. Langkah nyan terhenti saat Mr Lee berdiri tepat di hadapannya dengan tatapan yang sulit di artikan. Dia melihat semua nya, melihat kejadian yang tentu saja membuat nya begitu kaget dan tak percaya.
“kenapa aku? Apa salahku? Kenapa SungJong menjadi seperti itu…” tanya Cho seonsaenim dengan nada yang gusar. Mr Lee terdiam dan menunduk.
“Kenapa Sungmin-ahh, jawab aku! Aku tidak ingin ini terjadi, SungJong sudah menjadi bagian dari hidupku, dia putraku…” Belum pernah Mr Lee melihat Cho seonsaenim se kecewa ini sejak saat itu.
“Kau juga tidak tau alasan nya?” tanya Cho seonsaenim lagi saat Mr Lee tidak kunjung menjawab pertanyaannya. “Lee Sungmin kau punya mulut kan??” Cho Seonsaenim mengeraskan suara, hingga beberapa Seonsaenim yang melintas berhenti untuk melihat apa yang terjadi.
“SungJongie, dia…dia melihat foto itu…” jawab Mr Lee pelan.
Cho seonsaenim menyipitkan mata curiga. “Foto? Foto apa?”
“Foto kita, semua foto kita…”
“MWOO?” Cho seonsaenim benar benar terkejut, tangannya terkepal erat, dan nafas nya berhembus tak beraturan. “Kau masih menyimpannya? Apa kau gila?? Dan SungJong melihat semua itu? Ya Tuhan… Lee Sungmin, kenapa kau bisa melakukan hal sebodoh itu, astaga…” Cho seonsaenim kalut dan marah, dia tidak dapat berfikir jernih dan mengeluarkan perkataan yang ada dalam otak nya tanpa mempedulikan itu dapat menarik perhatikan seonsaenim yang lainnya.
“A-aku tidak sengaja… SungJong menemukan itu dan pingsan, aku belum sempat menjelaskan apapun pada nya karena sikap nya padaku pun seperti itu…”
“Kenapa kau masih menyimpannya Lee Sungmin?? Kau benar benar bodoh, itu akan membuat semua nya rusak, jika Lee Sungyeol juga tau, dia pasti juga akan kecewa, apa yang harus kita lakukan sekarang? SungJong sudah tidak bisa memberikan kepercayaan nya pada kita lagi….” marah Cho seonsaenim.
“Seonsaenim ada apa? Apakah ada masalah?” tanya Jung seonsaenim yang kebetulan lewat dan sedikit heran kenapa Cho seonsaenim bisa memarahi Lee Seonsaenim yang aturannya adalah sajangnim mereka.
Cho seonsaenim segera membungkuk hormat. “Gwanchana Seonsaenim… kita hanya membicarkan hal yang tidak penting….”
Jung seonsaenim mengangguk angguk paham dan segera pergi dari sana.
“Mianhae Kyuhyun-ahh, aku benar benar menyesal…” ucap Lee seonsaenim kemudian.
“Kenapa kau tidak membuang nya dan masih menyimpannya? Sesuatu yang sudah tidak ada arti nya seharus nya kau buang… sekarang apa yang harus kita lakukan…? ahh aku benar benar bingung…” Cho seonsaenim berbalik dan melangkah pergi, tidak ada yang bisa ia lakukan sekarang.
“Aku…melakukan itu…bukan tanpa alasan….” ucap Lee Seonsaenim pelan namun mampu membuat Cho seonsaenim berhenti menghentikan langkah nya. “Aku menyimpannya karena itu adalah kenangan terbaik yang pernah aku miliki…”
“………”
“Aku….masih mencintainyaa….”
~~~oooo~~~

Myungsoo bejalan pelan di taman sekolah yang menghubungkan GHS dengan G University, karena memang masih jam pelajaran taman sangat sepi, hanya terlihat beberapa mahasiwa dan tukang kebun disana.
Di bangku yang tidak jauh dari sana, terlihat sosok SungJong yang duduk memeluk lutut nya dengan erat, dia terlihat seperti sangat terluka, apa yang terjadi dengan SungJong pun sebenar nya membuat nya sangat penasaran. Dia bergegas berjalan menghampiri trouble maker itu.
“Minho hyung…. kau bisa kesini?…a-aku membutuhkanmu….ooh tidak bisa yaa… gwanchanaa…” SungJong dengan lemah menutup ponsel nya dan kembali memeluk lutut, hal ini membuat Myungsoo berhenti tepat di belakang nya,SungJong pasti benar benar merasa kesepian. Harusnya Minho mau datnag dan menghibur nya.
“Yaa Lee SungJong apakah kau melihat dvd album ketika kau datang ke rumah ku saat itu?” tanya Myungsoo sambil duduk di samping SungJong, SungJong mengangkat kepala nya dan menatap Myungsoo. “Apa?”
“album Dong Bang Shin ki, aku mendapatkan album itu benar benar dengan susah payah..” jelas Myungsoo dengan semangat ketika menyebut salah satu Boygroup Korea Selatan yang ia sukai.
“Lalu…apa hubungannya dengan ku?” tanya SungJong tak mengerti dengan arah pembicaraan Myungsoo.
“Ahh anii, aku baru menyadari kau mirip dengan salah satu anggota nya…”
“Benarkah? Siapa?” SungJong sepeeti nya mulai tertarik dengan pembicaraan itu.
“Jaejoong hyung…” jawab Myungsoo cepat. Reaksi SungJong berubah, dia menatap Myungsoo dengan tatapan saat melihat kucing tetangga nya yang mati.
“Myungsoo-yaa, apakah kau Fans Dong Bang Shin Ki?”
Myungsoo mengangguk mantap. “Yaap, aku Cassiopeia….”
“PLETAKKK” “Aduuuh” Myungsoo segera mengusap kepala nya yang tiba tiba di jitak dengan keras oleh SungJong.
“Apa kau bodoh?? JaeJoong hyung sudah tidak menjadi member Dong Bang Shin Ki lagi mana mungkin dia ada di album nya Dong Bang Shin Ki yang terbaru, dasar fans abal…” omel SungJong.
“Arra Arraa…kau sendiri kenapa tidak terima hah? Apakah kau juga Cassiopeia?” Myungsoo masih mengusap usap kepala nya.
“Geure… u-know Yunho hyung fans imnida…”
“Waahh kalau begitu kita serasi….” Myungsoo dengan semangat menatap SungJong yang juga menatap nya dengan bengis. “Kita bisa serasi, kau JaeJoong hyung, dan aku U-know hyung, lalu kita akan menjadi YunJae couple masa kini…” ucap Myungsoo asal dan ini membuat nya di hadiahi Jitakan lagi oleh SungJong namun ini lebih pelan.
“Kau benar benar sudah gila, dan ingat yaah, kau sama sekali tidak mirip dengan Yunho hyung, perbedaannya sangat jauh, aku sangat menyukai dia jadi jangan membuat ku merasa aneh saat kau menyamakan diri mu dengan nya, Yunho hyung sempurna…” omel SungJong sama seperti seorang fangirl hmm maksud nya seorang fanboy yang membela habis habisan idol nya dari haters.
“Aku tidak sejelek itu tau, aku juga tampan pokok nya mendekati yunho hyung lah…”
“Tidak, kau sama sekali tidak mirip dengan nya fans abal..” putus SungJong tidak dapat di ganggu gugat.

“Arraaa….” Myungsoo berpura pura cemberut, dan diam diam dia melirik SungJong tersenyum, sebenar nya dia hanya ingin menghibur dan membuat SungJong tersenyum saja, dia benar benar fans Dong Bang Shin Ki mana mungkin dia tidak tau tentang mereka.
“Tapi…kurasa kau memang mirip seseorang…” SungJong memutar kepala nya dan menatap Myungsoo dengan seksama.
“Benarkah? Nugu?”
“L. INFINITE L..”
Myungsoo mengerutkan kening nya. “L?”
“Yaap L hyung, INFINITE L hyung, waah jinjja kau benar benar mirip dengan nya, kenapa aku baru menyadari itu? Seperti nya aku harus memanggil mu L hyung juga, Ahh kita harus berfoto bersama dan aku akan meng klaim nya jika aku telah ber selca dengan INFINITE L, waah pasti semua iri…” SungJong berdecak kagum saat kembali membicarakan boygroup asal Korea Selatan kesukaannya.
“nama nya hanya L? Aku tidak pernah tau ada group itu?” ucap Myungsoo innocent.
“Mwoo? Apa kau tidak pernah menonton televisi? Aku punya album mereka dari awal debut

hingga sekarang…” pamer SungJong benar benar melupakan masalah yang sedang menimpa nya.
“Benar kah? Aku kapan kapan pinjam, dan siapa tadi, L? L L L L? Aku harus mengingatnya nama itu hahaha, L? Lucu sekali nama nya….” ucap Myungsoo tertawa sumringah, yaah dia rasa dia dia berhasil menghibur SungJong. “Yaa!! Tapi kenapa aku jadi raguu…” Myungsoo menatap SungJong curiga. “Yang nama nya L itu jangan jangan jelek lagi maka nya kau bilang mirip dengan ku, aku ini tampan lohh…”
“PLETAAKK” Aduuuuh…” Myungsoo benar benar menyesal telah bercakap seperti itu jika jitakan SungJong kembali mendarat di kepala nya.
“L hyung itu tampan luar biasa, jangan sekali kali bilang jika dia jelek, aku akan menghajarmu…” ancam SungJong dengan kekuatan fanboy nya. Seperti nya seluruh dunia harus tau, di bandingkan dengan So Nyeo Shi Dae yang member nya mulus bagaikan barbie SungJong lebih suka mengidola kan boygroup boygroup yang dance nya luar biasa indah.

“Lalu kau sendiri? Apakah ada orang yang bilang jika kau mirip seorang artis?” tanya Myungsoo kesal karena sedari tadi kepala nya di buat sasaran.
SungJong tersenyum manis dan mengusap wajahnya anggun. “Mereka bilang aku mirip Song Hye Kyo Noona…”
“Mwooo?”
“Kami memang seperti kembar…”
Myungsoo tertawa pelan. “Arraseoo… kau memang mirip dengan nya ahaha….” ucap nya kemudian, yahh walaupun dia belum benar benar bisa ingat bagaimana wajah Song Hye Kyo Noona itu.
Myungsoo kembali memandang SungJong, namja manis itu kembali murung, yaah bagaimana pun dia berusaha menghibur nya, SungJong pasti akan teringat kembali dengan masalah nya.
“Aku tidak akan bertanya kenapa tapi…aku siap menjadi tempat keluh kesah mu…” ucap Myungsoo kemudian. SungJong tertegun, lalu memutar kepala nya menatap Myungsoo, sebenar nya dia tahu jika Myungsoo sedari tadi mencoba untuk menghibur nya, hanya saja dia tidak tau harus mengacapkan apa dan bagaimana, dia melihat sosok lain dari diri Myungsoo dari yang selama ini dia kenal. SungJong selalu merasa perasaannya menghangat.
SungJong kemudian meraih tangan Myungsoo. “Gomawoo…”
“Terima kasih untuk apa?”
“Semua nya…” SungJong tersenyum, hal ini membuat Myungsoo merasakan bunga bunga bermekaran di hati nya, SungJong tersenyum pada nya? Dengan senyum yang tulus, Myungsoo tidak tau harus bagaimana selain membalas senyuman manis itu.
~~~ooo~~~
Dengan hati yang entah kenapa berbunga bunga Myungsoo berjalan untuk kembali ke kampus nya, dia memang sudah tidak ada kelas, dia kesini hanya untuk mengambil tas nya yang ia tinggal di perpustakaan tadi. Setelah ini dia akan menemui Sungyeol dan membahas club Fotografi nya. Dia rasa berteman dengan Sungyeol lebih mendapat manfaat dari pada berteman dengan Yang lain.
Myungsoo menghentikan langkah nya dan menampakkan wajah malas nya saat tiba tiba Minho menghadang nya ketika ia akan masuk ke dalam kelas.
“Minggir!” suruh Myungsoo dingin, mood nya tiba tiba memburuk.
“Kita harus bicara, kukira kau salah paham akan sesuatu…”
Myungsoo tersenyum sinis. “Tidak ada yang perlu di bicarakan, aku benar benar tidak ingin melihat mu untuk saat ini, minggir!”
“Apakah kau….kau memberitahu SungJongie…?” tanya Minho hati hati, bertengkar dengan sahabat nya sendiri bahkan terasa berkalilipat lebih menyakitkan dari pada tertimpa ribuan batu di kepala.
“Memberitahu Lee SungJong? Kau tau betapa ingin nya aku memberitahu dia kalau orang yang di cintai dan ia percayai selama ini ternyata tidak lebih hanya seorang yang munafik…..”
Minho menarik nafas berat saat mendengar ucapan itu.
“Tapi kupikir jika aku memberitahukan padanya aku akan sama brengsek nya seperti mu, saat ini SungJong sedang banyak sekali masalah, sebagai seorang kekasih harus nya kau mau menemui dan menghibur nya, aku hanya tidak bisa mengerti dirimu Minho-yaa…”
“Aku paham…tapi yang tidak aku mengerti, kenapa kau marah Myungsoo-yaa? Kau sudah tidak ada hubungan apa apa dengan yeoja itu…”
Myungsoo tambah menatap Minho dengan geram. “Apa kau bodoh? Kau…kau sama sekali tidak merasa bersalah pada SungJong? Kau benar benar tidak punya perasaan Minho-yaa… minggir, aku tidak mau berlama lama berdekatan denganmu…” Myungsoo mendorong minho dan segera masuk ke dalam kelas. Dia benar benar yakin jika Minho tidak dapat berfikir jernih saat ini, keterlaluan.
Minho memburu Myungsoo hingga ke dalam kelas, dia menatap sahabat nya itu yang sedang berkemasa dengan gusar, harus nya semua ini tidak terjadi dan merusak persahabatan mereka.

“Myungsoo-yaa, dari apa yang ku lihat…kau tidak marah dengan tindakanku…tapi….” untuk sesaat Minho kembali memandang sahabat nya itu. “Kau menyukai Lee SungJong kan…?”
Ucapan ini sukses membuat Myungsoo menghentikan aktifitas nya dan menatap Minho dengan tatapan elang nya.

“Kau menyukai SungJong, aku dapat melihat nya sejak….sejak SungJong menginap di rumah mu….” Ucap minho yakin, dengan perlahan Myungsoo berjalan mendekati Minho dengan tatapan yang sulit di mengerti.
“Aku yakin dan dapat melihat nya, kalian bertingkah aneh sejak kejadian itu…”
“……”’
“Dan aku pikir SungJong juga menyukai mu, jika tidak mana mungkin dia mau menginap di……”
“DUAKH” satu pukulan Myungsoo di rahang Minho berhasil membuat Minho terdorong dan menabrak pintu dengan keras, sudut bibir nya kemudian tampak mengalir darah. Semua mahasiswa yang berada di sana ikut terkejut melihat nya, tanpa ada niat untuk bertanya mereka hanya melihat dan segera mengabaikannya, tidak mungkin akan terjadi apa apa karena yang bertengkar ini adalah mahasiswa terbaik.

“Jadi itu yang selama ini ada di otak mu hah??” bentak Myungsoo marah. “Kami tidak melakukan hal apapun, SungJong sakit dan saat dalam perjalanan menemui kalian, ada musuh nya yang melukai dia, kau bahkan tidak tau bahu nya terluka saat itu, aku hanya menolong nya dan membawa ku ke rumah, apakah kau mencurigai kami?”
Minho tak menjawab, dia mengusap darah di bibir nya namun masih dengan jelas dapat mendengarkan ucapan Myungsoo.

“Kau bilang waktu itu tidak apa apa? Mulut mu memang tidak ada yang bisa di percaya Minho-yaa, bagaimana bisa kau mencurigai kami seperti itu sedangkan tingkahmu sendiri yang sebenar nya harus dicurigai… brengsek kau!!” Myungsoo benar benar tidak dapat mengendalikan emosi nya, hanya saja bagaiaman Minho bisa berfikiran seperti itu, sedangkan sikap nya sendiri menunjukkan jika dia tidak pantas sekalipun mencurigai SungJong.

“Jika kau memang bukan pengecut, pergi temui SungJong dan ceritakan semua kelakuan rendah mu pada nya, tapi kurasa kau tidak akan berani, kau pengecut Minho-ya…..” Myungsoo menegaskan lalu dengan gusar pergi meninggalkan tempat itu, rasanya sedikit agak lega karena telah melampiaskan amarah nya.

“YAAAK KIM MYUNGSOO!!!”
~~~~OOOO~~~~

SungJong dan Taemin sesekali berpandangan dengan bersiap kaki mereka di samping meja, taklupa sesekali mereka menatap Joo Seonsaenim yang masih berbicara rumus rumus angka yang memuakkan. Posisi SungJong dan Taemin ini seperti seorang atlet lari yang sedang bersiap siap menunggu peluit berbunyi untuk berlari kencang.
“…..Baiklah, pelajaran hari ini selesai, tidak ada tugas, karena besok kita akan ulangan harian, persiapkan diri kalian, selamat siang…” Joo Seonsaenim mengemas buku dan langsung pergi begitu saja tanpa menunggu bel tanda pelajaran selesai.
“SREEEEETTTTTT….” SungJong dan Taemin berlari secepat kilat dengan menggunakan kemampuan mereka masing masing. Taemin berlari ke arah jendela dan SungJong berlari ke arah pintu, mereka seperti sudah sepeakat untuk melakukan itu, menutup pintu dan jendela, lalu SungJong mematikan lampu kelas sehingga suasana kelas menjadi gelap. Tentu saja semua anak yang ada di alam kelas bingung dengan semua yang dilakukan trouble maker itu.

“Yaa… apa yang terjadi…”

“Cepat nyalakan lampu…”

“Aishh jincha aku tidak bisa melihat apa apa…”

“Byaaarr…” Lampu kembali nyala, siswa siswa kembali berdecak gaduh dan tidak mengerti saat pintu terkunci rapat, jendela pun juga demikian, sedangkan di depan kelas berdiri Lee SungJong dan Lee Taemin bersedakap tangan menghadap mereka, Mwoya? Mereka sedang di sekap?

“Yaaa Lee SungJong apa yang kau lakukan? Cepat buka pintu nya….” protes salah seorang siswa.

“SungJong-aah, kau harus segara membuka pintu nya kau harus cepat sampai di rumah…” teriak seorang gadis berambut pendek dan memakai ikat rambut kupu kupu berwarna pink.
SungJong mengalikan pandangan nya pada gadis itu. “Benarkah? Apakah kau sedang terburu buru untuk pergi ke salon?”

“Aniyaa, Infinite oppa, Shinne oppa hari ini perform di acara music, aku tidak ingin ketinggalan menontonnya…” ujar nya sambil memanyunkan bibir nya.
SungJong tersenyum meremehkan. “Jangan banyak alasan, hari ini mereka tidak ada schedule kemana pun…..” balas SungJong membuat sang gadis tidak bisa menjawab lagi. Kemudian dia mengedarkan pandangan nya ke seluruh kelas, dia dapat melihat ekspresi ketakutan dari beberapa siswa.

“Lalu apa maksudmu mengurung kami disini?” tanya seorang siswa.
“Apakah kalian tidak merasa bersalah padaku? Mempermalukanku di depan seonsaenim?” tanya SungJong berbalik, tentu saja semua siswa menjadi teringat kejadian tadi pagi, kini hanya ada Lee SungJong yang akan membalas mereka, tidak ada seonsaenim.
“Bukan kah aku tidak pernah mengganggu kalian? Walaupun aku sering mem bully tapi mem bully kelas ku sendiri bukan kah itu sangat jarang? Aku marah pada kalian hanya saat kalian membuatku kesal… apakah kalian sengaja membuat persekutuan untuk melawanku..?” SungJong mengedarkan pandangan nya pada satu persatu siswa disana.
“Apakah aku pernah mengganggu kalian saat kalian tidak membuat ku kesal? Aku datang ke kelas juga jarang, bahkan aku hanya tau beberapa nama dari kalian, tapi kalian begitu kejam nya melakukan itu saat pelajaran Cho seonsaenim berlangsung…”
Semua siswa terdiam dan tidak bersuara sedikitpun, membenar kan setiap ucapan SungJong yang memang sebenar nya apa yang ia katakan benar ada nya.
“Kami hanya…iri melihat mu…” ucap seorang siswa.
“Iri?” SungJong menatap nya dan tersenyum. “apa yang menakjubkan dari ku? Aku jarang masuk kelas, kenapa harus iri padaku…?”
Beberapa siswa nampak berpandangan. “Banyak hal menkajubkan dari mu SungJong-ahh, kau bertingkah seenak nya dan sering membolos, tapi kau sangat pintar, kami yang setiap hari berada di dalam kelas pun selalu kalah dengan mu, dan yang kau katakan itu benar, kau tidak akan mengganggu jika tidak di ganggu terlebih dahulu, itu terlihat menakjubkan bagi kami…” jelas seorang siswa mewakili teman teman nya untuk berbicara, namja itu ber tag nama “Youngmin Jo”.
“Lalu kalian merencanakan hal yang seperti tadi..”
“Mianhae SungJong-ahh, yang benar benar membuat kami iri adalah saat kau dekat sekali dengan Cho Seonsaenim, bahkan dia selalu membela mu, Cho seonsaenim adalah seonsaenim idola kami, saat dia memilih mu sebagai murid kesayangannya kami benar benar tidak terima dan…yaahh seperti dugaanmu, mianhae…”
SungJong menarik nafas panjang, hal ini tentu saja tidak pernah ia pikirkan sebelum nya, dia bahkan hanya tau jika diri nya akan aman jika bersama Cho seonsaenim, siswa lain mungkin juga akan iri seperti teman sekelas nya ini.
SungJong kemudian mengeluarkan sesuatu dari tas nya, beberapa lembar kertas yang ia jadikan satu. “Disini..aku membuat nya sendiri, menulisnya sendiri, aku merangkum nya dari semua buku buku pelajaran, ambillah, aku juga harus berbagi apa yang selama ini Cho seonsaenim ajarkan, saat aku tidak masuk kelas, aku selalu meminta Cho seonsaenim untuk memberiku pelajaran pengganti, dan itu lebih panjang daripada waktu pelajaran di kelas, aku sudah tidak membutuhkan ini lagi…”
“SungJong-ah….” Youngmin menatap SungJong tidak percaya.
“Kau president Class kan? Bagikan ke teman teman aku benar benar sudah tidak membutuhkan ini…” SungJong menyerahkan pada Youngmin. Lalu dia kembali ke depan kelas dan menatap teman teman sekelasnya.
“Aku tau selama ini kalian pasti kesal padaku, aku terkadang memang keterlaluan, Mianhae… hanya itu yang bisa aku katakan karena aku tidak bisa memutar waktu dan memperbaiki sikap ku pada kalian…”
“Lee SungJong, kau berkata seperti itu seperti akan pergi saja, apakah kau akan pindah dari sini…?” tanya yeoja ber ikat rambut pink tadi.
SungJong lagi lagi lagi tersenyum. “pokok nya aku minta maaf…. dan….” untuk kata yang akan di ucapkan ini SungJong sedikit merasa ragu. “Kyuhyun seonsaenim… kalian bisa memiliki nya tanpa gangguan dari ku, aku bukan lagi murid kesayangannya dan aku tidak mau lagi, karena…. Kyuhyun Seonsaenim…adalah aboeji ku… kkaja Taemin-ahh kita pergi dari sini…”
SungJong menggandeng tangan Taemin dan mengajak nya pergi dari sana. Perlu beberapa saat bagi teman teman kelas SungJong untuk dapat memahami ucapan SungJong yang terakhir tadi, bahkan semangat mereka untuk segera pulang tadi menguap entah kemana.
“Aboeji? Apa maksud nya Lee SungJong tadi? dia putra nya Cho seonsaenim?” ucap Youngmin tak mengerti.
“Mungkin saja kan dia putra nya? Jika demikian jadi wajar kan jika selama ini Cho seonsaenim selalu membantu SungJong…” sahut seorang anak.
“Maldo andwaee…” Seorang siswa yang berkacamata terlihat berdiri dari bangku nya. “ Tidak mungkin dia putra nya, Lee SungJong itu adalah anak dari Lee Sungmin seonsaenim…”
“MWOOO??” Kini semua nya menatap siswa tadi dengan berbagai macam ekspresi tak percaya.
“Apakah kalian tidak tau? Aku bertetangga dengan Lee SungJong sejak tiga tahun yang lalu, dan aku juga sering bertemu Lee Seonsaenim saat pulang, dan SungJong memang putra nya…”
“Tapi itu tidak mungkin, lalu siapa Lee Sungyeol sunbaenim? Bukankah dia yang putra nya Lee seonsaenim?”
“Yaa, apakah kau bodoh?? Jika mereka sama sama putra Lee Seonsaenim, berarti kan sudah jelas jika Lee SungJong itu adik dari Lee Sungyeol sunbaenim…waah daebak pantas saja dia jenius, dari aboeji hingga hyung nya orang yang pintar semua, Lee SungJong benar benar tidak bisa di tebak…”
“Tapi sebenar nya aku sedikit belum percaya jika Lee seonsaenim itu sudah menikah…”
“Kau benar, dia bahkan terlihat masih muda, jika dia dan Lee Sungyeol berdampingan hanya seperti hyung dan dongsaeng saja…”
Selanjutnya terdengar adalah decakan decakan kagum dan beberapa spekulasi dari mereka. Mungkin mereka tidak sadar jika kelas sudah berakhir sejak tadi, pernyataan Lee SungJong tentu saja tidak pernah mereka bayangkan sebelum nya.
~~~oooo~~~

“Waahh Lee SungJong daebakk…uuhh adik hyung sudah dewasa rupanya…” Taemin mengelus pelan rambut SungJong. SungJong tersenyum, ada hal yang ingin dia sampaikan pada Taemin namun dia terlihat ragu.
“Taemin-ahh, aku…”
“hmm?”
“Aku….” SungJong meraih tangan Taemin dan meletakkan di dada nya.
“Disini..ternyata sakit Taemin-ah…”
Taemin mngerutkan kening. “Apa maksudmu? Kau baik baik saja kan?”
“Aku berharap aku baik baik saja hiks..Taemin-ahh apa yang harus kulakukan?” SungJong menunduk dan mencengkeram erat tangan Taemin.
“Kau menangis..? kau..ya Tuhan Lee SungJong, katakan pada ku, apa yang terjadi!” Taemin menangkupkan pipi SungJong dan menatap nya, dia benar benar dapat melihat dari sorot mata SungJong yang menyiratkan kesedihan luar biasa, Taemin tidak melihat ini tadi, SungJong sangat pandai menyembunyikan perasaannya.
“Hikss..” SungJong meraih secarik kertas dari saku nya dan menyerahkannya pada Taemin, kemudian dia memeluk Taemin dengan erat.
Dengan teliti Taemin membaca surat itu baris demi baris, dan di setiap itu pula raut wajah Taemin berubah. Dan hingga di baris akhir dia benar benar Shock dan memucat.
“Maldo andwae…. Jongie,ini masih bisa di cegah, kau harus menuruti nasehat Shin usaenim ataupun Kim ahjusii…” Taemin menjatuhkan kertas tadi dan memeluk SungJong dengan erat, bahkan mungkin kini air mata SungJong sudah membasahi seluruh seragamnya, jadi ini apa yang di cemaskan SungJong selama ini. Dan semua nya benar.
“Kurasa aku benar benar akan pergi Taemin-ah hiks…”
“Tidak SungJong-ah, kau pasti akan sembuh, Kim ahjussi pasti bisa menyembuhkanmu, dia dokter yang hebat bukan, percayalah Jongie…” ucap Taemin mengelus kepala SungJong.
“Tapi…itu tidak mungkin, kau tau bahkan aku tidak mau semua nya tau, aku tidak menyangka semua nya akan jadi seperti ini, bagaimana bisa aku sampai sakit karena kelebihan mengkonsumsi obat yang di berikan Usaenim pada ku…”
“Yaa!” Taemin melepaskan pelukan dan menangkupkan pipi SungJong. “Kau ini SungJong! Lee SungJong!! Putra dari si hebat Lee Sungmin dan adik dari si sempurna Lee Sungyeol, kau itu kuat dan hebat, kau tak terkalahkan, kali ini pun kau tidak boleh menyerah…!” tegas Taemin sembari mengusap air mata SungJong. Taemin paham, SungJong pasti sudah benar benar lelah untuk berpura pura kuat, SungJong sudah banyak menderita selama ini.
“Lalu kau akan tetap akan bersama ku kan?”
Taemin mengangguk yakin. “Aku akan selalu berada di samping mu sampai kapan pun SungJong-ahh, aku berjanji…”
“Syukurlah…”
“Kau pucat dan panas, wajah mu juga berkeringat..”
“Aku hanya merasa haus…” ucap SungJong pelan.
“Kau tunggu disini yaa, aku akan membelikan mu minuman…” Taemin segera melangkah pergi, mereka memang duduk di dekat gerbang sekolah tadi untuk menunggu driver SungJong yang terlambat datang. Sebenar nya SungJong ingin sekali meminta Sungyeol untuk menjemput nya sekarang, namun rasa nya dia tidak tega jika nanti driver nya kemari dan mendapati diri nya telah pulang terlebih dahulu.
SungJong mengusap air mata nya lalu berdiri berbalik menghadap gedung sekolah nya. Dia baru menyadari betapa mewah nya gedung ini, dan semua ini aboeji nya yang membangun. Tanpa ia sadari SungJong melengkungkan bibir nya dan membuat suah garis yang biasa di sebut senyuman di bibir nya.
“Hey,, kau belum pulang..?” sapa seseorang. Kim Myungsoo disana.
“Ohh hay, aku sedang menunggu Taemin dan driver ku…” jawab SungJong cepat, dia belum berhenti memandangi gedung sekolah nya.
“Kau terlihat pucat, apakah kau sakit…?”
“Aniyoo, aku hanya sedang kelaparan saja…”
Myungsoo hanya mengangguk angguk, kemudian dia membuka tas nya dan mengeluarkan sesuatu dari sana. “Yaa Lee SungJong, ini untukmu…”
SungJong menengok dan mengamati buku yang di sodorkan Myungsoo itu, dan tiba tiba saja dia melebarkan mata nya dengan semangat. “Waah Kim Myungsoo…Itu…untukku?” tanya SungJong mengeluarkan aegyo nya dan menatap Myungsoo.
“Tentu saja…ini punya ku dulu, aku kumpul kan dan kujadikan satu, aku memang membuat ini untuk mu….” ucap Myungsoo. SungJong mengambil buku yang berisi segala macam rumus rumus dan tentu saja penuh angka angka yang sudah pasti jika bukan orang jenius akan muntah melihat nya.
SungJong kemudian mendekat ke Myungsoo dan menatap nya masih dengan aegyo. “Kim Myungsoo, kau tau kan aku sangat sangat sangat sangat sangat mencintaimu….”
“Aniyo, aku tidak tau…”
“Heissh, kau idamanku,bisa apa aku hidup tanpamu,… yaa!! Menikahlah denganku, Myungsoo-yaaa…” dengan gaya yang manja SungJong menarik narik lengan Myungsoo.
Myungsoo tertawa pelan dan mengacak rambut SungJong. “Aku tidak akan menikahi anak kecil seperti mu…”
“hey hey…Aku akan menjadi dewasa untukmu… otthe??”
“Arraseoo, aku akan benar benar menikahimu suatu saat nanti, dasar!” Myungsoo kembali tertawa. Andai apa yang di katakan SungJong itu benar ada nya, dia pasti akan sangat bahagia, tapi SungJong mengatakan itu hanya karena diri nya sangat senang.
“Sekali lagi Terima kasih, kau yang terbaik Myungsoo-yaa, aku benar benar membutuhkan ini..”
“Gwanchanaa, lagian aku sudah tidak membutuhkannya, sedangkan adik ku mana mau berurusan dengan angka angka seperti ini, ya sudah aku duluan ya.. SungJongie annyeong…”
“Annyeong, saranghae Myungsoo-yaa…” canda SungJong sambil melambaikan tangan nya pada Myungsoo. Dia tidak tau jika Myungsoo benar benar merasa senang dengan sikap nya ini.
“Myungsoo benar benar pengertian, jika aku meminta nya dari dulu pasti aku sudah mendapat kan nya, aah berteman dengan Myungsoo memang tidak ada salah nya…” gumam SungJong senang sambil menyimpan buku tadi ke dalam tas nya. Setiap kali dia bersama Myungsoo, dia seolah melupakan segala masalah yang ia punya.
SungJong sedikit menajam kam penglihatannya saat seseorang yang ia kenal sedang berdiri di depan sana. Kim Jonghyun, aura Trouble maker SungJong tiba tiba menyelimuti nya, mata nya mulai menatap tajam, dan raut wajah nya pun berubah membuat lengkungan yang menyiratkan kebencian. SungJong tiba tiba teringat dengan Taemin di saat itu, dengan tubuh yang penuh luka luka yang ia yakini sebagai perbuatan Kim Jonghyun, SungJong tidak dapat menerima itu.
Dia kemudian berjalan mendekati namja itu yang tentu saja di sambut dengan seringaian oleh nya. “Hallo Lee SungJong, sudah lama kita tidak bertemu,ku dengar kau masuk Rumah Sakit, kau sakit apa heum? Apakah kau akan segera mati?” tanya Jonghyun lembut namun tidak meninggalkan kesan kejam pada nada suara nya.
SungJong tersenyum remeh. “Seperti nya kau sangat memperhatikan aku yaa, waah sayang sekali aku tidak akan mati hanya karena sakit, dan aku tidak akan sakit sebelum aku berhasil mematahkan lehermu, kau harus ingat itu..”
“Ahh iyaa, aku sangat ingat…tapi kurasa kau pun tidak akan mampu melawan ku, kau terlihat sudah sangat lemah SungJong-ahh…” ejek nya. SungJong mengepalkan tangan nya kemudian mencengkeram kerah Jonghyun menatap nya tajam.
“Aku sudah bilang padamu, musuh mu itu aku, jika mau membunuh ku seharusnya kau langsung saja berhadapan denganku, bukan seperti pengecut malah menyakiti sahabatku…”
“Apa maksudmu hah?” Jonghyun mulai terpancing dan menarik seragam SungJong.
“Kau memukuli sahabatku hingga dia sakit dan kau masih berani menemuiku? Benar benar bukan manusia…” SungJong tersenyum remeh.
Jonghyun mengerutkan kening tak mengerti. “Apa maksudmu bocah? sahabatmu yang mana?”
“Lee Taemin tentu saja, aku sudah pernah memperingatkanmu, jika sampai kau berani melukai sahabatku, aku benar benar akan membunuhmu…” tegas SungJong sembari mengangkat tangan nya hendak memukul, namun dengan cepat Jonghyun menahan nya.
“Mwoo? Aku memukuli Lee Taemin? Apa aku sudah gila? Untuk apa aku melakukan itu hah? Aku memang akan menggunakan dia untuk membuatmu menyerah tapi aku bertemu dengan dia pun belum, dan kau menuduhku memukuli nya? Waah aku tidak terima loh…”
“Kalau bukan kau siapa lagi hah? Hanya kau musuh ku yang tersiksa dan yang terkenal dengan kelicikannya…”
Jonghyun tertawa angker. “Jadi itu mau mu hah..? kau ingin mengkhiri nya disini?”
“Baik, mari kita tentukan siapa yang lemah dan siapa yang kuat….”
“LEE SUNGJONG!!!” Taemin tampak berlari dengan cepat ke arah SungJong, dia begitu cemas melihat SungJong bersama dengan bahaya. Dia segera menarik SungJong.
“Apa yang kau lakukan hah?”
“Aku akan menghajar orang yang berani melukai mu waktu itu Taemin-ahh, dia ada di sini sekarang, aku akan menghajarnya….” tegas SungJong. Sedangkan Jonghyun menatap Taemin dengan pandangan angker nya.
“Jongie, aku kan sudah bilang bukan dia yang melakukannya, kenapa kau malah menemui nya…”
“Tidak Taemin-ahh, kau tidak usah berbohong dan takut dengan orang ini, aku akan melindungimu..”

Taemin tetap menggeleng. “Bukan dia SungJong-ahh, bukan dia kkaja…” dengan tak ingin mendengar ucapan SungJong lagi, Taemin segera menarik sahabat nya itu untuk pergi dari sana, berlama lama di dekat Kim Jonghyun benar benar membuat merinding. Melihat kebersamaan dua sahabat itu menampakkan seringai bagi Jonghyun, seperti nya dia punya cara yang terbaru untuk mengalahkan SungJong.
“Taemin-ahh, kalau bukan dia siapa lagi..?” tanya SungJong sedikit memaksa. Taemin menghentikan langkah nya dan berbalik menatap SungJong.
“Tidak mungkin Nam Woohyun kan? Dia sudah meminta maaf padaku… dan… Jang Dongwoo tidak mungkin, dia sudah ke luar kota….”
Taemin mengambil nafas panjang, seperti nya nama itu sangat berat ia sebutkan. “Orang itu….”
“Siapa….”
“Orang yang memukuli ku adalah….”
“…….”
“Kim Myungsoo…”

-TBC-

∞Our Hearts are One∞ [Special Fict SungYeol∞ SungJong]

~Tittle: ∞Our Hearts are One∞
~Author: @LJongie.
~Cast: Lee SungYeol, Lee SungJong.
~Genre: BROSHIP!
~Rate: T
~Disc: This fict Is Mine.
~Warning: typos!
Only YEOLJONG lil bit Myungsoo.
Only BROSHIP Romance lil bit BoysLove. This fict dedicated for ppl who love Seongyeol and SeongJong 😉
.
.
.
.

Mimpiku kembali datang, namun aku tak pernah merasakan mimpi yang indah.Mimpiku selalu buruk dan menakutkan. Terkadang….aku merasa gundah. Kenapa aku bertahan didunia ini jika hanya untuk dibenci? Tak ada yang mencintaiku, semua membenciku.

Perlahan ku buka ke dua mataku dan baru kusadari aku tertidur di sofa semalaman. Sekarang sudah pukul setengah 6 pagi, orang yang kutunggu belum juga pulang, hatiku mulai dilandasi kecemasan.

Dinginnya pagi seolah tak membuyarkan penantianku. Dan….tak berapa lama kemudian terdengar pintu terbuka, aku segera beranjak untuk menyambutnya.Perasaan lega menghinggapiku saat melihat sosok manis muncul dari balik pintu.
Walaupun penampilannya cukup berantakan, tapi setidaknya dia baik baik saja.

“akhirnya kau pulang juga…” sambutku sambil melepas jacketnya.Namun seperti biasa, dingin dan tidak peduli. Aku ada disini tapi bagi nya aku tidak ada. Hati ku cukup sakit. Namun sekuat tenaga kucoba tahan.

“segeralah mandi dan sarapan, nanti hyung antar ke sekolah, kebetulan hari ini hyung ke kantor nya agak siang…” kata ku lagi sambil membantu nyamelepas sepatu, namun hanya tangkisan kasar yang ku dapat.

“tidak usah!” ucapnya sambil berdiri dan pergi ke kamarnya.

“Jongie….” aku menunduk menahan sakit di hatiku akibat perlakuannyapadaku. Saat saat seperti ini…aku merasa gagal sebagai seorang hyung.
Lee SungJong satu satu nya harta ku yang paling berharga didunia ini, apapun akan kulakukan untuk membuatnya bahagia.

Apakah aku sudah menjadi hyung yang baik? Belum! Bagaimana bisa aku aku menjadihyung yang baik kalau SungJong tak pernah menganggapku, baginya aku bukan siapa siapa. Jika aku menyayanginya, dia sangat membenciku. Teramat sangat membenciku. Bagi nya aku adalah seorang pembunuh. Bagi nya aku hanyalah seseorang yang menyebabkan dia kehilangan Umma dan Appa. Aku bisa apa? Akutelah berjanji akan selalu melindungi dia, tapi akhir akhir ini aku merasa gagal, SungJong jarang tidur di rumah, pulang pagi dengan kondisi yang berantakan dan lusuh.

Aku tidak tau apa yang dia perbuat bersama kekasihnya di luar sana, yang pastiaku merasa gagal.
Namun….meskipun kelakuannya seperti itu, tapi dia tak pernah melupakan sekolahnya. Prestasi prestasi yang diraihnya cukup membanggakan walau diasekalipun tak pernah bercerita padaku. Aku sudah cukup senang mendengar dongsaengku yang menjadi siswa terpintar di sekolah nya. Yang aku tidakmengerti….dia tak pernah terlihat senang dengan semua yang di dapatnya, harus nya aku bisa mengetahui masalah yang di hadapinya…tapi SungJong terlalu membenciku, aku tidak dapat berbuat apa apa.

“makan yang banyak ya, Shin Ahjumma memasakkan semua makanan kesukaanmu…” ucapku sambil tersenyum. Bahkan saat sarapan pagi pun tak ada kehangatan yang terasa, ucapanku tak pernah dijawab olehnya, dia menatapku saja sangat jarang.

“aku butuh uang…” ucapnya tiba tiba.

“hmm? Kau bisa mengambil uang hyung kan? Kalau masih kurang nanti hyung transfer lagi…” sahutku. Aku tak pernah tidak menuruti permintaannya.Apalagi uang, mungkin semua uangku banyak sekali terpakai untuk keperluan nya yang menurutku tidak terlalu penting. Tidak apa apa, perusahaan yang aku kelola sangat maju dan sukses. Andaikan semua uang itu bisa membuat SungJong baik padaku.

“Ani! Aku butuh uang untuk ke luar negeri!”.

Aku berhenti mengunyah makanan dan segera menatapnya tak mengerti.

“kirim aku keluar negeri….aku ingin sekolah disana…!”.

“mwoo???” aku terbelalak kaget, dia bilang apa tadi? Hatiku tiba tibasesak. Namun dia terlihat santai.

“kenapa tiba tiba Jongie…? Kenapa harus keluar negeri? Kau mau meninggalkan hyung sendirian disini? Andwae!!” sekuat tenaga akumeyakinkan diriku kalau SungJong tak sungguh sungguh.

“Ting!!” dia membanting sendok nya keras. Sebentar lagi dia pasti marah.

“Aku mau sekolah disana!!!” bentaknya menatapku tajam.

“Wae? Sebentar lagi kau lulus, tak perlu pindah….dan hyung tak mau jauhdarimu!” tegasku. Tinggal satu rumah saja hubunganku dengan nya tak baik,bagaimana kalau berjauhan? Ani!

“Aku tak mau tinggal denganmu! Aku akan bahagia jika jauh darimu!!Pokoknya kirim aku ke luar negeri!!!”.

“ANI! Kau tidak akan kemana mana!!” putusku sambil berdiri danmelangkah meninggalkan meja makan. Sedetik kemudian……
“PRANG!!” entah berapa piring yang dia banting.

“LEE SUNGYEOL KAU MENYEBALKAN!! AKU BENCI KAU!!!” teriaknya kemudian disusul suara bantingan piring lagi. Aku terhenti sejenak, sakit sekali hatiku.Sampai kapan SungJong akan terus membenciku…. Tidak bisakah dia mengerti, aku tak ingin jauh darinya. Aku ingin dia tetap disini bersamaku.

Ya Tuhan…kembalikan Lee SungJong 6 tahun yang lalu. Lee SungJong yang manis dan penurut. Kenapa semua nya menjadi begini….. Umma,Appa… Aku harus bagaimana…?

*SungYeol PoV End*

.
.
.

Entah sudah berapa gelas minuman dingin yang SungJong habiskan di salah satu meja Caffe itu. Cuaca tidak terlalu panas, namun entahlah apa yang membuat namja manis itu begitu haus.

“Lama sekali sih…” gerutu nya sambil meletakkan ponselnya ke mejadengan kasar. Tingkah nya ini sedikit membuat orang disekitarnya tersenyum geli. Walaupun sedang marah namun ekspresi lucu tidak hilang dari wajahnya.

“kau bisa membuatku dipecat oleh hyung mu baby….” sebuah tangan melingkar indah di pinggangnya disertai dengan kecupan lembut dikepalanya.

“kenapa hyung lama sekali…. Menyebalkan!” omel SungJong.

“banyak sekali pekerjaan di kantor, kalau aku keluar sebelum jam makan siang, hyung mu bisa memecatku…”.

“Lee Sungyeol tidak akan memecatmu karena aku mencintaimu!” SungJong kembali cemberut. Namja tampan ber jas hitam itu segera duduk di kursi yang kosong. “huss…setidaknya panggil dia Sungyeol hyung, kau ini..”.

“Ani! Dia bukan hyung ku, aku benci dia!!”.

“SungJong!”

“Myungsoo hyung…mianhae, gara gara aku hyung harus buru burukesini…” ucap SungJong dengan manisnya. Melihat itu pun namja yang dipanggil Myungsoo tadi pun ikut tersenyum, tidak jadi meneruskan marahnya.

“Jadi, kenapa kau memanggilku kesini hmm? Kau tidak membolos kan?”.

“ani! Aku ingin bersama hyung, aku benar benar bosan, jalan yuk…”.

“tapi hari ini aku sibuk sekali baby, pekerjaanku banyak, kenapa kau tidak jalan dengan teman teman mu hmm?” Myungsoo mengusap pipi SungJong lembut.
“tapi aku mau nya hyung…” bibir nya telah manyun beberapa senti.

“uuh andai aku tidak banyak pekerjaan..”.

“malam ini aku boleh menginap apartement hyung? Aku bosan dirumah…” tanya SungJong kemudian. Myungsoo menatap SungJong penuh seringai.”tentu… Lagian aku cukup merindukanmu..” Goda Myungsoo dengan senyumnya.
“lebih baik kau ke Apartementku sekarang dan istirahat disana, tunggu akupulang hmm…”.

“baiklah, tapi jangan beritau Sungyeol, aku tidak mau diceramahin yang aneh aneh…”.

“hyung! Sungyeol hyung! Dia hyung mu!” potong Myungsoo.

“aku berangkat sekarang ya..” SungJong berdiri dan hendak melangkah,hingga kemudian Myungsoo menarik tangan SungJong kembali dan jatuh kepangkuannya. “hyuuung…”.

“mau pergi begitu saja setelah menyuruhku kemari cepat cepat hmm?”.

Tak perlu banyak waktu untuk Myungsoo menyatukan bibirnya dan bibir SungJong.Tak peduli dimana mereka sekarang, yang pasti jika sudah berdua tak ada yang dapat mengusik kemesraan mereka. Dunia hanya milik mereka berdua.
.
.
.
.

Waktu sudah menunjukkan hampir jam 8 malam, Sungyeol baru saja menyelesaikan pekerjaan kantor di ruang kerja nya.

Saat semua pekerjaannya selesai seperti ini, dia merasa kesepian. SungJong belum pulang dan Rumah sebesar itu pun menjadi sangat sunyi.

Setidaknya malam ini Sungyeol tak perlu cemas jika SungJong pulang malam karena Myungsoo memberitaunya kalau SungJong malam ini menginap di tempatnya.

“Umma….apa yang harus kulakukan…semakin hari SungJong semakinmembenciku… Umma mianhae…aku tak bisa menjaga SungJong dengan baik….mianhae..” gumam Sungyeol terus memandangi foto SungJong.

“Jongie…hyung ingin melihatmu bahagia…apakah hyung harusmenurutimu…mengirimmu sekolah ke luar negeri? SungJongie…. Sebegitu bencinya kah kau pada hyung? Jeongmal mianhae…” dengan erat di peluknya fotoitu. Sungyeol bahkan tak pernah memeluk SungJong.

Satu satu nya kesempatan Sungyeol untuk memeluk SungJong adalah saat SungJong tertidur. Itu pun hanya sebentar, sangat sebentar.
Terkadang dia rela tidak tidur hanya demi menjaga SungJong yang telah terlelap.

Namun….sebatas senyum pun tak pernah SungJong berikan untuk Sungyeol. Tak pernah ada kata kata manis dari SungJong untuk Sungyeol. Tak pernah. Tak pernah ada.
.
.
.
.

Malam yang gelap sedikit demi sedikit mulai terganti. Meskipun matahari belum benar benar muncul melaksanakan tugasnya.

Myungsoo meraba raba meja di samping nya saat terdengar getar dari ponselnya.

“hhmm….arraseo..!” gumam Myungsoo setelah membaca pesan singkat diponselnya. Kemudian dia menengok ke sampingnya yang terbaring kekasih manis nya dengan mata yang terpejam lelap.

“baby bangunlah… Kau harus pulang..! Baby…!” ucap Myungsoo mengusik tidur kekasihnya itu. SungJong tampak menggeliat malas. “hhh….Apasih hyung…aku masih mengantuk dan lelah… Lagian masih terlalu pagi..” sahut SungJong kembali merapatkan selimut pada tubuh polosnya.

“bangun! Kau harus pulang….atau mau aku makan lagi hmm..?” ancam Myungsoo sambil menyusupkan tangan nya kebalik selimut. Tentu saja SungJongsegera membuka matanya dan bangkit.

“Jahat! Aku masih sangat lelah gara gara semalam tapi hyung menyuruhku pulang….aku ingin tidur lagi…”.

“eitss… Jangan manja! Kau harus pulang dan siap siap ke sekolah,ingat sebentar lagi kau ujian kelulusan, Jangan manja!” ucap Myungsoo disambut dengan bibir manyun SungJong.

Tak mau berlama lama lagi SungJong segera beranjak dari tempat tidur dengan susah payah dan memunguti pakaiannya yang bertebaran di lantai lalu memakainya dengan segera.

“yah yah yah… Sebenar nya aku lebih suka melihatmu tanpa pakaianitu……” Goda Myungsoo.

“terserah, aku pulang dulu, aah sakit sekali… Dasar Myungsoo hyung terlalu bersemangat…” gerutu SungJong sambil berjalan keluar dari sana.Sementara Myungsoo hanya tersenyum geli melihat tingkah kekasihnya yang selalu membuat hari hari nya menyenangkan itu.

Karena hari ini dia harus menggantikan Sungyeol dikantor jadi dia harus segera bangun dan bersiap.

“haishhh…” sedikit mengeluh pelan dia saat mendapati bahu nyaterasa perih akibat gigitan SungJong semalam. Myungsoo tak mau ambil pusing,dia segera masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
.
.
.

Semua sarapan telah tersedia di meja, semua nya tentu makanan kesukaan SungJong semua, dan SungJong pun saat ini telah menikmati sarapannya dengan telah berpakaian seragam sekolah yang lengkap. Terlihat damai sekali dia.

“SungJongie……. Ini apa?” Sungyeol muncul dengan membawa kertas ditangannya. SungJong hanya melirik sekilas.
“kau tidak bisa membaca?”.

“maksud hyung kenapa kau tidak memberikan pada hyung? Ini kan surat pemanggilan pada wali siswa untuk menghadiri penyerahan penghargaan siswa berprestasi..?” Sungyeol menatap SungJong dengan penuh tanda tanya.

“wae? Memang nya aku punya Appa atau Umma yang akan menghadiri acara itu?Tidak ada kan? Ya sudah tidak usah heboh..!” sahut SungJong ketus tanpa menatap Sungyeol sekalipun.

Sungyeol segera duduk. “tapi kau masih punya hyung, hyung bisa menghadiri acara ini sebagai wali mu, kau anak yang pintar Jongie, biarkan hyung menghadiri acara ini yaa…” ucap Sungyeol terseyum. SungJong terdiam sejenak, tatapannya sangat dingin dan acuh.

“semua itu tidak ada guna nya!! Percuma aku menjadi anak yang pintar dan berprestasi tapi tidak ada Umma dan Appa yang bangga padaku, semua nya percuma!!! Aku ingin seperti teman temanku, mereka menerima penghargaan dengan orang tua di samping mereka dan mereka bangga melihat anaknya berprestasi,sedangkan aku?? Tidak ada yang bangga dengan apa yang aku lakukan, tidak ada Umma dan Appa saat aku mendapatkan penghargaan seperti itu, TIDAK ADA!!! SEMUANYA PERCUMA!!!” teriak SungJong sambil membanting sendok nya dan berdiri.

“Jongie….. Kau masih punya hyung! Hyung bangga padamu, sangat bangga!Kau hebat, kau yang terbaik, hyung sayang padamu! Walaupun kau sudah tidak punya Umma dan Appa tapi kau masih punya hyung!” mati matian Sungyeol menjelaskan pada SungJong. Dicoba merengkuh bahu SungJong lembut. SungJong mengangkat kepala nya dan menatap sungyeol penuh kebencian.

“semua ini gara gara kau!! GARA GARA KAU LEE SUNGYEOL!!! KAU MEMBUATKUKEHILANGAN UMMA DAN APPA!!! AKU BENCI KAU!!!” di hentakkannya tangan Sungyeol kasar.

Sakit. Itu itulah hati Sungyeol saat ini. Air mata nya setitik mulai menetes.”mianhae… SungJongie….”.

“Apakah maaf mu bisa mengembalikan mereka?? TIDAK KAN?? Aku benar benar benci kamu!! Kenapa aku harus punya hyung sepertimu??? ANI!! KAU BUKAN HYUNGKU!! HYUNG KU BUKAN SEORANG PEMBUNUH!!” setiap bentakan yang keluar dari mulut SungJong merupakan satu cambukan luar biasa untuk hati Sungyeol.

”Lee SungJong…. Hyung minta maaf… Tolong jangan perlakukan hyung sepertiini… Hyung sayang padamu, kau segala nya untuh hyung, percayalah…”Sungyeol menunduk, tanpa sadar dirinya terjatuh terduduk di kursi menahan agar air mata nya tak semakin jatuh.

“HENTIKAN!! Jangan pura pura sedih di hadapanku!! Dasar pembunuh!! Akubenar benar muak padamu!! Aku akan bahagia jika tanpa mu! Kalau kau tidak mau mengirimku sekolah ke luar negeri, tidak apa apa, biar aku pergi dari sini,jadi gelandangan mungkin lebih baik dari pada disini!!!” lanjut SungJongmasih penuh dengan emosi, kemudian dia berbalik hendak pergi dari tempat itu.

“Lee SungJong andwae!!!!” teriak Sungyeol sambil bangkit dan berhambur memeluk SungJong dari belakang dengan erat.
“jangan lakukan itu…. Jangan pergi….hyung tak punya siapa siapa lagi selain kamu… Jebal jangan pergi…. Mianhae… Jeongmal mianhae…”.

“LEPASKAN!! Jangan sentuh aku!! Aku bilang lepaskan!!!!” dengan sekuat tenaga SungJong mendorong Sungyeol dari pelukannya, sangat kasar.
“bruukkk!! Awww!” punggung Sungyeol terhempas membentur kursi. Pastisakit sekali.

“hyuung….” Tanpa sadar ucapan itu keluar dari mulut SungJong sesaat setelah Sungyeol terjatuh akibat ulahnya. Wajahnya terlihat cemas dan menyesal.

“SungJongie….hyung mohon….”

“aah sudahlah…. AKU BENCI KAU LEE SUNGYEOL!!” teriak SungJong sekali lagi sambil berlari menjauh dari sana, dia menutup mulutnya rapat rapatdengan tangan, air mata nya tumpah, dia menangis!

Dengan sekuat tenaga dia berlari dan terus berlari hingga keluar dari rumah.
Hati kecil nya sebenarnya menentang perbuatan nya ini, namun perasaan kecewanya pada Sungyeol telah menguasai dan mengendalikan hati nya yang sangat sensitif itu. SungJong merasa benar benar menjadi anak yang tak berguna.
.
.
.

Dan…dua hari pun berlalu, SungJong sekalipun tak pulang ke rumah. Dia awalnya berencana benar benar ingin pergi tanpa tujuan. Namun sang kekasih masih bisa sedikit mengubah pikiran SungJong. Saat ini SungJong tinggal di apartement Myungsoo. Tak banyak yang dia lakukan selain murung dan diam. Dia merasapertengkarannya kali ini sangat melukai hatinya. Entahlah, SungJong tidak tau apa sebabnya. Padahal hari hari sebelum nya dia malah lebih kasar pada hyungnya.

“Afternoon baby..! Bangunlah, ada yang ingin bertemu denganmu…”Myungsoo menyentuh bahu SungJong pelan.

“aku tidak mau bertemu Lee Sungyeol..”

“Ya! Lihat dulu siapa yang datang..!”

Mau tak mau SungJong segera bangun dari tempat tidur. Sangat malas sebenarnya untuk bergerak hari ini.

“Kim Ahjumma…?” ucap sungJong tak percaya. “benarkah apa yangku lihat?”.

Seorang wanita paruh baya tersebut tersenyum pada SungJong.
“SungJong apa kabar? Baik baik saja kan?”.

“Ahjummaaa…. Bogoshipoo!!” SungJong segera berhambur memeluk wanita itu erat. Perasaan nya berubah cerah kembali.

“kau sudah besar ya, kelas berapa kamu sekarang hmm?” tanya Mrs Kim menepuk nepuk punggung SungJong pelan.

“3 SHS, sebentar lagi lulus! Ahjummaa.. Lama sekali tidak bertemu..”.

Mrs Kim tersenyum dan mengajak SungJong untuk duduk. “kau baik baik sajakan? Pasti berat untuk mu harus hidup berdua dengan hyung mu saja! Mianhae….Aku baru kembali sekarang dear…”.

SungJong mengangguk. Tak banyak yang dia dapat katakan. Padahal dia sangat merindukan ahjumma nya itu…”

“oh yaa, bagaimana kabar Sungyeol? Dia pasti menjaga dan merawat mu dengan baik, kudengar kau sering mendapatkan penghargaan prestasi, daebak!”.

SungJong kembali terdiam. Perselisihannya dengan Sungyeol memang tak ada yang tau kecuali Myungsoo, dia malas jika harus membahas Sungyeol sekarang.

“hyung mu itu orang yang hebat, dia penyelamat hidupmu..”

SungJong tersenyum sinis. “Sungyeol penyelamatku? Lucu sekali!”batinnya.

“aku jadi ingat saat Sungyeol mempertaruhkan diri nya untuk menyelamatkanmu…!”ucap Mrs Kim kemudian, Seketika SungJong menatapnya tak mengerti.”Mwo?”.

“mungkin sudah saat nya kau tau, baiklah aku akan cerita..” Mrs Kimmenarik nafas sejenak kemudian menatap SungJong. “kau bisa seperti inikarena Sungyeol, Sungyeol menyelamatkan hidupmu dengan pengorbanan yang begitu besar..”

“apa maksud ahjumma?” SungJong lama lama curiga.

“kecelakaan mobil itu yang membuat orang tua mu meninggal…harus nya saat itu…kau yang meninggal..”.

“mwo??”.

“keadaan mu saat itu sangat parah, mustahil mengeluarkan mu dari dalam mobil yang terbalik dan menabrak tebing itu, tapi Sungyeol….dia tidak peduli dengan teriakan warga yang menyuruhnya membiarkan mu di dalam mobil itu karena mobil akan meledak, Sungyeol bilang jika kau tidak dapat di keluarkan dari mobil itu….dia akan menemani mu disana, memilih mati bersama mu…. Karena keajaiban Tuhan yang luar biasa dan kekuatan cinta Sungyeol yang tulus padamu….dia berhasil menarik tubuhmu keluar dari mobik sedetik sebelum mobilnya meledak, pernahkah kau melihat ada luka di bahu sebelah kanan nya?Luka itu di dapat karena melindungimu dari ledakan kaca mobil yang berterbangan…”.

SungJong tersentak, hatinya tiba tiba terasa sangat sakit seperti ditusuk dengan pisau yang teramat tajam, tubuhnya bergetar.

“pengorbanannya tak cukup sampai disitu, kau mengalami luka yang sangat parah dan membutuhkan banyak sekali darah. Sungyeol….dengan sangat rela memberikan darahnya untukmu hingga dia sendiri pun jatuh sakit karena sakit banyak nya darah nya yang di berikan padamu…. Kau koma selama seminggu.Selama itu pun Sungyeol selalu menemani dan menjaga mu, saat kau membuka mata…tidak ada satu pun yang dapat menggantikan kebahagiannya saat itu..! LeeSungJong….kau adalah orang yang paling beruntung di dunia ini, kau pasti sangat bahagia mempunyai seorang Lee Sungyeol dalam hidupmu…” Mrs Kim menepuk nepuk bahu SungJong sambil tersenyum.

“Lee….Sungyeol melakukan….itu?” tanya SungJong bergetar. Kini dada nya benar benar sesak dan sakit. Terputar jelas perlakuannya selama inipada Sungyeol. Sungyeol tulus menyayanginya tapi balasannya adalah SungJongsangat membencinya. SungJong tak pernah mendengar nasehatnya, tak pernahberterima kasih padanya, tak pernah tersenyum padanya….dan bahkan….memanggil Lee Sungyeol hyung tidak pernah.
“hiks…” sebuah cairan bening mengalir dari mata indah SungJong.Hati nya dihinggapi perasaan ka”SungJong-ahh…. Gwanchanha?” tegur Mrs Kim. SungJong tak menjawab, dia mengigit bibirnya kuat kuat dan segera berdiri. Dan tanpa banyak bicara lagi SungJong berlari sambil menangis keluardari Appartement Myungsoo. “Yaa!! Lee SungJong!!!”.
.
.

SungJong terus berlari menyusuri jalanan dan kerumunan orang. Air mata nya tak berhenti mengalir, dalam pikirannya sekarang dia hanya ingin pulang, memeluk Sungyeol dan minta maaf padanya. Dia terus teringat kata kata kasar yang sering dia lontarkan pada Sungyeol, bagaimana jika Sungyeol lelah pada nya dan memutuskan untuk pergi sebelum SungJong sempat minta maaf padanya? SungJong sungguh tak berhenti mengutuk betapa bodoh dia selama ini.

“BRAAAAK!!!!” dibuka nya lebar lebar pintu rumahnya yang indah itu,tepat di depan pintu dia bertemu dengan Sungyeol yang nampak kaget dengan kehadiran SungJong.

“Jongie…. Akhirnya kau pulang juga…” ucap Sungyeol terlihat senang. SungJong membatu melihat hyung nya yang selalu bersikap lembut padanya.

“hyung sudah putuskan, kalau kau bahagia tanpa hyung…baiklah hyung akanpergi dari sini agar kau tak perlu pindah ke Luar negeri, mianhae jika selama ini hyung selalu mengecewakan mu! Hyung pergi yaa… Jaga dirimu baik baik…Saranghae!” ucap Sungyeol tersenyum lembut pada SungJong. Rupanya dia sudah menyiapkan semua perlengkapannya di koper besar itu.

“bruuk….” SungJong terjatuh bersimpuh di hadapan Sungyeol. Air matanya mengalir deras. “Jeongmal mianhae…..hiks….hiks…”.

“Jongie kau kenapa?” Sungyeol sangat kaget melihat dongsaeng nya yangtiba tiba menangis sambil memeluk kaki nya. Kejadian yang bahkan tak pernah terfikirkan oleh Sungyeol. “Yaa! Kau kenapa? Cerita pada hyung! Kau baikbaik saja kan….?” Sungyeol merengkuh bahu SungJong dan ikut terduduk menenangkan dongsaeng nya yang terisak keras itu. Baru kali ini Sungyeol melihat SungJong menangis seperti ini.

“hyung…. Sungyeol hyung….hiks hiks…”

Sungyeol kaget. “mwo? S-Sungyeol hyung…? Jongie..kau memanggilku hyung…?” Sungyeol masih tak percaya dengan pendengarannya. Diusapnya airmata SungJong perlahan.

“hiks….mianhae… Aku bersalah…hyung aku menyesal…tolong maafkanaku…aku benar benar anak yang tidak tau terima kasih….hiks…hukum aku hyung…perlakukan aku seperti aku memperlakukan hyung dulu…hiks hiks..a-aku pantas mendapatkannya…aku orang jahat..” isak SungJong semakin keras.

“Jongie…”.

“hyung menyelamatkan hidupku tapi aku makah membenci hyung….hiks hiks..Manusia macam apa aku ini…hiks hiks…hyung jeongmal mianhae…mianhae…mianhae…”

“Jongie…dengar…!” Sungyeol menangkupkan kedua pipi SungJong dan menatapnya. “Tak ada yang perlu dimaafkan….hyung tak pernah sedikitpunmarah padamu…..”.

“tidak mungkin….hyung pasti membenciku….hiks hiks…”

“ani baby….sudahlah… Kita lupakan semua ya, hyung senang kau sudah tidak membenci hyung lagi, hyung sangat bahagia…” ucap Sungyeol sambil menarik SungJong ke pelukannya.

“kenapa….kenapa hyung baik sekali…harusnya hyung marah padaku….hikshiks….kenapa hyung……”.

“karena Lee SungJong adalah harta Lee Sungyeol yang paling berharga didunia ini…” jawab Sungyeol singkat.

“hyuuung…” SungJong semakin sesak, betapa bodohnya dia selama initelah membenci Sungyeol. Hari ini…hati nya benar benar terbuka untuk melihatbetapa tulusnya Sunyeol selama ini. Harus dengan apa SungJong menebus kesalahan nya yang begitu besar dan keterlaluan.
.
.
.

*Sungyeol PoV*

Baru kali ini aku merasakan mimpi yang indah, sangat indah… Apakah…. Tuhantelah mengembalikan kebahagiaanku?

Aku sedikit terusik dengan sesuatu yang membuyarkan mimpiku. Mataku mulai terbuka dan mendapati sebuah tangan melingkar indah dipinggangku. Aku segera membalikkan badan. Astagaa… SungJongie…..dia memelukku..? Ini bukanmimpi….untuk yang pertama kali nya…..dia memelukku.

“m-mian….m-mianhae….” igau nya dengan mata terlelap, dapat kulihat di sekitar pipi nya membekas air mata yang mengering. Apakah dia benar benar menyesal…? Bagaiman kalau dia terus terusan merasa bersalah padaku?Ani! Dia tidak perlu seperti itu.

“gwanchanha baby…hyung tak marah padamu! Hyung senang akhirnya kau kembali menjadi Lee SungJong yang dulu…” ucapku sambil mengecup keningnya lembut. Kupandang sekali lagi wajahnya, terlihat sangat berbeda dengan SungJong yang angkuh dan kasar selama ini.
“hyung sangat bahagia….hyung janji akan selalu menjagamu..!” aku mendekapnya erat. Aku berkata jujur, aku tak pernah marah dengan perbuatannyapadaku selama ini, ucapannya yang terkadang sangat melukai hatiku tapi itutidak membuatku membencinya.

Sudahlah….masa lalu biarlah menjadi kenangan, yang pasti aku bahagia…. Lee SungJong ku telah kembali, dia tidak membenciku lagi, itu semua sudah cukup.
.
.

Segar sekali sehabis mandi, pagiini semua beban ku terasa hilang semua. Jika begini…aku akan dengan tenang menyelesaikan urusan kantor.
Tapi…dimana SungJong? Saat aku bangun tadi dia sudah tidak ada disampingku.Mungkin di siap siap berangkat sekolah.

“PRANG!!! Astagaaa apa itu? Aku terkejut mendengar sesuatu yang pecah.Buru buru aku keluar dari kamar dan berlari menuruni tangga.

“SungJongie….ada apa? Kau tidak apa apa?” tegurku sedikit cemas melihat SungJong yang berjongkok di tangga menghadap beberapa pecahan gelas yang berserakan. Aku segera menghampiri nya.
“gwanchanha?”.

“hyung mianhae… Aku tadi membuatkan susu hangat untuk hyung…tapi saat aku membawanya malah terjatuh dan pecah begini..” jelasnya sambil menatap pecahan gelas itu. “aku bersihkan dulu yaa…” SungJong merunduk dan memunguti pecahan itu dengan tangan kosong nya.

“astagaaa Jongie, tangan mu bisaterluka, sudah biarkan Shin Ahjumma yang membereskannya…”

“ani, ini ulahku, aku harus membereskannya sendiri, aku tidak maumerepotkan orang lain…” sahut nya sambil terus memungut semua pecahanitu, bahkan dapat kulihat tangannya tergores dan berdarah, namun dia tidakmempedulikannya. SungJong benar benar telah berubah. Dada ku sesak oleh perasaan bahagia.

“hyung….kita sarapan bersama ya!” ucapnya kemudian sambil membuang pecahan gelas tadi ke tempat sampah. Aku tersenyum dan mengangguk.”tentu…hyung bahkan ingin menyuapimu…”.

“benarkah….hyung sebenarnya aku yang memasak sarapan ini, maaf kalau tidak enak, aku hanya ingin membuat sesuatu untuk hyung…tapi aku selalu gagal, aku tidak berguna ya…” SungJong menunduk dalam.
Aku jadi tak tega melihatnya. “waah Lee SungJong hebat… Kau memasaksemua ini..? Hebat! Hyung bahkan membuat nasi goreng saja tidak bisa hihihi…” ucapku sambil mencicipi sesendok sup daging kesukaanku. Hmm nikmat. SungJong anak cerdas, bahkan sup buatannya ini sangat lezat dia pasti sudah susah payah membuat semua ini untukku.

“hyuung….” kurasakan tangannya melingkari pinggangku dan memelukkudari belakang dengan erat.
“waeyo hmm?” tanyaku lembut sambil mengusap usap tangannya yang berada di pinggangku.

“hyung akan pergi ke kantor yaa..?”

“tentu, kenapa? Kau menginginkan sesuatu..?”.

“sebenarnya aku takut mengganggu pekerjaan hyung….tapi aku sangat ingin hari ini….bersama hyung….aku merasa kita sangat jauh…aku ingin menghabiskan hari ini dengan Sungyeol hyung saja….” ungkap nya jujur.Aku membalikkan tubuhku dan menatapnya tak percaya bercampur terharu. SungJong benar benar berubah drastis. Aku bahagia sekali.

“Jongie…kau serius? Hyung tak percaya ini, dongsaeng hyung sangat manis seperti ini. Tentu baby! Hyung tidak akan masuk ke kantor hari ini…kita akanmenghabiskan waktu berdua…. Astagaaa…Lee SungJong dongsaeng hyung yang hebat….hyung sayang padamu…”.

“tapi…..pekerjaan hyung di kantor bagaimana? Aku tak mau menjadi penghalang lagi..”

“bukankah ada kekasihmu hmm? Kim Myungsoo akan menggantikan hyung hariini…..” aku mengelus lembut kepala SungJong. “kita jalan jalan ataumau kemana? Hmm…hari ini pasti akan menyenangkan…”.

SungJong terdiam sejenak. Kemudian menatapku yang masih setia menunggu jawabannya. “nanti siang…..maukah hyung menghadiri acara penerimaanpenghargaan siswa berprestasi di sekolahku….aku ingin hyung menjadi waliku….”.

Aku terkejut dan menatapnya tak percaya, perasaan sesak karena bahagia memenuh irelung hatiku, ini bukan mimpi.

“hyung tidak mau ya….. Ya sudah…” SungJong menunduk dalam. Aku tersenyum melihatnya, lucu sekali, dia sangat polos dan manis. Baru kali ini aku melihat sisi dari diri nya yang seperti itu, ternyata aslinya SungJong seperti ini. Aku berani jamin, saat dia membenciku dulu dia pasti hanya menunjukkan sisi manis dan polosnya itu pada Myungsoo saja.

“tentu saja hyung akan datang…hyung akan bangga sekali mempunyai dongsaeng sepertimu…aah teman teman hyung pasti iri pada hyung…!”ucapku sambil duduk. SungJong tersenyum….tersenyum padaku untuk yang pertamakali nya. Thanks God.
“ayo makan…kemarilah, hyung ingin menyuapi mu…” aku menariktangan SungJong dan membimbingnya untuk duduk dipangkuanku. Mulai menyuapinya.Mungkin aku memperlakukannya seperti anak kecil. Namun….hal ini tak pernah aku lakukan saat SungJong masih kecil karena dia sangat membenciku, ini adalah pertama kali nya aku menyuapinya.

“ternyata lebih mengasikkan di suapi Sungyeol hyung daripada Myungsoo hyung….hihihi…” celetuknya.

“benarkah? Myungsoo sering menyuapimu ya?”.

“sering….biasa nya aku duduk dipangkuannya dan dia menyuapiku….tapi hanya malam hari, huuh dia sibuk di kantor kalau siang…”.

“rupanya kau sangat mencintainya ya….” aku mencubit hidung nya pelan. Aku sedikit iri dengan Myungsoo yang selama ini sangat mengetahui perasaan hati SungJong. SungJong juga lebih banyak menghabiskan waktu nya dengan Myungsoo.

“hyung…”

“ne…?”

“benarkah hyung tak marah padaku?” tanya nya dengan nada lirih dan memainkan kerah bajuku.

Aigoo… SungJong sangat kekanakan. Betapa manis nya dongsaengku ini.

“harusnya hyung yang tanya, apa kau masih membenci hyung?”.

SungJong menggeleng kuat. “Tidak ada alasan untuk membenci hyung, aku bodoh jika membenci hyung…” ucapnya membuatku tersenyum.

Kemudian dia menghadapku. “hyung….apa yang harus aku lakukan untuk menebus semua kesalahanku…?”

“sudahlah Jongie, hyung sama sekali tidak marah padamu…”.

“ani hyung! Aku akan terus merasa bersalah, aku ingin melakukan sesuatu untuk hyung…!” ucap SungJong lagi. Aku menatapnya lekat, dia sangattulus, aku tidak mungkin memupuskan niat tulus nya ini.

“Jongie….kau satu satu nya yang hyung miliki di dunia ini, kau sangat berharga, jika kau menyayangi hyung, kau hanya perlu menjadi anak yang baik,dan pertahanlah prestasi mu, sungguh….kau mau memanggilku hyung, kau mau tersenyum pada hyung itu sudah membuat hyung bahagia, hyung beruntung memilikimu, hati kita satu, jika kau sakit, hyung juga akan merasa sakit,berjanjilah kau tak akan meninggalkan hyung seperti Umma dan Appa yang meninggalkan kita…hanya itu…”.

“hyung….” SungJong meraih tanganku dan menggenggamnya.”Gomawoo, aku tidak akan mengecewakan hyung aku berjanji… Aku juga sangat menyayangi hyung..”.

Aku tersenyum dan menariknya ke pelukanku dan memeluknya dengan erat. Aku bahagia sekali, Thanks God. Setelah sekian lama akhirnya. SungJong kembali baik padaku, aku janji akan menjaga nya dengan baik. Aku berjanji.

“hyung saranghae…” bisiknya mempererat pelukannya.

“nado saranghae..baby!!”

Aku sangat bahagia, aku memeluknya semakin erat. Lee SungJong…hyung janji akan selalu menjaga mu sampai kapan pun. Karena Lee SungJong adalah permata Lee Sungyeol yang paling berharga di dunia ini.
Saranghae….

-END-

c: